Dua dunia yang tidak akan pernah bisa menyatu,antara ada dan tiada,positif dan negatif,kehidupan dan kematian.
Seperti itulah kita saat ini,Mereka yang mati tetaplah mati tapi bukan berarti telah pergi. Mereka yang hidup menjalani segalanya dengan sebaik mungkin,agar dapat tenang ketika waktunya kepergian mereka telah tiba. Tiada yang tau kapan kematian datang,mereka yang dapat melintasi waktupun tidak dapat memprediksinya.
Sebuah takdir tidak akan bisa diubah,Everything about that is Absolute,nobody can run from it. Even if somebody have the sixth sense.
●●●
Pagi yang cerah,alarm itu berbunyi kencang membangunkan Nariel dari tidur nyenyak nya. Dia mengusap kedua matanya dan dikejutkan oleh sosok prempuan yang tengah beridiri melotot dihadapanya.
"Lu! Bener-bener ya! Lebih serem dari hantu tau enggak!" Bentak Nariel pada Nara yang mengejutkanya.
"Lagian sih.. dari tadi dibangunin gak denger,lagian kakak kamu cantik gini disamain kek hantu dasar anak indigo"
Nara berjalan keluar sambil terkekeh meninggalkan Nariel yang masih mengumpulkan nyawanya untuk bangun.
Tidak lama kemudian,Nariel pun segera bergegas dan bersiap menuju sekolah. Dimeja makan ada Elisa yaitu orangtua Nariel dan Nara yang tersisa menunggu bersama Nara disana sambil menyipkan sarapan dan bekal untuk dibawa.
"Hallo Ma!" Sapa Nariel menuruni tangga.
"Pagi sayang,anak mama udah ganteng!"
Nariel menyantap roti bakar kesukaanya sambil meneguk segelas susu. Dia segera mengambil kotak bekalnya dan berpamitan pada Nara dan Elisa.
"Gak mau bareng kamu dek?"
"Gak ah.. lu mah ngaret.. gua kan anak baru jangan disamain sama lu dong huu" ledek Nariel sambil berjalan keluar rumah.
Elisa hanya tertawa melihat anak mereka bertengkar dipagi hari meski bukan yang pertama kalinya. Nariel adalah anak bungsu dikeluarganya dan satu-satunya lelaki dikeluarganya saat ini.
Ayah Nariel telah meninggal dunia dalam kecelakaan maut.
Penyebabnya masih sebuah misteri. Tapi semua itu telah mereka kubur dalam-dalam karena mereka tidak ingin melihat Elisa sedih setiap kali membahas itu.
Kim Hyung Naran adalah seorang pengusaha besar diindonesia dan juga kolektor mobil-mobil sport. Dia dikenal sebagai orang yang dermawan,humble dan friendly.
*****
Nariel tiba dengan Nara disekolah mereka,dia mengenakan masker putih untuk menutupi setengah wajahnya. Itu adalah pesan dari Nara dan Nariel hanya menurutinya.
Lirik banyak murid melihat kedatangan Nariel.
"Ada kak Nara dateng"
"Disebelahnya siapa?"
"Kok pake masker?"
"Anak baru?"
"Pacarnya?"
"Mukanya kenapa tuh? Kok ditutupin masker?"
"Sakit?"
"Jelek kali"
"Ehmmmmm,gak bae lho.. pagi-pagi ngomongin orang.." Sindir Nara sambil melintas bersama Nariel dikoridor menuju ruang kepala sekolah.
"Permisi pak" Nara tiba membawa adiknya masuk kedalam ruang kepala sekolah.
"Iya silahkan masuk"
Nariel terkejut melihat sosok hitam besar berdiri dibelakang Pak Erlangga yaitu kepala sekolahnya yang baru. Tapi Nariel hanya saling bertatapan dengan hantu itu,selagi tidak mengusik Nariel tidak akan melawan.
"Kamu masuk ke kelas 11 IPS 3 ya Nak Nariel,Nara tolong antar adik kamu ya kesana" Pinta Pak Erlangga sambil tersenyum pada mereka berdua.
"Baik Pak,permisi pak kami kekelas dulu"
"Iya silahkan,semoga betah ya disekolah ini"
Nara dan Nariel keluar dari ruang kepala sekolah menuju lantai dua,kelas Nariel dan Nara bersebrangan karena lantai dua dibentuk persegi bukan later U hingga dapat diisi dengan 3 kelas 11 dan 3 kelas 12. Sisanya berada dibawah.
Setelah mengantar Nariel sampai didepan kelasnya Nara pun berpamitan padanya dengan tersenyum dan melambaikan tangan pada sang adik. Selain cantik dan populer,Nara adalah gadis lugu dan pintar disekolahnya. Tentu saja hal tersebut menjadi gosip harian disekolah karena Nara belum pernah terlihat dekat dengan lelaki manapun.
"Gila tuh cowok dianter kak Nara kekelas?!"
"Anak baru?!"
"Beruntung banget!"
"Lagi hoki paling"
"Mukanya kenapa tuh ditutupin?"
