"Scott, jawab aku. Dari mana kau mendapatkan uang sebanyak ini?"
Hari masih pagi, restoran masih belum buka ketika Scott menunjukkan selembar cek berisi satu juta dolar kepada Naomi di ruang kantornya. Dan saat ditanya, Scott hanya bisa mengangkat bahunya, "Maaf, aku tidak bisa menjawabnya."
"Scott, jawab aku atau aku akan merobek kertas ini." Naomi merampas kertas cek yang digenggam erat oleh Scott kemudian mengangkatnya tinggi-tinggi.
"Jangan! Aku sudah mendapatkannya dengan susah payah."
"Kalau begitu beritahu aku darimana kau mendapatkannya!"
Scott menggigit sudut bibirnya dengan cemas, "Naomi..."
"Jangan bilang padaku kau meminjam ke bank. Aku tidak bermaksud untuk memandangmu rendah tapi akhir-akhir ini bank tidak meminjamkan uang sebanyak ini kepada sembarang orang," Naomi mengerutkan alisnya dengan bingung.
"Tidak..." Scott menggeleng. "Itu... aku tidak meminjamnya dari bank."
Kedua mata Naomi melebar kaget. "Kau...merampok bank...?"
Kali ini Scott memutar bola matanya, "Oh yang benar saja, Naomi. Kau tidak bisa mendapatkan uang berupa cek kalau merampok bank."
"Siapa yang tahu, kau menculik jutawan di sekitar sini lalu memaksanya untuk menuliskanmu cek satu juta dolar." Naomi yang frustrasi melempar lembaran cek tersebut ke atas meja kerjanya lalu meremas rambutnya. "Apapun alasannya, aku tidak bisa menggunakan uang ini begitu saja kecuali aku tahu bagaimana kau mendapatkan uang ini. Jadi, kalau kau mau aku menerima dan menggunakan uang ini sebelum besok, kau harus menceritakan padaku bagaimana kau mendapatkan uang ini."
Scott menghela napas panjang kemudian berjalan ke hadapan Naomi dan menepuk tangannya. "Naomi Carter, kalau aku memberitahumu tentang kebenarannya, apa kau berjanji kau tidak akan marah?"
Naomi mengerutkan keningnya, curiga.
"Berjanjilah padaku kalau kau tidak akan marah atau meneriakiku atau bahkan berusaha membunuhku setelah mendengar apapun yang akan kuberitahu padamu."
Tatapan Scott terlihat serius, tidak ada sedikit pun tanda-tanda yang menunjukkan kalau lelaki itu sedang bercanda. Karena itu Naomi akhirnya mengangguk, "Aku janji."
"Nick."
Naomi mengerutkan alisnya, tidak mengerti. "Nick?"
"Nicholas Boucher."
Naomi masih termenung, berusaha mencari tahu apa arti ucapan Scott yang saat ini melangkah mundur dengan wajah ketakutan.
"Apa maksudmu?"
"Nicholas Yamada-Boucher; aku mendapatkan uang itu dari pria itu." Scott akhirnya memberanikan diri untuk menekankan penjelasannya.
Setelah memutar otak cukup lama, Naomi mendapati dirinya menarik diri ketika ia berhasil mengingat pemilik nama itu. Ia kemudian mengangkat wajah pada Scott dengan tatapan kecewa. "Nicholas...? Dia?"
Scott mengangguk, lemah. "Ya... dia."
Seperti tahu apa yang akan dilakukan Naomi selanjutnya, Scott buru-buru menyeletuk, "Kau tidak bisa mengembalikan ceknya!"
Naomi yang baru saja hendak melangkah meraih lembaran cek yang ada di atas meja, melotot histeris pada Scott. "Apa maksudmu?!"
