Chereads / 2 Dimensi / Chapter 3 - Dipersimpangan

Chapter 3 - Dipersimpangan

Belakangan ini memang Kintano jarang menemui Angel, karena kesibukan pekerjaan kantornya yang luar biasa sibuknya, itu semua bukan tanpa alasan, dia memang dikenal oleh rekan rekan kantornya sebagai pekerja yang disiplin, bertanggung jawab dan juga loyal terhadap tugasnya.

Posisi jabatan sebagai Asisten Manager yang ia tempati saat ini ,bukanlah suatu jabatan yang tiba - tiba ia raih begitu saja, perlu waktu 3 tahun menjalaninya. Jabatan yang memang pantas untuk Kintano yang telah banyak menghasilkan provit dan prestasi bagi perusahaannya saat ini.

Kesibukannya dua minggu ini membuat Kintano kurang memperhatikan Angel, meskipun sebenarnya ia bisa saja menelpon ataupun chat WhatsApp dengan Angel.

Selama 8 tahun berpacaran, belum pernah Kintano bersikap seperti akhir - akhir ini. Setidaknya ia biasanya menelpon barang sebentar atau pun kirim pesan melalui WhatsApp ataupun SMS.

Apakah Kintano sudah berubah?? Gumam Angel pada suatu ketika dititik kejemuannya.

ah, aku harus tetap berfikir positif tentangnya, aku percaya Kintano tak kan melukai perasaanku. Ucap Angel meyakinkan dirinya kembali.

Pagi yang Mendung,

Angel sedang bersiap - siap menuju ke kantornya. Ia berusaha menelpon Kintano berulang - ulang, namun tidak juga dijawab.

ah, mungkin aku perlu mampir sebentar ke kost-kostannya Kintano.

Kesunyian disepanjang jalan menuju ke kostnya Kintano membuat pikiran Angel kesana kemari.

Diketoknya pintu kost tersebut tiga kali . tidak ada yang keluar, untuk menjawab rasa penasarannya Angel menanyakan dengan orang yang tinggal di kost sebelahnya.

Menurut tetangga kostnya. Anton sudah berangkat pagi - pagi sekali.

Kemana kamu cinta?

Dimana dirimu saat ini?

kenapa kamu ga kasih kabar untukku?

apakah ada yang salah dengan diriku?

apakah ada wanita lain dihatimu?

Begitulah pikirannya berkecamuk, wajarlah jika Angel berperasaan seperti itu. Air matanya menetes sembari melanjutkan perjalanannya menuju kantornya.

Berjalan lunglai ia memasuki ruang kerjanya, Steve rekan sekerja Angel yang sedari tadi mengamati Angelpun, perlahan mendekati ke kursi Angel. Angel adalah Sekretaris di Perusahaan itu.

" Hei Angel...kenapa dengan dirimu, kog keliatannya ga bergairah sekali hari ini. Tuh matamu terlihat lembab...habis nangis kan??? "

" Nggak...nggaak...nggaklah Steve.."

" Ada masalah ya kamu dengan pacarmu si Kintano?"

" Nggaak...nggaakk"

Angel berusaha menutupinya. Dan berusaha serileks mungkin agar Steve tidak semakin curiga dan banyak bertanya.

" Oh iya aku kerja dulu ya...kamu juga urus kerjaanmu sana...jangan ngobrol aja "

" Ah syiaaap Bu sekertaris yang cantik "

ia meninggalkan Angel,menuju meja kerjanya kembali. Namun tak berselang lama ia kembali menghampiri Angel.

" Oh iya , ntar maksi bareng ya...aku yang traktir..."

Angel tak merespon ajakan makan siang Steve.

Jam makan siang pun tiba,

" Angel yuk kita maksi bareng" bujuk Steve tanpa ragu - ragu menarik lengan Angel yang masih terduduk dikursi kerjanya. Tanpa banyak omong, Angelpun mengikuti ajakan Steve.

" Kita Maksi dimana Steve?"

" Ga jauh kog dari kantor , "

Bergegas mereka berdua meninggalkan kantor menuju rumah makan yang diceritakan Steve barusan.

" Rumah makan sederhana, tempat melampiaskan kegalauan membuat anda kenyang " demikianlah slogan yang terpampang di sudut dinding rumah makan tersebut.

" Berarti semua yang datang makan disini galau dong..." Celetuk Angel sambil tertawa..

" iya, mungkin salah satunya bisa aku...atau juga kamu...iya kamu " canda Steve.

