Chereads / FIREARMS ARMY UNITY / Chapter 22 - Again

Chapter 22 - Again

"Gini. Jadi, tadi sebenernya gua mau beli makanan disini juga, tapi tadi ada anak kecil yang mau ketabrak. Otomatis gua lari lah buat nyelamatin anak itu. Trus pas gua sampe ke pinggir, itu gua jatoh dengan posisi gua yang dibawah. Alhasil badan gua kebentur tanah."

Alex dan LJ refleks membulatkan mata dan menatap CL dengan keterkejutan mereka.

"Serius lo?", tanya LJ.

"Bercanda. Ya serius lah, lo tanya aja sama orang orang disini. Mereka yang bantuin gua jalan tadi."

"Woah gila, keren lo!", ucapan Alex yang membuat LJ menatap datar ke arahnya.

"Trus lo ga apa-apa?", Lj kembali bertanya.

"Iya ga apa-apa. Paling cuma sakit di bagian belakang aja."

"Syukur deh. Dan bener kata Alex, lo keren bisa nyelamatin satu nyawa."

"Ya enggak juga sih. Gua Cuma mau terimakasih ke Tuhan karena atas izin-Nya, gua bisa nyelamatin anak itu. Jadi, singkatnya, bukan gua yang hebat.", Alex dan LJ mengangguk, menyetujui perkataan CL.

Tak lama kemudian, chef yang memasak makanan mereka datang dengan membawa semua pesanan ketiga anak itu. Mereka membayar makanan tersebut dan pergi dari sana.

CL merasa ada yang aneh dari pesanannya. Dia melihat satu box makanan yang berukuran lumayan besar didalam salah satu kantung makanan yang tadi ia pesan. CL langsung berhenti dan mengeceknya. Benar saja dugaannya, ada satu box makanan berukuran lumayan besar itu.

"Perasaan gua ga mesen deh.", gumam CL. Alex dan LJ juga ikut berhenti dan menatap CL.

"Kenapa?"

"Bentar.", CL berbalik menuju food truck tadi.

"Permisi pak.", ucap CL dengan sopan kepada chef yang sedang memasak pesanan orang lain.

"Ya?"

"Maaf pak. Seingat saya, saya tidak memesan ini.", CL menunjukkan box makanan yang ia curigai.

"Ah iya, kamu memang tidak memesannya. Tapi saya memberikan itu untuk kamu sebagai ucapan terimakasih atas keberanian kamu tadi.", CL bungkam dan menatap box makanan tersebut.

"Loh pak, tapi kan-"

"Sudah terima saja. Saya bangga dengan keberanian kamu. Dari sekian banyak orang yang menyaksikan kejadian itu, hanya kamu yang dengan beraninya langsung lari dan menyelamatkan anak kecil tadi."

Sungguh CL tidak bisa berkata apapun saat itu juga. Dia benar benar tidak mengerti dengan suasana ini. Dia tidak mengharapkan imbalan apapun sungguh. Dia hanya merasa bahwa itu adalah tugasnya. Tapi kemudian dia teringat, mungkin ini adalah hadiah dari Tuhan.

CL mengadahkan kepalanya yang tadi sempat tertunduk. Dia menatap chef itu dengan senyuman.

"Kalau begitu, terimakasih pak."

"Tidak perlu berterimakasih, justru seharusnya kami yang berterimakasih.", ucap chef itu dengan senyuman. "Tidak salah jika FAU memilih kamu sebagai panglima besar mereka."

"Terimakasih pak. Kalau begitu, saya pamit ya pak.", CL membungkukkan badan dan pergi dari sana.

CL kembali menghampiri kedua sahabatnya dengan senyuman yang tercetak jelas di wajah cantiknya. LJ dan Alex yang sedari tadi juga mendengar percakapan antara chef dan CL pun ikut tersenyum. Mereka juga merasa bangga mempunyai sahabat sekaligus panglima seperti CL.

'Terimakasih Tuhan. Tapi ini masih hal kecil, jadi, kuatkan aku untuk menghadapi yang lebih besar nanti.' – batin CL.

Ketiganya kembali ke taman.

"Lo tadi naik apa kesini?", tanya Alex.

"Motor. Kenapa?"

"Mau dianterin ga? Kan badan lo masih sakit katanya."

"Enggak usah. Gua bisa kok, ini masih kecil."

"Serius?"

"Iya, udah sana. Katanya mau ke supermarket, nanti pulangnya kemaleman."

"Yaudah deh. Be careful."

"Ofcourse, thanks."

"Okay see ya!"

