Nariel berdiri ditengah lorong sekolah,banyak hantu yang menatap kearahnya. Genderuwo,kuntilanak,pocong dan lainya. Mereka membenci namun ada juga yang meminta tolong.
Dia diatas sana...
Hantu lelaki yang mengenakan seragam tiba-tiba saja muncul,menunjuk kearah koridor lantai dua tempat dimana Caramel berada. Nariel beranjak menuju kesana,melewati para hantu yang menghalangi dengan tatapan dinginya yang khas.
Menaiki anak tangga,dan tiba dikoridor sekolah. Sebuah tekanan Aura negatif yang luar biasa,Nariel dapat merasakanya. "Disana ya?" Gumam Nariel diikuti anggukan hantu lelaki yang mengikutinya.
"Sebelum kesana aku ingin bertanya sesuatu padamu"
Apa itu??
"Ini dimensi kalian,berarti kau bisa nyentuh dia kan? Gadis itu.."
Ya Tentu saja..
"Sisanya akan kuberitahu nanti,sekarang kita harus menghampirinya dulu"
Apa kau serius?
"Ada apa memang?"
Dia adalah penguasa tempat ini,dia kuat...
"Itu masalah nanti,lagian kalo belum dicoba belum tahu kan?" Jawa Nariel dengan menyeringai.
"Bara... Bara Antonio ingatlah namaku"
Nariel hanya menjawabnya dengan mengangguk lalu langsung melangkah menuju ruangan tempat Caramel dikurung.
"Kelas 11 IPS 2! Bersampingan sama kelas kita?!"
Nariel terkejut,jika begitu selama ini dia telah mengawasi. Dan tekanan berat yang muncul bukan dari kelasnya melainkan dari samping kelasnya. Tidak ada bau,namun ruanganya memancarkan Aura negatif yang amat luar biasa.
Bruaaaaakkkk!
Tanpa basa-basi pintu kelas itu ditendang oleh Nariel,dan Nariel sendiri terkejut apa yang ada didalam sana.
Gonnnnggggggg!
Sosok besar dengan tinggi 3 meter duduk disebuah singga sana,kelas itu bagaikan tempat tinggalnya. Ada tanduk dikepalanya,dan separuh badanya adalah kaki keledai. Badanya berwarna merah dan sedikit berbulu dibagian lengan dan dadanya,matanya yang hitam legam dengan lingkaran mata berwarna merah membuat mahluk itu semakin menyeramkan.
"Narielll!!!! Pergi!!!!!"
Teriak seseorang dari sisi lain ruangan,itu adalah Caramel. Kakinya terikat oleh sebuah rantai hitam,dia berada tida jauh dari Nariel dan tidak jauh pula dari sosok besar dihadapan mereka.
"Hantu sialan ini... dia ingin mempermainkanku ya?"
Hahahahahahahaha
Tawa menyeramkan itu menjawab pertanyaan Nariel,tapi tidak membuat Nariel takut. Dari belakang Bara terlihat khawatir,karena dia tahu jika sosok mahluk itu benar-benar kuat dan menyeramkan.
"Lu tau? Gua sempet gak percaya sama urband legend ini.." Ucap Nariel sambil mengeluarkan kantung hitam yang dia genggam.
Apa itu?
"Ada seorang gadis,dia indigo sama kaya gua.. dan dia pernah bilang kalo mahluk halus bisa dimusnahin pake ini"
Bara hanya kebingungan melihat kantung hitam berukuran kecil itu,dia hanya melirik tajam namum tidak tahu apa didalamnya.
Dan tiba-tiba saja Nariel berlari kearah mahluk besar itu,dia mengeluarkan kantung hitam lain dari sakunya. "Bara! Sekarang!" Nariel menendang sebuah besi kearah Bara,dengan cepat Bara membawa besi itu menuju Caramel.
Wussshhhhhh!!!! Srasssshhhh!!!!
Nariel melemparkan kedua kantung hitam itu pada mahluk besar tersebut,dan mengambil kantung lainya dari sakunya.
Graaaaaaaaaa!!!!!
Hantu besar itu berteriak karena wajahnya yang terlihat kepanasan. Nariel pun tak kunjung berhenti disitu,dia kembali melempar kantung-kantung itu dengan terus menerus.
Tidaaaaaakkkkk!!!!!
Hantu itu terlalu disibukan dengan wajah dan tubuhnya yang hampir lenyap hingga tidak dapat melakukan apa-apa.
Disisi lain Bara berhasil melepaskan Caramel dan membawanya keluar kelas.
Nariel!! Done!
Tubuh hantu itu terbakar dan lenyap seperti abu,Nariel segera menyusul Caramel dan Bara. Mereka bertiga berlari ditengah koridor yang dikerumuni banyak hantu,dan Nariel pun menebarkan garam terakhirnya hingga beberapa mahluk disana menjauh,dan adapula yang lenyap.