"Malu kali"
"Siapa tau ganteng,jadi penasaran"
Dari dalam kelas murid-murid pun langsung menggosipi Nariel yang sedang berdiri didepan kelas menunggu guru tiba.
Tidak lama kemudian bu desi tiba,dia guru mata pelajaran sosiologi. Disampingnya ada seorang gadis perempuan berjalan menunduk,rambutnya dikuncir ponytail dan dibelakangnya ada seorang kakek-kakek yang mengikutinya.
Nariel terkejut,namun dia dapat mengetahui jika yang mengikuti gadis itu adalah kakenya sendiri. Gadis itu sendiri melihat sosok yang berada dibelakang Nariel dimana ada sosok hitam besar dengan mata merah menyala.
"Perempuan ini.. dia..."
"Siapa anak baru ini? Tatapanya.. dia..."
Waktu seakan membeku,hanya ada Nariel dan gadis itu yang saling bertatapan. Gadis itu menatap Nariel dengan dingin,begitupula dengan Nariel.
"Jadi.. kamu indigo juga ya...?" Ucap sang gadis sambil memasukan kedua tanganya kedalam kantong hoddie.
"Lu sendiri... juga sama kan?" Sahut Nariel.
"Caramel Alexandria"
"Park Nariel"
Keduanya saling tersenyum sambil bertatapan,seolah hal yang mereka pikirkan sama.
"Kamu anak barunya ya? Ayok masuk" Sapa bu desi yang diikuti Caramel dibelakangnya masuk kedalam kelas.
"Silahkan,perkenalkan namamu" Ucap Bu desi sambil duduk.
Semua murid dikelas menatap Nariel serius,seakan menunggu sesuatu. Dari sudut ruangan Caramel hanya menyeringai menatapnya. Karena sesungguhnya Caramel telah menerawang Nariel dan tahu wajah tampan bagaikan kloning Park Bo Gum dibalik masker putih yang menutupi wajahnya.
"Dasar kau...." Gumam Nariel yang ikut menyeringai pada Caramel.
Tatapan Caramel seolah menantang Nariel untuk membuka maskernya jika berani. Tentu saja Caramel telah melihat Nariel yang sudah dinasehati lebih dulu oleh Nara. Kemampuan Caramel dapat melihat masa lalu sedangkan Nariel melihat masa depan dan jauh lebih baik dari Caramel.
Nariel membuka maskernya,dan semua orang hanya tercengang menatap wajah tampanya itu termasuk para perempuan yang berteriak didalam hati mereka.
"Gila! Ganteng banget!"
"Daniel kesingkir nih!"
"Jangan-jangan pacarnya kak Nara!"
"Ajak kenalan ah!"
"Duduk sama siapa ya?!"
"Harus sama gw sih ini"
"Minta nomernya bisa kali ya?"
"Park bo gum sekolah diindonesia?"
Dari sudut kelas,Caramel duduk menahan tawa yang sudah tak terbendung. Matanya mengeluarkan air mata,dia terus mencoba untuk menutup mulutnya rapat-rapat.
Terlihat Nariel meleret Caramel tajam,dan berteriak melalu batinya.
"Cewe rese dasar!"
"Eh! Gua bisa denger lo ya!"
"Bodo!"
Sejenak para murid dan bu desi terdiam melihat Nariel dan Caramel yang saling melotot. "Hey Kamu! Kapan perkenalanya?!" Bentak bu desi sambil memukul meja hingga Nariel terlonjak kaget.
Caramel meledakan tawanya disudut kelas,sambil memukul-mukul mejanya. Seperti biasa,anak-anak menatapnya sinis dan tajam sambil mengumpatnya namun Caramel tetap cuek. Nariel sendiri terkejut mendengar Umpatan para murid pada Caramel.
"Sebenci itu anak-anak dikelas ini sama dia?"
"Maaf,nama saya Park Nariel. Saya murid baru,mohon kerja samanya" Ucap Nariel sambil membungkukan badanya didepan kelas.
Beberapa perempuan melambaikan tangan kepadanya,Nariel hanya membalas dengan senyuman. Tanpa basa-basi dan menunggu guru berbicara,Nariel melangkahkan kakinya menuju bangku kosong yang berada disamping Caramel.
Semua murid terkejut,mereka hanya dapat terdiam tanpa kata. Hanya beberapa murid perempuan dikelas yang semakin jadi mengumpat Caramel.
"BITCH!"
"JINGAN!"
"MENANG BANYAK TUH SI CARA!"
Nariel duduk,bu desi hanya diam dan melanjutkan pelajaran. Cara menatap Nariel sambil tersenyum padanya.
"Fix.. lu bikin gua makin dibenci disini" Ucap Caramel sambil menghela nafas kasar.
"Gak ada kesempatan kedua,gak usah munafik" Balas Nariel dengan sombong.
Pelajaran pun dimulai,sepanjang pelajaran Nariel dan Caramel berinteraksi melalu batin mereka untuk menghindari ocehan murid-murid mecin dikelas mereka.