Chereads / Vicious Circle of Mestonia / Chapter 30 - Ch. 30 Pantai

Chapter 30 - Ch. 30 Pantai

...

Lyon berdiri dengan santai tidak jauh dari tempat Petra berada. Petra sangat keheranan melihat sosok pemuda itu sekaligus tidak percaya dengan penglihatan matanya. Senyum sinis khas itu menghiasai wajah Lyon yang dingin seperti biasa, memandang Petra dengan tatapan penuh arti.

Tatapan mata Lyon seakan menelanjangi Petra bulat-bulat. Seperti elang yang sudah menemukan mangsanya. Dan, mengunci mangsa tersebut. Tidak membiarkan mangsanya untuk lari kemana pun.

Andai saja, Lyon yang angkuh itu berdiri seorang diri dan tidak ada orang lain disampingnya tentu Petra akan langsung mengusir pemuda arogan tersebut untuk segera pergi lalu meninggalkan Lyon sendirian dan kembali ke penginapan keluarga Hime. Tetapi sayang sekali, ada Chia yang berdiri disamping kanan Lyon. Memegang tangan kanan Lyon begitu erat dan menatap kearah Petra dengan tatapan bahagia. Seperti anak gadis yang hilang diramainya sebuah mall kemudian menemukan pengasuhnya kembali. Seakan Petra adalah orang yang dicari selama ini. Pemandangan yang kontras dengan Lyon yang menatap dingin kepada Petra.

Seandainya saja Lyon tidak membawa Chia bersamanya... Chia yang selama Petra tinggal di rumah Lisa menjadi sangat akrab dengannya. Chia yang menganggap Petra seperti kakak perempuannya sendiri. Dan Petra yang menganggap Chia seperti sepupunya Abel, memperlakukan dan menyayanyi gadis kecil itu dengan sepenuh hati.

"Sebaiknya tahan dulu emosi dan amarahmu itu. Tidak ada gunanya Petra. Jangan kamu pikir aku datang menyusulmu untuk diriku sendiri." kata Lyon seakan menjawab pertanyaan Petra dikepalanya tentang ada alasan apa dia jauh-jauh datang ke Lilibel.

"Lalu?" tanya Petra penasaran. Apalagi dengan Chia bersama Lyon, hanya membuat rasa penasaran Petra bertambah sepuluh kali lipat.

"Tentu karena Chia. Asal kamu tahu, dia ini...seharian ini menangis mencari keberadaanmu yang tiba-tiba menghilang. Chia pikir kamu hilang dimakan peri jahat. Yah, walaupun aku berharap itulah yang terjadi." jawab Lyon meringis puas. Sangat berharap Petra akan menunjukkan wajah kesalnya didepan Chia kecil.

Pekerjaan Lyon nomor satu saat dirinya tidak melakukan kegiatan apapun adalah menyakiti Petra dengan kata-kata yang ia ucapkan. Itulah yang selalu ada dibenak Petra selama ini. Dan karena itulah yang sering terjadi. Setidaknya itu yang Petra alami dan rasakan selama Petra mengenal Lyon.

"Kak Petra kenapa pergi ke pantai tidak mengajak Chia?" rengek Chia lalu berlari memeluk Petra. Memeluk erat kaki Petra.

Chia pura-pura menangis untuk menarik perhatian Petra. Membuat Petra membungkukkan badan untuk mengeusap air mata Chia yang telah mengering lama. Mengusap poni Chia dengan lemah lembut dan merapikan anak rambut kembali ketempat semula.

"Maafkan kakak ya Chia. Maafkan kakak karena meninggalkan Chia sendirian dan pergi bersama teman-teman kakak tanpa berpamitan denganmu tadi pagi. Habisnya, tadi pagi kakak lihat Chia masih tidur nyenyaaaak sekali." ucap Petra menahan tawa. Sebagai gantinya Petra menyunggingkan senyum.

Petra memandang Chia dengan tatapan lembut, berusaha menenangkan Chia yang menatap kearah Petra dengan mata berbinar-binar, masih berusaha untuk mengeluarkan air mata tangis.

"Janji?" sungut Chia masih tidak terima. Terisak yang dibuat-buat.

Chia memanyunkan mulut kecilnya kearah depan. Menandakan gadis kecil itu minta dipeluk oleh Petra. Kemudian, pada detik berikutnya Petra pun memeluk Chia pelan. Seakan sedang memberikan energi kehangatan kepada Chia yang memakai pakaian bebahan sifon berbentuk gaun panjang selutut tanpa lengan dan tipis berwarna pink muda.

