Brak!!
Aksa membuka pintu kelas dua belas ips dengan kakinya.
"Mana Niken?" tatapannya menyalang melihat seluruh penjuru kelas.
"Ada apa, sayang?" Niken menghampiri Aksa dari arah belakang. Sepertinya ia baru saja tiba di sekolah.
Plak!
Suara tamparan menggema, seluruh orang yang menyaksikan tersebut memasang ekspresi terkejut sekaligus mendesah takut.
"Aksa, maksud kamu apa?" wajah Niken memerah, apalagi bekas tamparan Aksa di pipi kanannya tercetak dengan sangat jelas.
"Itu untuk pipi kanan Irona yang lo gores!" gigi Aksa bergemelatuk pertanda emosinya benar-benar memuncak.
Niken terlihat tegang, begitupun dengan kedua temannya. Putri dan Nadira saling tatap, mereka sebenarnya tidak tahu apa rencana Niken. Mereka hanya mengikuti perintah dan interupsi.
"A.. Aku ngga lakuin apapun sama Irona" wajah Niken terlihat gugup
Aksa tersenyum kecut, "Lo masih mau bohong?!" tangannya menjambak rambut Niken kasar, "Ini pertama kali gue kasar sama cewek" desisnya.