Hari ini CL sudah menjalani aktivitas seperti biasanya. Sebenarnya Mr. Graham melarang nya untuk memulai aktivitas terlebih dahulu dan kembali mengistirahatkan diri kembali untuk pulih seutuhnya. Tapi, bukan CL namanya kalau tidak keras kepala. CL terus saja meyakinkan ayahnya bahwa dia sudah sembuh seutuhnya, dan akhirnya Mr. Graham mengizinkannya.
Tidak, hari ia tidak bekerja melainkan bersekolah kembali. Bulan telah berganti yang berarti dia memulai sekolahnya lagi seperti ucapannya. Saat ini CL berada didalam mobil bersama Alex dan LJ menuju sekolah.
Horace Mann School termasuk salah satu sekolah terbaik di New York. CL dan Alex adalah murid kelas akhir disana dan sekarang ditambah LJ sebagai murid baru.
Hanya memerlukan waktu empat puluh menit menuju sekolah. Sesampainya di sekolah, mereka memarkirkan mobil terlebih dahulu dan setelahnya masuk ke dalam gedung sekolah. Ketika masuk ke halaman sekolah seluruh perhatian siswa siswi yang berada di koridor langsung tertuju kepada tiga anak yang baru saja datang itu.
Sekedar informasi. CL dan Alex adalah primadona di sana. Mereka berdua terkenal dengan sikapnya yang dingin dan tidak memperdulikan lingkungan. Walaupun begitu kedua anak menjadi primadona sekolah karena wajah mereka yang cantik dan tampan serta kepandaian mereka berdua. Dan sekarang ada LJ. Ah kedua anak itu tidak bisa membayangkan akan bagaimana nantinya.
Saat ketiga anak itu berjalan menuju kelasnya, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menghadang jalan. Tak lama kemudian sang pemilik tangan tersebut menampakkan dirinya.
"Oh shit!", CL bergumam dan memutarkan bola matanya malas. Dia tahu orang yang baru saja menampakkan dirinya itu. Orang tersebut adalah Louis Nicholas dan empat temannya yang selalu berdiri di belakangnya.
Louis Nicholas atau ketua team basket disekolahnya. Louis tergila-gila dengan kecantikan CL sampai Louis mengklaim dengan seenaknya bahwa CL adalah miliknya atau bisa dibilang kekasihnya. Sebenarnya masih banyak siswi yang memiliki paras cantik dan menginginkannya, tapi kenapa CL terus yang menjadi sasarannya.
Alright, CL akui memang wajah Louis tampan. Tapi dengan sikapnya yang seperti itu bisa membuat CL merasa jengkel dan membencinya.
"Hai CL, we meet again.", ujarnya dengan senyuman yang menyebalkan. CL hanya mendengus dan membuang muka.
"Hai cantik, liat sini dong.", ingin sekali rasanya CL meninju wajah Louis saat itu juga, tapi ia sadar ini di sekolah. Dia tidak ingin membuat keributan di hari pertamanya sekolah kembali.
"Menyingkirlah.", itu Alex dengan nada dingin dan wajah datarnya.
"Ah aku lupa ada pengawal wanitaku disini.", Louis maju dan mendekati Alex.
"Kalau aku tidak mau, bagaimana?", Alex memutarkan matanya malas dan lebih memilih untuk diam. Louis dan temannya tertawa remeh mendapati respons Alex.
LJ yang sedari tadi berdiri sedikit jauh dari Alex dan CL pun hanya menonton drama yang ada didepannya dengan wajah datar dengan tangan yang menyilang di depan dada.
Pandangan Louis tidak sengaja menangkap sosok anak perempuan yang berdiri sedikit jauh. Dengan segera Louis melangkahkan kakinya menuju anak perempuan itu. Tapi belum ada satu langkah dia maju, tangan Alex sudah menghadangnya.
"Menjauhlah darinya."
"Memang kau siapa? Dan dengan izin apa kau melarangku mendekatinya?"
"Dia adalah milik ku."
"Wah benarkah?"
Dengan senyuman menyebalkan khas miliknya, dia menerobos hadangan Alex dan menghampiri LJ.
"Hai babe, what's your name? Sepertinya aku baru kali ini melihatmu.", LJ hanya diam tidak menanggapi ucapan Louis. Sedangkan Louis yang mendapat perlakuan tersebut hanya tersenyum miring.
"Hey Alex, wanitamu cantik juga.", ejeknya.
"Perkenalkan. Namaku Louis Nicholas, kapten team basket disini. Dan aku adalah kekasih anak perempuan yang berdiri di samping priamu.", LJ melihat ke arah CL lalu mendecih dan tersenyum miring.
"Lantas apa urusannya denganku?", ucap LJ sambil tersenyum jahat dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
Ucapan LJ itu membuat Louis bungkam. Sedangkan CL dan Alex saling melemparkan tatapan dan menyunggingkan senyuman jahat.
