SMA Akatsuki di Tachikawa....
Sebuah sekolah terkenal di Tachikawa menyimpan sebuah kenangan mengerikan yang terjadi 24 tahun yang lalu, yaitu seorang siswa yang tewas karena diracun dengan racun yang menyerupai racun vampire dan jasadnya dibuang ke perpustakaan yang kini tidak terpakai tersebut.
Siswa tersebut adalah Hoshikawa Riki....
Kini, dia hidup sebagai mayat hidup dan tinggal di perpustakaan lama. Kehidupannya semakin memburuk saat dia dikaitkan dengan rumor yang merenggut para siswa satu per satu. Keberadaannya masih menjadi misteri sampai sekarang dan sudah banyak siswa yang mencoba memecahkan misteri yang berkaitan dengan SMA Akatsuki, namun selalu berakhir dengan kematian. Sejak saat itulah, SMA Akatsuki masih menyimpan misteri sampai sekarang.
Namun pada suatu hari....
Ada 5 orang siswa yang mencoba memecahkan misteri SMA Akatsuki meskipun nyawa mereka menjadi taruhan, yaitu Aonuma Mamoru, Aozora Saori, Kageyama Rinto, Yuzunashi Misaki dan seorang murid pindahan yang bernama Sakumora Lenka. Mereka berlima berjuang untuk memecahkan misteri yang berkaitan dengan SMA Akatsuki meskipun nyawa mereka dipertaruhkan.
~
SMA Akatsuki, Tahun 2011....
Sekolah yang terkenal di Tachikawa namun menyimpan misteri tersebut semakin banyak muridnya dari tahun ke tahun. Seorang gadis bersurai coklat panjang, bermanik biru safir, memakai seragam pelaut dibalut blazer jingga dan rok putih selutut. Surai coklat miliknya berkibar-kibar ditiup angin musim gugur. Dialah Sakumora Lenka, siswi pindahan yang memulai hari-harinya di sekolah tersebut.
"Yosh, aku akan memulainya di sini."
Manik biru safirnya menangkap seorang gadis bersurai ungu yang berpakaian sana dengan dirinya namun dia memakai tanda "OSIS" di lengan kanannya. Gadis tersebut menghampiri Lenka sejenak.
"Apa kau murid baru?"
"I-iya, namaku Sakumora Lenka." Gadis yang bernama Lenka tersebut membungkukkan badannya.
"Oh, namaku Crystalisia Seira. Apa kau mau ke ruang kepala sekolah, Lenka-san?" Gadis yang bernama Seira tersebut hanya tersenyum kecil.
"Iya, Crystalisia-san. Tolong ya.... "
"Baiklah, Lenka-san. Mari aku antar."
Lenka dan Seira melangkahkan kaki mereka ke arah gedung SMA Akatsuki. Terlihat sebuah bayangan hitam menatap kepergian mereka berdua dengan tatapan penuh minat.
Dan bayangan tersebut menghilang tanpa jejak sana sekali....
****
"Namaku Sakumora Lenka dari Tokyo, salam kenal."
Lenka memperkenalkan dirinya di depan kelas barunya, yaitu kelas 2-4. Sensei yang tengah mengajar tersebut menganggukkan kepalanya dan menunjuk ke arah kursi di sebelah gadis bersurai hitam sebahu tersebut.
"Sakumora Lenka-chan duduk di sebelah Aozora Saori-chan."
"Baik, sensei."
Dengan tenang, Lenka berjalan ke arah tempat duduk yang ditunjuk oleh sensei tersebut. Setelah Lenka duduk, barulah gadis bersurai hitam tersebut mengatakan sesuatu pada Lenka.
"Hai, Lenka-san, namaku Aozora Saori. Salam kenal dan semoga kita bisa berteman baik."
"Ya, Aozora-san."
Wush!!!
Sebuah aura tidak menyenangkan membuat bulu kuduk Lenka meremang. Lenka memegangi lehernya sendiri karena merasakan firasat yang sangat buruk, sebuah kejadian yang ada kaitannya dengan SMA Akatsuki.
"Ini hanya perasaanku saja."
****
"Nee, Lenka-chan, bagaimana keadaan Tokyo?"
"Ya, sama saja."
"Kudengar Tokyo sangat indah dan ramai."
"Tachikawa juga sama kok."
