Chereads / love is beautifull / Chapter 12 - chapter 11

Chapter 12 - chapter 11

Setelah itu ,aku masuk kamar dan masih bingung apa maksud dari ini semua. Aku berfikir siapa sebenarnya yang mengirim ini. Aku rasa orang yang mengirim ini dia tidak suka dengan hubungan ku dengan reno.

Aku berfikir sambil memandang foto reno yang ditusuk dengan jarum dikotak itu, kemudian difikiranku terlintas "apa ini ulah Riko".

Riko kemarin mengancam aku dan mungkin saja ini ulah riko, siapa lagi kalau bukan Riko.  Aku mulai emosi, aku tidak menyangka kenapa Riko sekejam ini.

Aku ambil telfonku dan langsung menelpon Riko, untung saja nomor Riko masih ada.

"Hallo kayla. Kok tumben telpon aku, kangen ya" kata reno dalam telfon.

" Lo nggak usah gr ya ko, gue telfon lo karena ada urusan" jawabku.

"Udah bilang aja sih kalau kangen" ucap reno.

" Udah aku nggak mau basa basi, lo ada waktu nggak ?  Gue mau ngomong penting sekarang" tanyaku dengan nada kesal.

" Iya pasti lah ada, apa sih yang enggak buat kamu. Kita ketemuan dimana?" Kata riko.

" Oke aku sharelock sekarang" jawabku dan langsung menutup telpon.

Aku segera ganti baju dan langsung menuju ke cafe tempat aku ketemuan dengan Riko. Aku juga membawa kotak yang dikirim oleh Riko .

Setelah aku sampai di sana  ternyata Riko sudah sampai disana, tanpa basa-basi aku langsung menemui riko. Kali ini aku benar-benar kesal dengan Riko.

"Brakkk" aku memukul meja didepan Riko dengan emosi, karena aku benar-benar kecewa dengan Riko.

" Apa maksud  kamu kirim ini ke aku?" Tanyaku kepada Riko sambil menyodorkan kotak itu.

" Apaan sih ini ?"  jawab Riko seolah-olah tidak tau apa-apa.

"Lo nggak usah banyak alesan deh ko, gue udah tau kalau lo yang ngirim ini ke gue, maksud lo apa ini?" Jawab ku dengan nada tinggi dan rasa kesal.

" Kamu kenapa sih, datang-datang tiba-tiba marah-marah,, sini dong duduk dulu ngomong baik-baik" kata Riko dengan menarik kursi dan menyuruh ku duduk disampingnya.

Masih saja dia tidak mengakui perbuatannya itu.

" Enggak!!! tujuan gue kesini mau tanya apa maksud nya ini? Lo tega banget ya nglakuin ini ke gue, seharusnya gue nglakuin ini ke lo karna lo udah bikin gue sakit hati tapi kenapa lo malah nglakuin ini ke gue,, gue sebenernya salah apa sih sama lo? Jawabku kesal.

Riko hanya diam, aku mulai emosi.

"Lo kan yang nglakuin ini semua. Jawab!!" kataku emosi sambil memukul meja didepan Riko.

" Iya gue ngaku, gue emang yang nglakuin ini semua, terus lo mau apa?" Kata Riko yang mulai terpancing emosinya sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Lo tega ya, maksud lo nglakuin ini semua ke Reno apa,, Reno salah apa ke kamu?" Tanyaku pada Riko. Karna emosiku sudah meletup-letup aku menampar Riko.

" Gue nggak suka dia, Karna dia udah merebut lo dari gue" jawab Riko dengan nada emosi dan menunjukku. Tak lupa dia memegangi pipinya yang panas akibat tamparanku tadi.

" Kenapa lo marah kalau gue sama Reno, kita kan sudah nggak ada hubungan apa-apa" kataku.

" Iya memang kita sudah tidak ada hubungan apa-apa tapi gue masih sayang sama lo, gue mau kita balikan, kamu mau kan?" Kata Riko dengan memegang tanganku.