Setelah berpamitan, Alex dan LJ akhirnya pergi meninggalkan CL. CL terdiam sebentar untuk menatap kepergian kedua sahabatnya dengan senyuman. Setelah Alex dan LJ sudah berjalan cukup jauh dari pandangannya, CL pun berbalik ke arah yang berbeda untuk pulang ke rumah. Mungkin kedua orang tuanya sudah sangat khawatir karena dia baru sembuh.

CL terus berjalan menghampiri motornya yang terdapat di tempat parkir. Tapi tiba-tiba, perasaannya tidak enak. Dia merasa ada yang mengikuti langkahnya. CL menghentikan langkahnya dan membalikan badannya untuk memastikan tentang dugaannya. Nihil, dia tidak melihat siapapun disana.

Ah mungkin hanya perasaan saja. Pikirnya.

CL melanjutkan langkahnya. Tapi sepertinya lagi-lagi ada yang mengikuti langkahnya. CL membalikan badannya lagi dan kembali mengecek keadaan sekitar. Tidak, tidak ada siapapun disana. Oh ayolah dia baru saja mengalami kecelakaan kecil, mana mungkin dia bertengkar sekarang, badannya sudah cukup sakit.

Ingin memastikan dugaannya benar. Dia jalan dengan menatap ke belakang memastikan tidak ada orang, dan bersebunyi disemak-semak yang cukup besar dekat dengan tempat parkir. Untungnya semak-semak itu tidak terlalu terlihat, jadi, kemungkinan besar orang yang bersembunyi disana tidak akan ketahuan.

CL melihat dari sela-sela dedauan yang menutupi dirinya. Dan benar saja dugaannya, ada seseorang yang mengikutinya. Orang tersebut terlihat kebingungan dengan cara berputar-putar di tempat untuk mencari keberadaan CL.

"Sial! Kenapa dia lagi?!", geram CL saat mengetahui orang itu adalah orang yang sama seperti orang yang mengikuti dirinya dan Alex saat liburan. "Mau apa dia?!"

CL ingin sekali keluar dan menghampiri orang tersebut. Tapi dia takut orang itu membawa senjata, sedangkan dia tidak membawa satupun. Dia mengeluarkan handphone nya dan menelepon salah satu anak buahnya untuk dating menghampirinya, sebab orang itu masih saja berdiam diri disana.

Selagi menunggu anak buahnya itu, CL menetap disemak-semak itu dan terus memperhatikan gerak gerik orang tersebut. Takut takut anak buahnya menelepon kembali, CL membuat notifikasi handphone nya menjadi silent.

Akhirnya. Anak buah CL datang dengan membawa mobil hitam. Untung bukan mobil dinas.

Handphone CL menyala dan menampilkan sebuah panggilan. Anak buahnya.

"Halo?", bisik CL.

"Halo, kau dimana nona?"

"Dengar, kau berada tepat disebrang ku. Kau lihat ada semak semak?"

"Iya, aku melihatnya."

"Aku berada dibalik semak-semak. Tolong kau cari cara agar orang yang tepat berdiri didekatku ini pergi. Aku tidak bisa keluar begitu saja."

"Baik nona. Saya laksanakan!"

Anak buah CL membuka kaca mobilnya dan memanggil orang yang telah mengikuti CL.

"Permisi tuan, bolehkan saya bertanya?", orang itu berjalan menjauhi tempat bersembunyi CL dan mendekati anak buahnya.

"Bertanya tentang?"

"Kau tahu arah menuju sungai tuan?"

"Kau tinggal lurus saja ke sana."

"Hanya lurus?"

"Iya kau tidak perlu berbelok kemana pun."

Selagi anak buahnya membuat sibuk orang tersebut, CL dengan hati-hati keluar dari tempat persembunyiannya dan berjalan menjauh dari sana.

Dia berbalik dan melihat bahwa anak buahnya sudah menjalankan mobilnya dengan perlahan. Dan orang yang mengikutinya kembali mencari keberadaan CL.

"Kapan kau akan pergi sialan?!"

Oh tunggu! Orang itu pergi dari tempatnya. Sepertinya dia sudah menyerah.

'Akhirnya.' – CL menghelakan napas kasar.

Dia kembali berjalan ke tempat parkir dan dia bisa melihat anak buahnya juga kembali menghampirinya.

"Bisa kau bantu aku membawakan ini ke rumah ku?", tanya CL pada anak buahnya.

"Tentu. Masukkan saja ke dalam.", CL memasukkan semua makanannya ke dalam mobil anak buahnya.

"Kau tidak ingin ikut sekalian nona?"

"Tidak, aku membawa motor sendiri. Tolong bawakan ini saja.", anak buah CL mengangguk.

"Baiklah kalau begitu saya duluan. Hati-hati di jalan nona."

Setelah anak buahnya pergi, CL pun menaiki motornya dan pulang kembali ke rumahnya.