Lenka harus melayani setiap pertanyaan yang dilontarkan padanya. Dia terpaksa tersenyum agar rasa penasaran teman-teman barunya terpuaskan.
"Minggir!!!"
Kerumunan tersebut terbelah menjadi dua dan pemuda bersurai biru dan bermanik hijau melangkah ke arah Lenka "Selamat datang di kelas 2-4. Namaku Aonuma Mamoru, salam kenal."
"Umm.... Salam kenal, Aonuma-san." Lenka hanya mengangguk kikuk melihat pemuda bernama Mamoru tersebut "Aku mau jalan-jalan dulu." Lenkapun bangkit dari bangkunya dan keluar dari kelasnya.
Setelah Lenka pergi, pandangan seisi kelas mengarah pada Mamoru dengan tatapan menusuk "Mamoru, kau harus bertanggung jawab atas perbuatanmu barusan."
"Aku yang bertanggung jawab? Enak saja kalian ngomong begitu!!!" Mamoru berusaha membelah diri "Kalian saja yang berlebihan."
Dan suasana kelas menjadi gaduh....
****
Tap tap tap....
Lenka berjalan menelusuri koridor sekolah dan langkahnya terhenti di sebuah pintu perpustakaan yang tertutup rapat "Perpustakaan. Dilarang masuk ke dalam tempat ini karena tempat ini terkutuk."
Hening sejenak....
Jeda lama sekali....
"Aku semakin penasaran dengan tempat yang dianggap terkutuk ini." Dan dengan cepat, dia mencoba membuka pintu ruangan tersebut, namun hasilnya nihil "Kok susah sekali ya? Apa pintunya sudah berkarat?"
Hening sejenak....
Tanpa berpikir panjang, tangan mungil milik Lenka merusak engsel pintu yang sudah berkarat tersebut. Setelah 10 menit merusak, akhirnya pintu tersebut terbuka.
"Akhirnya terbuka juga." Dan Lenkapun memasuki ruangan tersebut. Manik biru safir miliknya menatap kagum sederetan rak buku yang tertata rapi "Hanya buku-buku, tapi kenapa dianggap terkutuk?"
Blam!!!
Pintu tersebut tertutup dengan sendirinya dan manik biru safir miliknya menangkap seseorang yang keluar dari kegelisahan. Dalam sekejap mata, manik biru safir tersebut langsung membulat sempurna dan diapun mulai mundur selangkah demi selangkah.
"Si-siapa kau?"
"Aku? Aku penghuni tempat ini." Terlihat manik merah muncul dari kegelapan. Seorang pemuda bersurai hitam dan berpakaian seragam SMA Akatsuki dibalut jaket berwarna hitam berjalan ke arah Lenka dengan tatapan datar "Sedang apa seorang gadis manusia datang ke tempat ini?"
"Na-namaku Sakumora Lenka." Gadis bersurai coklat tersebut mulai memucat mendengar jawaban dari pemuda tersebut "Kau penghuni ruangan ini?? Ta-tapi.... kau ini.... "
"Aku meninggal 24 tahun yang lalu."
Deg!!!
Jantung Lenka dipacu dengan kencang mendengar pernyataan dari pemuda tersebut "Ka-kalau begitu.... Kau bukan manusia kan??"
"Ya, aku bukan manusia. Kau bisa melihat penampilanku kan, Sakumora Lenka?"
Wush!!!
Pemuda tersebut melesat ke arah belakang Lenka dan mengendus leher gadis bersurai biru safir tersebut "Bau mulut mengingatkanku pada teman lamaku."
"Anoo.... Kalau Sakumora Hazuki yang kau maksud, itu ayahku.... " Keringatnya mulai bercucuran karena ketakutan "Ka-kalau tidak salah, kau pasti.... "
"Hoshikawa Riki." Pemuda tersebut memundurkan badannya "Aku korban kegelapan SMA Akatsuki 24 tahun yang lalu."
"Kau tewas karena apa, Hoshikawa-san?"
"Racun kimia yang mirip dengan racun vampire."
Pemuda yang bernama Riki tersebut berjalan ke arah depan dan menatap manik biru safir milik Lenka dengan manik merah miliknya "Lenka, kenapa kau bisa di sini padahal ruangan ini dianggap terkutuk dan aku dianggap rumor mengerikan?"
Lenka menatap Riki dengan heran "Aku penasaran dengan rumor itu, Hoshikawa-san. Lagipula, orang gila mana yang menyebarkan rumor itu?"