" Enggak!! gue nggak mau balikan sama laki-laki bangsat kayak lo" jawabku sambil mendorong Riko.

"Ohh gara-gara cowok itu lo nggak mau balikan sama gue,, lihat aja ya hidup lo sama cowok itu nggak akan tenang" kata Riko yang mengancamku. Dan Riko langsung pergi begitu saja.

"Riko lo mau lakuin apa lagi buat Reno, Rikooo" kataku sambil mengejar Riko.

" Udah lah kay lo akan tahu nanti,, gue akan bikin cowok lo Reno itu hidupnya nggak tenang" kata Riko dan langsung pergi.

Aku tidak tahu apa lagi yang akan dilakukan Riko kepada Reno. Aku cuma berdoa semoga tidak terjadi apa-apa dengan Reno.

Pagi itu aku dijemput oleh Reno aku berangkat bareng dengan Reno mengendarai sepeda goes. Aku senang bisa menikmati udara pagi dengan Reno.

Aku suka sifat Reno yang selalu perhatian dengan aku dan selalu membuat ku tersenyum dan nyaman ketika didekatnya.

Saat aku asik ngobrol dengan Reno tiba-tiba ada 4 orang preman yang mengendarai mobil berhenti didepan ku dan Reno, mereka menghalangi jalanku.

Preman itu tiba-tiba menyerang Reno, aku kaget. Reno menyuruh ku untuk menepi dan reno berkelahi dengan preman itu. Aku bingung mau bantu apa aku hanya teriak" dipinggir jalan.

Reno masih tetap berkelahi dengan preman itu aku mulai panik melihat Reno yang sudah mulai tidak berdaya melawan preman itu. Aku melihat ada beberapa bapak-bapak dan aku meminta bantuan kepadanya. Akhirnya preman itu pergi, aku langsung menolong Reno.

Ada beberapa luka diwajahnya Reno karena perkelahian tadi.

Aku membawa dan mengobati Reno dipinggir jalan.

"Sakit ya?" Tanyaku kepada reno.

"Lumayan sih" jawab reno.

"Sini aku obati" kataku

Untungnya aku membawa p3k ditas ku. Jadi aku bisa langsung mengobati luka reno agar tidak infeksi.

"Udah nih" kataku.

"Makasih ya"kata Reno

"Sama sama" jawab ku

Hp ku berdering dan ternyata itu pesan dari riko. Aku kaget ternyata preman yang berkelahi dengan reno adalah suruhan dari riko. Aku tidak menyangka riko setega ini.

"Heii bengong aja, jadi sekolah nggak" kata Reno yang mengageti ku.

"Ehh i iya ayoo" jawabku kaget.

Aku melanjutkan perjalanan ke sekolah.

Sampai dikelas aku masih memikirkan kejadian tadi aku takut kalau riko akan melakukan hal yang lebih kejam daripada ini. Aku takut reno celaka karena aku.

"Kay bengong aja, kekantin yuk" ajak rania.

" Enggak ran aku males" jawabku.

"Oh oke aku kekantin dulu ya" kata rania.

Bel pulang berbunyi. Aku segera pulang. Aku berjalan menuju parkiran dengan rania kemudian reno menghampiri ku.

"Kay  pulang bareng aku ya?" Ajak reno.

Aku bingung mau jawab ada sebenarnya aku pengen pulang bareng reno tpi aku takut riko melakukan hal yang seperti dari lagi.

Hp ku berdering. Ternyata itu pesan dari riko lagi dan riko mengancam aku lagi. Aku bingung dari mana dia tau kalau aku sedang dengan reno.

"Kay , ayoo" ajak reno mengagetiku.

" Maaf re aku nggak bisa pulang bareng sama kamu, aku naik taxi aja" jawabku.

"Loh kenapa?" Tanya reno.

" Nggak papa" jawabku sambil melambaikan tangan menghentikan taxi.

