"Kok gua ga suka ya sama dia.", ucapan LJ berhasil menarik perhatian CL yang sedari tadi diam. Ah sepertinya anak itu merasakan hal yang sama seperti CL.
"Lah kenapa?", tanya Alex yang sedikit terheran.
"Ya ga tau, tapi gua cuma ga suka aja. Kaya ada hal ga baik.", tepat sekali, LJ ternyata merasakan dan berpikiran hal yang sama dengan CL.
"Huh?"
"Iya, gua ga seratus persen yakin kehadiran dia, dan gua ga bisa seratus persen percaya ke dia kayak bokap CL percaya sama tuh orang."
"Maksudnya, kehadiran dia tuh...?", LJ pun mengangguk.
"Yeah, lo tau itu."
CL sedari tadi hanya memerhatikan kedua anak yang sedang berbicara didepannya. Apa yang dikatakan LJ benar benar sama dengan apa yang dipikirkan CL saat ini. Walaupun memang benar, tapi mereka tidak bisa asal menuduh Mr. Jason, karena mereka hanya mengikuti perasaan saja.
"Gua mau ke toilet dulu.", CL meninggalkan ruangan dan kedua sahabat nya yang ada disana.
Selama diperjalanan menuju toilet saja dia masih bertengkar dengan pikirannya. Tatapan matanya seperti elang yang sedang mengincar mangsanya meskipun tatapan itu kosong, alisnya menukik tajam, dan dahinya yang dipenuhi kerutan.
Tinggal sedikit lagi CL sampai pada tujuannya, dia melihat sahabat ayahnya atau Mr. Jason, sedang berbicara dengan seseorang melalui sebuah panggilan. Tidak tahu apa yang dipikirkan CL, tapi sekarang anak itu malah bersembunyi dibalik tembok yang dekat dengan posisi Mr. Jason.
"Tenang saja, semua akan berjalan sesuai rencana.", satu ucapan yang keluar dari mulut Mr. Jason berhasil membuat CL kembali berpikir. Rencana?
Masa bodoh dengan hasrat ingin membuang air, CL malah semakin mendengarkan dengan baik apa kalimat yang akan diucapkan Mr. Jason selanjutnya.
"Aku sendiri yang akan menghabisi mereka satu persatu.", CL terkejut dengan sepenggal kalimat tersebut. 'Mereka' siapa yang dimaksud Mr. Jason?
Mr. Jason menutup panggilan tersebut. CL langsung berjalan mundur sambil jongkok, dan berdiri ketika sudah lumayan jauh dari posisi bersembunyi. CL kembali melanjutkan perjalanan nya yang tertunda. Dia berpapasan dengan Mr. Jason, dan Mr. Jason langsung memberikan hormat dengan sedikit membungkukkan badannya. CL pu melakukan hal yang sama agar tidak terlihat mencurigakan.
CL masih memikirkan perkataan Mr. Jason tadi, tapi lama kelamaan dia mulai menyerah dengan pikirannya. Mungkin yang dimaksud Mr. Jason tadi adalah pesaing dia yang lainnya. Hmm bisa jadi.
Merasa lega karena cairan yang sedari tadi ia tahan sekarang telah ia keluarkan. Dia kembali ke ruangannya dan melihat kedua sahabatnya masih disana sambil bermain ponsel nya masing-masing.
"Mulai sekolah kapan?", tanya Alex tanpa mengalihkan pandangannya dari layar handphone.
" Lo nanya ke siapa?", tanya balik CL yang merasa dirinya lah yang ditanya.
"Sesepuh kayaknya."
"Oh.", CL kembali acuh dan mengarahkan kepalanya ke atas sambil menutup mata.
"Ya ke lo lah anak dedemit!", ucap Alex sedikit mengejek. Mendengar itu, CL langsung menajamkan matanya dan menatap Alex yang kini sudah menatap balik. Tidak ingin bertengkar, CL hanya menghembuskan napasnya kasar.
"Sebenarnya bisa aja bulan ini, tapi tanggung lah. Jadi, bulan depan aja.", puas dengan jawaban CL, Alex kembali menatap layar ponsel nya setelah menganggukkan kepala.