Sebelum mulai menjelaskan, Scott buru-buru berlari ke sudut ruangan, memposisikan dirinya sejauh mungkin dari Naomi. "Dia tahu kau akan melakukan itu jadi dia membuatku menandatangani surat perjanjian... eh... semacam kontrak... intinya kau akan dituntut secara hukum kalau melanggar kontrak."
"Oh, demi Tuhan, Scott!!!"
"Maaf! Maafkan aku!" Scott memejamkan mata sambil mengangkat kedua tangannya, berusaha melindungi wajahnya dari apapun yang sepertinya akan dilempar oleh Naomi. Saat ruangan tiba-tiba dipenuhi keheningan, Scott perlahan-lahan membuka matanya dan mendapati Naomi berdiri menghadap jendela sambil melipat tangan di dada. Dari kejauhan, tatapan Naomi tampak menyeramkan. "Na...naomi? Katakan sesuatu."
"Aku sudah berjanji untuk tidak marah."
Scott diam-diam menghela napas lega. "Kalau kau tidak mau menggunakan uangnya, aku yang akan melakukannya."
Ucapan itu membuat Naomi menghela napas dengan kesal. Kemudian ia langsung melesat menuju pintu keluar begitu mengambil tas tangannya dan pergi meninggalkan Scott berdiri mematung, tak bersuara.
***
James menyesap kopi panasnya sambil bersandar pada dinding ruang kerja Nick. Ia mengamati Nick yang sudah hampir satu jam berdiri di sudut meja kerjanya sambil bersedekap. Untuk kesekian kalinya, James bertanya, "Apa yang kau lakukan, Nick?"
"Menunggu," jawab Nick untuk pertama kalinya.
"Menunggu apa?"
"Dia pasti datang."
"Siapa?"
"Seseorang."
James mengulang pertanyaannya dengan bingung.
"Seseorang yang menyeramkan."
James tertawa mendengarnya. "Di dunia ini sepertinya tidak ada yang lebih menyeramkan darimu."
Tepat saat itu pintu ruang kerja Nick tiba-tiba terbuka secara paksa dan seorang wanita bertubuh pendek muncul dari baliknya. Seorang wanita muda berambut pendek sebahu dengan poni tipis yang menutupi keningnya. Wanita itu berjalan cepat mendekati Nick namun petugas keamanan lebih dulu menarik kedua lengan wanita itu dan menghentikan langkahnya.
Dari tempatnya berdiri, James dapat melihat kedua mata gadis itu dipenuhi dengan kemarahan. Wajahnya memerah, alisnya berkerut dan ia menatap Nick dengan geram.
James yang berusaha memastikan atasannya baik-baik saja, malah terkejut saat melihat Nick masih berdiri di posisi yang sama, tak menunjukkan tanda-tanda keterkejutan. Nick malah tersenyum miring ke arah gadis itu lalu menyapa, "Halo, Carter."
***
Nicholas Boucher duduk di kursi berlengannya sambil mencondongkam badan ke arah Naomi yang kini duduk di depan meja kerjanya. Tatapan gadis itu menyala-nyala dengan api kemarahan, dan entah mengapa Nick masih mengingat jelas tatapan itu dan terbiasa dengannya. Meski begitu Nick memerlukan sedikit keberanian untuk memulai percakapan, "Senang bertemu denganmu lagi, Carter."
"Aku tidak." Naomi menjawab dengan tegas kemudian mengeluarkan selembar cek yang sejak tadi digenggamnya di bawah meja.
"Kau tidak bisa mengembalikannya. Aku yakin Scott-"
"Dia sudah memberitahuku, ya. Aku tidak datang ke sini untuk mengembalikannya."
Nick mengangkat kedua alisnya, kaget mendengar apa yang didengarnya.
Naomi meletakkan lembaran cek di atas meja dengan kasar kemudian menatap Nick dengan kesal. "Aku hanya membutuhkan 125,000 dolar, menurutmu apa yang membuatmu berpikir kau boleh memberiku lebih dari itu? Apa kau menyombongkan diri? Atau apa? Kau ingin menunjukkan padaku kalau kau hidup lebih baik dariku dan-"
"Restoranmu membutuhkan renovasi."