"Tidak ada, aku hanya ingin memberitahumu manis. Siapa tahu kau akan menjadi yang selanjutnya."
"Ya, dalam mimpimu."
"Wow, ucapan mu tajam sekali. Itu tidak sesuai dengan wajah mu yang cantik."
"I don't care."
"Ck, kau pasti terlalu lama bersama dengan anak laki-laki tidak baik itu sehingga kau menjadi seperti ini.", Louis menunjuk Alex dengan seenaknya. Alex yang merasa terhina pun melangkahkan kakinya, tapi dengan segera CL menahannya.
"Lebih baik kau bersamaku. Aku akan memberikan apapun yang kau mau.", lengan Louis terulur ingin menyentuh wajah LJ.
LJ yang sudah kesal karena Louis telah menghina sepupunya pun langsung menahan tangan Louis dan menatapnya tajam dengan penuh amarah. Dengan sekuat tenaga LJ meremas tangan yang di genggamnya yang membuat sang pemilik tangan tersebut memekik kesakitan.
"Sudah cukup omong kosong mu. Kau sudah menghina sepupu ku dan dengan seenak hati mu kau menyebut sahabatku adalah kekasihmu. Berdirilah di depan cermin dan nilailah dirimu sendiri sebelum kau menilai seseorang sialan!", kekesalan LJ pun meledak.
"Mungkin ini adalah pertemuan pertama kita, tapi ku harap ini adalah pertemuan pertama dan terakhir kita. Menjauhlah dan jangan pernah menunjukkan wajah burukmu di depan ku lagi brengsek!"
LJ menghempaskan tangan Louis dengan kuat sehingga Louis sedikit terhuyung.
"Ingatlah pesanku. Jangan sampai aku melihat wajahmu lagi. Anggap saja kesialan menimpamu bertemu dengan ku."
"Dasar bajingan!"
Alex dan CL yang melihat itu terkejut. Bagaimana mereka tidak terkejut. LJ yang mereka kenal dengan anak yang baik baik menjadi kasar seperti ini. Ok baiklah, anggap ini adalah sisi lain dari sosok LJ yang mereka kenal.
CL menyenggol lengan Alex menyuruh anak laki-laki itu menghampiri LJ. Alex langsung menghampiri LJ dan menarik sepupunya untuk pergi dari sana.
Ketiganya kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju kelas. LJ berkali kali menghembuskan napas dan menutup kedua matanya untuk meredakan emosi dan melupakan kejadian tadi. Dia tidak habis pikir bisa bertemu laki-laki brengsek seperti Louis.
CL dan Alex hanya terdiam untuk memberikan waktu LJ untuk menenangkan dirinya. Errr.. sejujurnya mereka berdua sedikit takut melihat perilaku LJ tadi. Untuk pertama kali mereka melihat sisi lain LJ secara perdana. Waw itu fantastis. Kalau saja CL tidak segera menyuruh Alex untuk menarik LJ, kemungkinan LJ lah yang akan membuat keributan menggantikan CL.
Mereka sampai di depan kelas dan langsung saja duduk di tempatnya masing-masing. CL duduk di kursi paling depan baris ketiga dari pintu dan Alex duduk dipaling depan baris ketiga. LJ yang belum mendapat tempat duduk pun mengambil posisi tepat di belakang CL. Tanpa memperdulikan pemilik tempat duduk tersebut.
Selang beberapa menit sang pemilik tempat duduk yang ditempati LJ pun datang. Dia sedikit heran karena ada siswi yang bahkan ia tidak kenal menempati tempatnya. LJ yang merasa ditatap pun langsung membalas tatapan tersebut dengan wajah yang datar sehingga membuat siswa sedikit ketakutan.
Alex yang melihat itu pun langsung memanggil siswa yang sedari tadi berdiri diam di depan pintu sambil menatap LJ dan membisikkan sesuatu. Setelah mendengar semua penjelasan Alex lewat bisikan, siswa itu mengangguk paham dan berlalu begitu saja mencari tempat duduk yang belum ada pemiliknya.
Kriiingggg…
Bel pun berbunyi, menandakan jam pelajaran akan dimulai. Seluruh siswa siswa yang berkeliaran di koridor langsung berlarian menuju kelasnya masing-masing. Tak lama guru sekaligus wali kelas kelas CL, Alex, dan LJ pun masuk.
"Morning, student!", sapa guru tersebut. Mr. Dexter Clark namanya. Beliau adalah guru fisika kelas sembilan.
"Morning, sir!"
"Okay, hari ini kita kedatangan murid baru.", ucap Mr. Dexter.
"LJ, silahkan perkenalkan dirimu di depan!", LJ maju ke depan kelas dan langsung memperkenalkan diri.
"Morning all. My name is Lathaya Jossie, just call me LJ."
"Baiklah LJ, silahkan kembali ke tempat dudukmu.", LJ pun menurut.
"Alright, keluarkan buku kalian masing-masing!", titah Mr. Dexter.
Dan akhirnya kelas pun dimulai.