Chereads / DOKTER TAMPAN JATUH CINTA / Chapter 15 - Berharap!

Chapter 15 - Berharap!

"Kenapa? Ada apa kakakku sayang." Agnes menggodaku ketika kami duduk di depan ruangan ayah dan ibuku akhirnya dapat masuk menemani ayah di dalam ruang isolasi.

Setelah aku berusaha keras meminta kepada Dokter Aliando agar ibuku dapat menemani ayah, aku khawatir dengan kondisi ibuku beberapa hari ini dan terbukti setelah ia dapat menemani ayahku.

Di dalam dapat kulihat wajah bahagia itu dari pancaran wajahnya. Aku masih tersenyum mendengar Agnes menggodaku.

"Kak, sampai kapan kamu harus seperti ini. Kamu harus bangun dan sadar. Fara sama kamu. Maaf, bukan aku bermaksud merendahkannya. Tapi..."

"Agnes Lutfi Siahaan, adikku sayang. Betapa aku berusaha keras untuk dapat melupakan dia. Sudah hampir satu tahun. Dan aku selalu berdoa kepada Tuhan agar aku dan dia dijauhkan. Tapi, kau bisa melihatnya sendiri, setiap kali aku dapat melupakannya sejenak. Tiba-tiba ia muncul dihadapanku. Kau percaya kan dengan takdir. Bisa jadi Fara memang ditakdirkan untukku."

"Atas nama apa Kak?"

"Atas nama apa? Aku belum bisa menjawabnya."

"Kak, kau lihat Papi, bagaimana kalau dia sampai tahu putra tercintanya ternyata cinta mati dengan seorang gadis muslim. Dan Mami?"

"Agnes, kamu terlalu sibuk sama pikiranmu sendiri. Papi dan Mami sudah tahu sudah lama."

"Oh yah!" Agnes terkejut, kedua bola matanya melebar, aku mengangguk.

"Kakak!" dia meyakinkanku lagi, lalu aku melanjtkan kalimatku.

"Bukan, Bapa Hang yang memberitahu mereka, karena mami dan papi tanpa sengaja membaca buku catatan milik Fara dan mereka berasumsi tapi pikiran mereka tepat ketika mereka bertanya kepada Bapa Hang. Mereka tahu hanya kepada Bapa Hang aku berkata jujur tentang hal apapun"

"Papi sakit?"

"Bukan adikku, bukan karena masalah Fara dan aku. Kamu tahu kan, perusahaan papi lagi enggak sehat dan papi bekerja keras dan berpikir agar perusahannya tidak hancur. Ia terlalu bekerja keras. Kamu tahu, Ester putri Om Yanto??"

"Yah.. kenapa kak?"

"Papi mau meminjam uang sama mereka untuk membayar utang papi, dan mereka setuju dengan syarat Ester dan aku harus menikah."

"Kakak.." Agnes memelukku dari samping.

"Maaf kak, aku tidak pernah tahu masalah keluarga. Dan maafkan aku atas sikapku tadi. Adik seperti apa aku ini" wajah Agnes tenggelam, terlihat muram.

"Enggak apa-apa, kakak paham sama apa yang kamu lakukan. Papi mungkin keberatan, walau papi enggak setuju dengan apa yang kakak lakukan, jatuh cinta sama seorang gadis muslim. Papi sangat menyayangi kakak, kakak tahu itu makanya papi sakit seperti ini. Ia jarang sekali makan dan hanya minum air, sampai jantungnya bermasalah. Kakak tahu, papi ingin kakak menikah atas kehendak kakak sendiri bukan karena terpaksa."

"Kak, apa yang akan kakak lakukan sekarang?" tanya Agnes lagi.

"Mengikuti takdir Tuhan, kakak enggak bisa berbuat apa-apa. Untuk saat ini kakak hanya berharap Papi sembuh dan kembali seperti dulu lagi bersama kita."

"Kakak..." Agnes memelukku lebih erat.

Aku tak tahu harus berkata apa tentang semua ini, satu hal dalam pikiranku berusaha menjadi anak yang baik,

Fara biarlah aku serahkan kepada Tuhan. Karena aku minta hanya satu sembuhkan ayahku saat ini, itu saja.

Aku tidak ingin menjadi manusia serakah dengan banyak meminta kepada Tuhan. Aku membalas pelukan Agnes dan aku masih juga tak bisa membuang bayangan wajah Fara.

Walau ribuan kali aku berkata kepada mereka aku harus bisa melupakannya demi semuanya. Tapi dalam hati kecilku yang terdalam, aku selalu yakin Fara adalah jodoh untukku.

Bolehkan, aku berharap!