Naomi mengerjap. "Apa?"
"Restoranmu dalam kondisi yang sangat tidak baik. Tentu saja kau kehilangan pelanggan. Dan kau membutuhkan koki baru serta penambahan menu," jelas Nick dengan santai. "Setidaknya itu yang dikatakan koki pribadiku saat makan di restoranmu dua hari yang lalu."
"Kau memata-mataiku?!"
Nick memutar bola matanya lalu mengerang. "Oh, ayolah, Naomi. Kau baru saja mendapatkan bantuan finansial dari pemegang saham terbesar di restoranmu. Sedikit 'terima kasih' akan sangat membuatku senang."
"Kenapa kau membuat Scott menandatangani kontrak bodoh itu?"
"Karena aku tahu kau tidak akan menerima uang itu kalau tidak terikat kontrak. Oh, apa Scott sudah memberitahumu tentang bagaimana kau akan membayarku?"
Kedua mata Naomi melebar.
Karena Naomi tak bereaksi, Nick melanjutkan, "Scott sama sekali tidak membaca isi surat perjanjian itu, Carter. Meskipun aku tersentuh dengan fakta bahwa anak itu peduli padamu dan dengan bisnis keluargamu tapi sepertinya dia akan merepotkanmu."
"Apa maksudmu?"
Nick membuka laci meja kerjanya lalu mengeluarkan salinan surat perjanjian di atas meja dan mendorongnya pada Naomi. "Mungkin kau mau membaca isinya."
Naomi merampas kertas tersebut dari Nick dan membaca cepat isi perjanjiannya. "A...aku harus setuju untuk merenovasi restoranku dan mengganti Scott dengan koki yang baru?!" Nick tidak langsung membalas, ia yakin Naomi masih memiliki banyak reaksi. "A-apa lagi ini? Aku harus membayar cicilan setiap bulan?"
"Jangan katakan padaku kalau kau ingin menerima uangnya dengan cuma-cuma. Itu tidak mungkin." Nick mendesah, tak percaya.
"Bukan itu," Naomi mengerutkan alisnya lalu meletakkan surat perjanjian di atas meja dan menunjukkan ke arah poin yang membuatnya marah. "Ini. Lihat ini, aku harus membayar cicilan pinjaman setiap bulan dengan... cara yang ditentukan oleh pihak ke satu? Olehmu?"
Nick mengangkat sebelah bahunya. "Tidak perlu histeris begitu, kau seharusnya berterimakasih padaku karena aku tidak menulis banyak syarat di sana. Hanya dua."
Naomi menatap Nick dengan geram sambil menggigit bagian bawah bibirnya. "Kau manusia-,"
"-tidak tahu diri." Nick melanjutkan lalu tersenyum pahit. "Kau masih belum merubah panggilanku rupanya."
Naomi tak membalas, ia masih memandang lelaki yang kini bangkit berdiri itu dengan penuh amarah.
"Aku tidak bisa menemanimu lama-lama, aku memiliki banyak janji," ujar Nick sambil membenahi posisi jas kerjanya. "Aku akan menagih cicilan darimu di saat yang tidak ditentukan, jadi bersiap-siaplah. James akan mengantarmu pulang."
Naomi mengerang, "Ugh, hentikan Nick. Aku bukan anak kecil dan aku tidak butuh, tidak akan pernah membutuhkan bantuanmu."
"Tapi kau sudah menerimanya."
Naomi bangkit berdiri dan hendak berjalan menuju pintu keluar ketika mendengarnya. "Dan aku benar-benar menyesalinya," jawab Naomi, ketus lalu berjalan cepat meninggalkan Nick berdiri mematung di balik meja kerjanya, membiarkan seulas senyum tipis mengembang di wajahnya.