Aku pulang naik taxi. Sampai rumah aku langsung masuk kamar. Aku bingung dengan ini semua. Kenapa disaat aku sudah mulai mencintai reno malah ada masalah ini, yang membuat aku untuk memilih 2 pilihan meninggalkan reno supaya reno akan aman atau tetap bersama dengan reno tapi reno bahaya. Jujur aku ingin tetap dengan reno tapi aku juga tidak mau reno bahaya. Dan mungkin tidak ada jalan lain selain menghindari reno agar reno tetap aman.

Malam itu reno menelepon beberapa kali tapi aku sengaja tidak mengangkat nya aku takut kalau aku angkat reno akan menjadi bahaya.

Pagi itu aku berangkat sekolah diantar oleh sopir ku. Aku bertemu dengan reno didepan pagar. Aku tidak menyangka bisa bertemu dengan reno.

"Tadi malam kenapa telpon ku nggak kamu angkat?" Tanya reno.

" Nggak papa" jawabku cuek.

" Kamu kenapa sih, kok cuek gitu?" Tanya reno

"Lagi nggak mood aja" jawabku dan langsung meninggalkan reno.

Reno segera mengejar ku kekelas.

"Kay kay kamu kenapa sih? Aku salah apa sama kamu?" Tanya reno lagi.

"Nggak ada" jawabku.

" Terus kenapa dingin begini sama aku, biasanya nggak begini" kata reno.

"Kan aku udah bilang aku cuma nggak mood, udah nggak usah maksa deh" jawab ku dengan tegas.

Aku langsung masuk kedalam kelas.

"Kay lo kenapa sama reno kok dingin, ada masalah ya?" Tanya rania.

"Nggak ada kok" jawabku.

"Terus kenapa lo kok menghindar dari reno, biasanya kan nempel terus" kata rania

"Udah ya ran aku lagi males bahas itu" jawab ku tegas.

Mungkin ini jalan yang terbaik.

Siang itu riko mengirimkan teror lagi. Riko juga mempunyai mata-mata seolah-olah semua kegiatan ku riko tahu. Dan hampir setiap hari riko menteror aku. Aku juga menjalani hari-hari ku sendiri biasanya ada reno tapi sekarang tidak.

Jujur aku sudah tidak kuat dengan teror dari riko ini.

Aku pergi jalan-jalan agar semua beban yang aku rasakan hilang.

Hari itu, tiba-tiba hujan aku terus berjalan dengan meratapi semua masalah ku dengan riko. Aku sudah tidak kuat membendung air mataku ini aku tumpahkan semuanya ditengah tengah hujan itu aku teriak kencang agar semua beban ini hilang. Tiba-tiba ada seseorang yang mendekati ku dengan membawa payung dan ternyata seseorang itu Reno.

"Reno" kataku kaget.

Reno memegang tanganku dan menyuruhku untuk berdiri. Aku dan reno pergi ke sebuah warung pinggir jalan.

"Nih minum teh hangat dulu, kamu kedinginan kan?" Kata reno.

"Makasih ya ren" jawabku.

"Kamu ada masalah ya? Kay kalau kamu punya masalah cerita jangan dipendam sendiri. Kay, dengerin ya aku datang sebagai sahabat mu, teman hidup mu aku akan selalu ada buat kamu ,dikala kamu sedang senang maupun duka aku selalu ada buat kamu ,jadi kalau kamu punya masalah, apapun itu aku mohon kamu cerita sama aku, aku pasti akan selalu membantu mu dan kalau memang aku melakukan kesalahan kamu ngomong biar aku tahu letak kesalahan ku" kata reno menatap ku tajam dengan memegang tanganku.

Aku tidak kuat rasanya menahan air mata ini. Reno memang pandai mengambil hati aku sampai aku tidak bisa berbohong dengan dia.

Aku bersyukur bisa mengenal reno. Aku terharu dengan reno yang selalu ada dan peduli denganku.

Reno memelukku. Aku tidak tahu apa yang harus aku rasakan pada malam itu antara sedih dan senang. Saat itu lah aku ceritakan semuanya kepada reno.