Sudah satu minggu berlalu sejak kejadian hari itu. Proses renovasi restoran Naomi pun sudah dimulai sejak tiga hari yang lalu dan Nick masih belum menunjukkan batang hidungnya. Naomi memang membenci Nick tapi, entah mengapa ada secercah rasa bersalah yang menghantui Naomi sejak ia memarahi lelaki itu.
Seperti yang dibilang Nick dan Scott dan Kevin dan mungkin kedua orang tuanya kalau mereka masih hidup, Nick memang tak melakukan kesalahan apapun, lelaki itu pun tak memperlakukannya dengan tidak baik maupun tidak sopan. Nick tidak bersalah. Dan Naomi membenci orang itu lalu tak dapat menjelaskan alasannya ketika ditanya. Kemudian ia malah meneriaki pria itu dan memarahinya.
Naomi menghela napas, gusar, memikirkan pikiran-pikiran dan rasa bersalah yang menghantuinya sejak hari itu. Ia sedang duduk di balik meja kerja di ruang pribadinya saat Scott tiba-tiba memasuki ruangannya.
"Naomi, kontraktor yang bekerja hari ini meminta pendapatmu soal lantai keramik yang akan dipasang." Scott berjalan menghampiri meja Naomi lalu duduk di sudutnya.
"Kau saja yang berkomentar. Aku sedang tidak fokus." Naomi pura-pura mengecek kertas yang bertebaran di atas meja.
"Ya, kau tidak terlihat seperti dirimu beberapa hari terakhir. Ada apa?"
Naomi berhenti mengacak-acak mejanya lalu menggigit bibir, tertegun sejenak sebelum mengangkat wajah pada Scott. "Kenapa aku merasa bersalah padahal aku tidak melakukan kesalahan apapun?"
"Kau tidak mungkin merasa bersalah kalau kau tidak melakukan sesuatu yang membuatmu merasa tidak nyaman, sesuatu yang menurutmu tidak benar," jelas Scott sambil melompat turun dari meja lalu duduk di kursi, di depan meja kerja Naomi. Sambil melipat tangan di dada, Scott melanjutkan, "Memangnya apa yang telah kau lakukan?"
"Memarahi seseorang."
Scott mengangkat bahu. "Well, siapapun yang mendengarnya pasti berpikir kau melakukan kesalahan."
"Tapi dia memang pantas dimarahi," gumam Naomi sambil bersedekap. "Jadi aku punya alasan atas sikapku."
Scott mencondongkan tubuhnya dengan penasaran. "Mungkin kau bisa menceritakan padaku apa alasannya." Scott memiringkan kepala ke satu sisi sambil tersenyum, "Aku akan berpura-pura tidak tahu siapa yang sedang kita bicarakan saat ini."
"Aku sedang tidak membicarakan siapapun, Scott. Hanya saja..."
Scott mengerang sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Tidak, tidak, Naomi. Kau sudah terlalu lama memendam ini semua sendiri dan kalau kau tidak membantuku untuk mengerti apa yang membuatmu membenci Nicholas Boucher, aku akan terus ada di pihaknya dan membuatmu membenciku pada akhirnya. Jadi, jelaskan padaku apa yang terjadi atau aku akan menelepon lelaki itu dan bertanya padanya apa yang sudah ia lakukan pada adikku ini."
Naomi memutar bola matanya dengan kesal kemudian bersandar pada bahu kursi kerjanya. Setelah termenung cukup lama, Naomi membuka mulut, "Aku melihatnya mencium wanita lain."
Naomi menceritakan apa yang ia lihat malam itu, malam musim dingin saat salju pertama turun dan ia meninggalkan pesta. Naomi tak meninggalkan hal sekecil apapun dari yang terjadi malam itu dan di akhir ceritanya, Scott hanya menghembuskan napas.