"Iya janji. Kakak tidak akan mengulangi lagi. Janji." bisik Petra diantara pelukannya. Petra menepuk bahu Chia pelan-pelan.

Dari jauh Lyon yang masih berdiri ditempat menyaksikan adegan ala drama melankolis tersebut, dalam kehidupan dirinya yang nyata antara Petra dan Chia, dengan menyunggingkan sebuah senyum simpul. Lyon merasa aneh saja, kenapa bisa dua gadis menyebalkan itu menjadi sangat akur. Bukan sebuah kombinasi rumus kimia yang indah, batin Lyon. Setidaknya bagi Lyon begitu. Karena bisa jadi suatu hari kombinasi rumus kimia tersebut akan melukai dirinya. Dan itu bukanlah suatu hal yang Lyon harapkan terjadi. Lyon sangat menyayangi Chia namun tidak kepada Petra.

Petra mengajak Chia berjalan-jalan disepanjang bibir pantai lalu mengenalkan Chia kepada teman-temannya. Tentu sebagai keponakan Lyon, pacar palsunya. Dan tanpa diduga mendapat respon luar biasa dari teman-teman Petra. Mereka sangat senang mendapatkan seorang gadis kecil yang super menggemaskan.

"Kamu cantik sekali Chia." kata Hime.

"Gaun yang Chia pakai siapa yang membelikan?" tanya Teresa.

"Rambutmu wangi sekali Chia." imbuh Rita.

Sepanjang sisa hari itu, Chia terus tersenyum lebar. Suasana hatinya sudah kembali normal. Riang gembira. Chia sangat senang bertemu dengan teman-teman Petra tersebut yang memperlakukan dirinya seperti putri kecil.

Kemudian, pukul sembilan malam Petra mengantar Chia kembali ke tempat Lyon menginap. Disebuah resort mewah, terletak tidak jauh dari penginapan keluarga Hime. Berjarak tiga ratus meter dengan berjalan kaki.

"Maaf Petra, sudah merepotkanmu hari ini dan juga telah mengganggu liburan bersama teman-temanmu." kata Lisa dengan Chia yang berada dalam gendongannya, tertidur pulas kerena kelelahan.

"Tidak apa-apa kakak Lisa. Lagipula semua temanku menyukai Chia. Dan Chia juga sangat penurut hari ini." sanggah Petra berusaha bersikap wajar. Petra masih belum terbiasa berbicara santai dengan kakak Lisa. Wanita dewasa yang begitu anggun dan berwibawa hanya dengan berdiam diri saja sudah membuat Petra gelagapan.

"Jangan terlalu kaku seperti itu Petra. Anggap aku seperti kakakmu juga, oke." ucap Lisa tersenyum manis.

Mengesampingkan Chia sebagai anaknya, Lisa tampak seperti seorang model profesional. Postur tubuh Lisa begitu sempurna dan langsing alami. Walaupun sudah beranak satu, Lisa tidak terlihat seperti seorang nyonya muda ataupun ibu-ibu. Dari luaran Lisa lebih terlihat seperti anak baru lulus SMA.

"Baiklah kak, kalau begitu aku pamit pulang." ijin Petra yang langsung dibalas anggukan oleh Lisa.

Jujur saja, Lisa sebenarnya ingin menahan Petra lebih lama untuk berbicara beberapa hal. Namun, melihat situsasi saat ini sedang tidak memungkinkan. Chia yang sudah tertidur dipelukan. Petra yang jelas terlihat sangat kelelahan akibat menemani Chia bermain. Padahal tangan kiri Petra belum sembuh total. Bahkan gips nya saja masih menempel ditangan dan belum boleh dilepas.

Lisa mengantar kepergian Petra dengan tatapan sayu. Terus menatap punggung Petra yang berjalan menjauh hingga menghilang ditikungan jalan. Tanpa sadar Lisa menghela napas berat. Ada banyak sekali pikiran yang kini memenuhi isi kepalanya mengenai Petra, gadis baik hati yang menjagi korban kecerobohan Lyon adik yang tidak tahu diri kesayangannya.

Suara ombak dari arah halaman belakang resort milik keluarga Levi terdengar cukup nyaring hingga membuat Lyon terbagun dari mimpi. Mimpi yang cukup aneh dan mendebarkan. Bagaimana mungkin Lyon yang sama sekali tidak bisa memasak tiba-tiba di dalam mimpinya tengah memasak dengan riang gembira, dan tidak jauh dari tempat Lyon berdiri sibuk memasak duduk seorang gadis rambut sebahu yang familiar.

-tbc-