Riki langsung memundurkan badannya. Wajah pusatnya mulai tegang dan manik merahnya langsung membulat sempurna "Lenka, apa kau menyadari ucapanmu itu?"
"He? Yang mana?"
"Rumor yang menurutmu aneh telah memakan korban." Manik merah milik Riki mulai menyala "Ini sudah ada selama bertahun-tahun lamanya sejak aku meninggal."
Wush!!!
Lagi-lagi Riki berada di belakang Lenka dan berbisik di telinga gadis tersebut "Jika kau yang menjadi korbannya, aku tidak bertanggung jawab lho."
"Ba-bagaimana i-ini??" Raut wajah Lenka mulai memucat dan diapun mulai memajukan tubuhnya karena ketakutan "La-lalu a-apa ya-yang ter-terjadi?"
"Mungkin kegelapan SMA Akatsuki muncul lagi."
Hening sejenak....
Jeda lama sekali....
"Kecuali kau merahasiakan keberadaanku pada semua orang dan jika kau butuh bantuan aku siap kapan saja." Riki mengakhiri ucapannya di telinga Lenka dan memundurkan tubuhnya "Selama rumor itu berlangsung, ada misteri di balik rumor itu."
"Baiklah, Hoshikawa-san." Lenka menganggukkan kepalanya mengerti "Aku akan berusaha semampuku."
"Aku mengandalkanmu, Lenka."
"Ya."
Ting tong ning nong....
Suasana yang agak tenang tersebut terganggu dengan suara belum masuk. Riki menoleh ke arah Lenka yang ingin mengobrol dengannya lebih lama "Sudah belum masuk, Lenka. Sebaiknya kau masuk kelas sebelum ada yang mengetahui keberadaanmu di sini."
Lenka langsung menunduk lesu dan diapun berjalan lunglai ke arah pintu ruangan tersebut "Nee, Hoshikawa-san, apa aku bisa datang ke tempat ini lagi?"
"Ya, Lenka. Asal kau tidak ketahuan, kau bisa kembali lagi kapan saja." Riki hanya tersenyum mendengar pertanyaan Lenka "Sampai kapanpun, kau bisa kembali."
Raut wajah ceria milik Lenka tercipta dan diapun keluar dari tempat yang dianggap terkutuk tersebut. Manik merah milik Riki menatap kepergian Lenka dan pintu tersebut tertutup dengan sendirinya.
"Sampai jumpa, Sakumora Lenka."
****
Drap drap drap....
Lenka mempercepat langkahnya menuju kelasnya, yaitu 2-4. Saat hampir sampai kelasnya, tiba-tiba leher gadis bersurai coklat tersebut terasa merinding. Diapun menghentikan langkahnya dan memegangi lehernya sendiri.
"Siapa kali ini?" Lenka menoleh ke arah kanan dan kiri untuk memastikan ada orang iseng yang menjahilinya, nami tidak ada seorangpun yang berada di sana.
("Akhirnya datang juga.... ")
" Siapa kau? Mau apa kau dariku?"
("Tangkap dan bunuh Kurohaku Amano.... ")
" Ku-Kurohaku Amano? Siapa di.... "
Saat Lenka menanyakan siapa Kurohaku Amano, suara tersebut menghilang secara misterius. Karena tidak tahu siapa Kurohaku Amano tersebut, Lenka langsung berlari kembali ke kelasnya dengan harapan bisa memecahkan misteri SMA Akatsuki selama 24 tahun lamanya.
****
Pemuda bersurai hitam tersebut menatap hampa ke arah jendela yang terhubung dengan koridor tersebut "Selama 24 tahun di sini, baru kali ini ada seorang gadis manusia yang berani membuka pintu ruangan ini. Padahal pintu ini sudah lama terkunci selama bertahun-tahun."
Jeda sejenak....
"Sakumora Lenka ya.... Mirip dengan Hazuki." Lalu, dia mendongak ke arah atas "Hazuki, aku tidak tahu bahwa kau memiliki seorang putri yang manis sekali." Tatapannya berubah menjadi penuh minat "Aku jadi ingin mencicipi darah Lenka."
Wush...
Surai hitam milik Riki mulai berkibar "Iblis itu telah menentukan korbannya, yaitu Lenka. Aku akan melindunginya darimu, Kurohaku Amano." Dan suasanapun menjadi hening seketika.