Ah ,kamu ini Steve bisa aja..."

Sambil menikmati makanan yang telah diantar pelayan warung itu , mereka sambil sesekali berbincang tentang apa saja...candaan Steve membuat Angel melupakan sejenak apa yang ia rasakan tentang hubungannya dengan Steve.

Sesekali pandangan mereka bertemu, terkadang Steve yang memandangnya lebih dulu, sebaliknya pun demikian. Sosok Steve yang dikenalnya selama ini sebagai rekan kerjanya sama seperti Kintano, hampir tak ada bedanya.

" Oh iya Angel, belakangan ini kog pacarmu ga pernah lagi jemput kamu ya?" Celetuk Steve.

" Lagi sibuk dikantornya...maklumlah dia baru aja diangkat jadi asisten manager Steve".ucap Angel seadanya meyakinkan Steve.

" Oh gitu...berarti hidupmu bakalan enak dong kedepannya...sebagai istri asisten manager...hehehe..." Canda Steve.

" Ah kamu Steve..."

" yuk ,udahan ngobrolnya jam istirahat tinggal 10 menit lagi "

Steve pergi ke kasir untuk membayar makanan yang dipesannya tadi, dan merekapun kembali lagi ke kantor.

Steve adalah karyawan baru dibagian supervisor , namun ia mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan siapapun yang ada dikantornya. Diam - diam sebenarnya Steve mulai menaruh perhatian dengan Angel, sekertaris kantornya tersebut, meskipun sebenarnya ia juga tau bahwa Angel sudah memiliki kekasih.

Memang belakangan ini, Steve lah yang menghiasi hari hari sepinya Angel. disaat Angel suntuk dan moodbad Steve lah yang terkadang menghidupkan suasana dihatinya, meskipun baru seminggu belakang saja Angel baru akrab dengan Steve, namun mampu membuat getaran dihati Angel. Tapi ia berusaha menjaga hatinya dengan hubungannya yang sudah terjalin dengan Kintano selama ini.

Tidak, ini tidak boleh terjadi...aku tidak akan melukai perasaan Kintano. gumamnya dalam hati.

Dua Minggu berlalu,

Steve selalu berusaha mendekati Angel ,karena memang ia menyukainya, bukan hanya karena paras Angel yang cantik, tapi juga kepribadiannya . ia tau dan sadar bahwa tak mungkin ia bisa memiliki Angel sepenuhnya, karena ia sadar Angel sudah lama menjalin hubungan dengan pria lain yang tak lain adalah Kintano.

Steve tak bisa memungkiri perasaannya pula, oleh sebab itu ia berusah memasuki dunia imajinya Angel, berusaha memahaminya, dan oleh sebab itu setiap kali ia berada disetiap ruang waktu Angel ia bisa diterima dengan baik. Steve juga yakin bahwa Angelpun sebenarnya mulai menyukainya.

aku percaya Angel pasti menyukaiku, tapi aku menunggu waktu yang tepat untuk masuk kerelung hatinya. dalam hati Steve penuh kepastian.

Kehangatan, kemesraan diantara Angel dan Steve mulai terjalin bak kekasih yang baru saja menjalin hubungan. Angelpun mulai terbawa hatinya pada sosok Steve.

entah angin apa yang membawanya ingin terbang bersama Steve. walaupun sebenarnya cintanya pada Kintano masih tetap melekat erat dihatinya. Namun, semua berubah perlahan sejak hadirnya sosok lelaki bernama Steve.

aku menunggumu disini Kintano...aku mengharapkan kepastianmu, jangan kau gantung terus cintaku dan sayangku selama ini...

kemana dirimu...?

aku sangat mengharapkan kehadiranmu disaat - saat hatiku gundah gulana seperti ini.

aku tak mau terperangkap dalam buaian Steve, yang belakangan ini jujur membuatku terlena...jujur aku pun mulai menyukai Steve. Namun aku tak mau bermain hati denganmu Kintano...tapi salahkah aku?perasaanku pada Steve yang terlanjur mulai tumbuh.

Kamulah sebenarnya matahari yang kuharapkan Kintano...jangan sampai ada matahari lainnya dihatiku ini...jangan sampai membuat gerhana matahari dihatiku ini

Angel hanyut dalam goresan penanya yang menari indah dibuku diarinya, ia meneteskan air mata sambil terus menulis jeritan hatinya yang kini diperhadapkan pada persimpangan jalan yang mulai rumit.