"Perlu kalian tahu,derajat kami lebih tinggi dari pada kalian!" Ucap Nariel dengan lantang melintasi koridor itu menuju kantin sekolah.
Disana terdapat tubuh Nariel yang berdiri dan Caramel yang terbaring.
Cepatlah! Aku akan menghalangi mereka!
"Terimakasih! Bara!" Nariel berlari menuju tubuh nya dan juga Caramel.
*****
"Haaaaaaaaahhhhhhh"
Nariel dan Caramel terbangun mendadak,mengejutkan Nara dan lainya. Wajah mereka terlihat lebih pucat dari sebelumnya dan Caramel terlihat lemas.
Bell pulang berbunyi,beberapa murid yang kerasukan sudah sadar dan diantar pulang menaiki transportasi milik sekolah.
Mendengar kabar dari sekolah,Elisa tiba menjemput Nariel dan Nara didepan pintu gerbang sekolah. Caramel dan lainya juga berada disana,mereka bersalaman pada Elisa.
"Mah,kita kerumah Caramel dulu jemput dia sama keluarganya" Ucap Nariel yang masuk kemobil.
"Ada apa? Dia pacar kamu?" Tanya Elisa dengan tersenyum pada Nariel.
"Bukan begitu mamah,panjang kalo dijelasin." Ucap Nariel sambil menatap Caramel tajam.
"Gapapa kok tante gapapa,gak usah ngerepotin.. itu sih ide si Nariel aja tuh.. huh" Ledek Caramel sambil mengerucutkan bibirnya.
Nariel hanya memutar bola matanya malas,lalu melirik kearah sesuatu dibelakang Caramel. Dimana disana Bara berdiri tersenyum padanya,begitupula dengan Nariel. Caramel yang salah paham hanya menatap Nariel jijik mengira tersenyum padanya.
Nara dan Elisa pun masuk kemobil,sedangkan Daniel dan Azka menaiki motor mereka dan berpamitan. Terlihat Caramel berboncengan dengan Azka,Nariel hanya diam dan bingung kenapa Azka bisa mengenali Caramel.
Mereka pun berpisah dan kembali kerumah masing-masing.
*****
Dimalam harinya apa yang dikhawatirkan oleh Nariel benar terjadi dimana saat ini banyak hantu yang mengelilingi rumah Caramel bagaikan orang berdemo. Nariel melihat itu dari Visionya dan berlari keluar kamar,disana ada Elisa yang masih terbangun menonton acara tv malam.
"Sayang kamu mau kemana?!" Teriak Elisa yang mengejar Nariel menuju garasi.
"Jemput Caramel! Mereka dalam bahaya!"
Pintu garasi terbuka,pak maman segera berlari membuka pintu gerbang. Elisa berlari kedalam untuk membangunkan Nara tapi Nariel terlanjur pergi membawa mobil Alphart milik Elisa.
Nara yang baru saja keluar masih mengenakan piyama langsung berlari menuju garasi dan melesat dengan Porsche 918 miliknya mengejar Nariel. Nariel hanya dapat menghafal jalan yang dia lihat didalam Visionya.
Nara muncul menghentikan Nariel,dan mereka pun turun dari mobil.
"Apaan sih lo kak?! Gak tau lagi urgent apa?!" Bentak Nariel ditengah jalan sepi.
"Lo gila! Ini tengah malem! Mamah khawatir lo kenapa-kenapa!" Teriak Nara yang mengejutkan Nariel karena baru kali ini dia melihat Nara marah dan membentaknya.
Nariel diam membisu,tapi bukan berarti dia mengurungkan niatnya menuju rumah Caramel.
"Caramel dalam bahaya! Mereka bakal diculik lagi! Kali ini semuanya! Tubuh Cara masih lemah kak! Kakak tau kan rumah Caramel?! Tunjukin gua rumahnya kak! Tunjukin ke Nariel jalanya sekarang!" Bentak kembali Nariel dengan wajah panik dan tubuhnya yang mulai berkeringat.
Nara sendiri terkejut melihat adiknya sekhawatir ini pada orang lain,karena yang dia tahu adalah Nariel orang yang cuek dan dingin.
"Emangnya ada ap-"
"Udah cepetan!"
Nara akhirnya memandu Nariel menuju rumah Caramel dan benar saja,disana sudah banyak mahluk halus yang mengerubungi rumah Caramel. Hanya Nariel yang dapat melihat itu,Nara hanya terlihat kebingungan.
Disisi lain jalanan Nariel juga melihat ada seseorang yang ikut menatap rumah itu. Dia mengenakan hoddie hitam dengan tudung yang menutupi wajahnya.
"Dia?! Gadis yang dibelakang sekolah!"