"Ada beberapa hal yang ingin kusampaikan mengenai ceritamu. Pertama, itu kejadian dua tahun yang lalu; kedua, kau tidak tahu siapa wanita itu dan ketiga, kau tidak bertanya pada Nick dan meminta penjelasan. Kau langsung mengambil kesimpulan kalau Nick bukan lelaki baik-baik dari sebuah keputusan sebelah pihak." Scott tersenyum miring lalu bangkit berdiri. "Satu-satunya yang bisa memecahkan kesalahpahaman ini adalah sebuah penjelasan langsung yang keluar dari mulut Nick; penjelasan dan pembenaran."
Naomi hanya terdiam mendengarkan respons Scott yang kemudian melanjutkan, "Dan Naomi, kau tidak berhak marah melihatnya mencium orang lain. Maksudku, memangnya apa hubunganmu dengannya? Kau menolak menjadi tunangannya, bersumpah tidak akan menikah dengannya. Kau bahkan benci menjadi temannya. Lalu mengapa pemandangan itu membuatmu membencinya?"
Naomi mengerutkan dagu sambil memandang Scott, bingung. Bagus. Ucapan Scott kini malah membuatnya semakin merasa bersalah. Naomi mengeyahkan pikiran-pikiran itu kemudian bangkit berdiri. "Sudahlah. Lupakan aku pernah menceritakan ini padamu."
Scott baru hendak mengucapkan sesuatu ketika aksinya itu disela oleh bunyi dering ponsel Naomi. Naomi mencari-cari ponselnya yang tertimpa tumpukan kertas-kertas yang berceceran di atas meja lalu langsung menjawab panggilan yang masuk dengan tergesa-gesa. "Halo?"
"Moshi-moshi, Naomi-chan? Apa kau mengingatku? Ini aku, Aiko." Wanita itu bicara dalam bahasa Jepang, dan satu-satunya orang yang bicara dalam bahasa Jepang selain ibunya adalah ibu Nick.
Begitu mengingat dan mengenali suara itu, Naomi langsung menjawab, "Oka-san, moshi-moshi! Ogenkidesuka?" Bibi, Halo! Bagaimana kabarmu?
"Oh, senangnya bisa mendengar suaramu lagi! Aku baik-baik saja! Bagaimana kabarmu? Kudengar Nick sedang membantumu merenovasi restoran keluargamu, ya? Itu benar-benar berita yang bagus!"
Satu hal yang tak pernah Naomi lupakan tentang Aiko adalah fakta bahwa wanita itu gemar bicara. Satu hal yang selalu membuat Naomi tak berhenti tersenyum dan kadang, sedikit terganggu.
Aiko akhirnya berhenti berceloteh dan tiba-tiba bertanya, "Ah! Naomi, apa kau besok ada acara? Aku ingin merayakan ulang tahunku besok dan berencana untuk mengadakan makan malam sederhana bersama anak-anak. Aku akan sangat senang kalau kau bisa datang. Kau mau datang, kan?"
Nah, jika ditanya seperti itu, apakah Naomi bisa menolak?
"Te-tentu saja, Oka-san. Aku akan datang besok. Aku akan sangat berterimakasih kalau Anda mengirimkan alamat Anda-,"
"Oh, jangan khawatir! Nick akan menjemputmu. Oh, ya Tuhan! Aku senang sekali." Aiko terkekeh geli kemudian menyahut. "Tidak perlu repot-repot membawa apapun, ya. Aku akan menunggumu besok. Sampai ketemu, Naomi! Jaga kesehatan, ya."
Naomi hampir menjatuhkan ponselnya ketika Aiko menutup telepon.
Apa itu? Apa yang baru saja terjadi? Semuanya terjadi begitu cepat, membuat Naomi termenung menatap kekosongan. Ia bahkan tak diberikan kesempatan untuk memutuskan apapun. Besok, ia terpaksa menghadiri acara makan malam bersama keluarga Nick dan yang lebih buruk, lelaki itu akan datang menjemputnya.
"Naomi? Siapa yang menelepon?"
Naomi baru sadar kalau Scott masih berada di ruangan sejak tadi. Naomi memandang Scott dengan putus asa lalu berkata, "Tolong beritahu aku kalau aku sedang bermimpi."