Kembali sibuk dengan urusan masing-masing. CL yang sedang duduk santai di kursi nya sambil memejamkan mata. Alex dan LJ yang sibuk bermain ponsel, entah apa yang membuat mereka sibuk dengan benda pipih yang sedang dipegangnya.
Jam menunjukkan sudah pukul sebelas yang menandakan waktu makan siang. Ketiga anak itu masih tidak ingin dari posisinya masing-masing. Tidak masalah mereka akan makan siang telat atau tidak makan siang pada waktunya, mereka masih bisa melakukannya setelah waktu habis.
"Hoam... gua mau tidur ah.", LJ kini merentangkan kedua tangannya lalu membaringkan tubuhnya di sofa.
"Sama, gua juga ngantuk.", Alex menyusul sepupunya berbaring.
CL juga merasa ngantuk, tapi tidak enak jika tidur diatas kursi. Pasti badannya akan terasa sakit nantinya. Akhirnya CL memutuskan untuk pergi ke ruangan LJ dan tidur di sofa ruangan tersebut.
Drrt drrt
Handphone milik CL bergetar di kantungnya.
"Sialan, usaha tau ngantuk!", omelnya sambil mengambil benda pipih tersebut di kantung celananya. Tertera tulisan 'Papa' disana. Dengan segera CL mengangkat panggilan tersebut.
"Halo?"
"Lee, kau dimana?"
"Di ruangan, kenapa?"
"Kau tidak makan siang?"
"Tidak, aku mengantuk."
"Baiklah, tapi nanti makan siang walaupun sedikit."
"Hmm.", CL langsung memutus panggilan tersebut dan meletakan handphone nya di meja lalu kembali tidur.
Ketiga anak itu tertidur pulas sampai menghabiskan waktu tiga jam, dan melupakan makan siang mereka tentunya. Untung saja tidak ada tugas apapun, jadi setidaknya mereka tidak kena omel Mr. Graham, lagi.
CL terbangun terlebih dahulu dan sadar bahwa dia tidak berada di ruangannya. Dia pergi ke ruangannya dan melihat masih ada Alex dan LJ yang masih tertidur pulas. Rasa kantuk masih menyerangnya, jadi dia membangunkan Alex agar anak itu pindah ke ruangannya dan dia tidur disana.
"Alex pindah woi, gua mau tidur ah!", CL menyenggol tubuh Alex dengan dengkulnya. Alex pun terbangun dan pindah ke kursi CL untuk melanjutkan tidurnya.
Ketika ingin tidur kembali, ketukan pintu terdengar di indra pendengaran kedua anak yang masih sedikit tersadar.
"Come in!", orang yang mengetuk pintu adalah Mr. Graham. Mr. Graham masuk dan untuk kedua kalinya dia melihat ketiga anak itu sedang di alam mimpinya.
"Lee, udah papa bilang makan siang dulu.", ujar Mr. Graham yang sedikit khawatir karena anaknya tidak mengisi perutnya.
"Lee?", Mr. Graham menghampiri anaknya dan menggoyangkan tubuh CL.
"Lee bangun, makan siang terlebih dahulu!"
"Eung.. aku masih ngantuk ah!", ucap CL yang sekarang menyampingkan tubuhnya menghadap sandaran sofa.
"Lee, kau akan sakit."
"Tapi aku masih ngantuk pa."
"Yasudah kau makan siang terlebih dahulu, abis itu kau boleh pulang dan tidur di rumah."
"Enggak mau, tinggal dua jam lagi aku pulang kok."
"Tapi setidaknya kau mengisi perut mu terlebih dahulu, Lee."
"Nanti di rumah aja lah."
"Yasudah kalau kau maunya begitu, nanti sampai rumah jangan lupa makan!", CL menganggukkan kepala meski matanya masih tertutup rapat akibat mengantuk. Seingatnya, dia tidak tidur larut malam semalam.
Mr. Graham meninggalkan ruangan itu dan membiarkan putri serta sahabat nya melanjutkan tidur mereka. Tidak jarang CL seperti ini, karena anak perempuan itu suka tidur larut malam karena mengerjakan tugas tugas nya yang belum selesai. Sesekali Mr. Graham tidak tega melihat putrinya merasa terbebani seperti ini, tapi sudah keputusan CL untuk menanggung semua beban yang akan dihadapinya.