Keyla yang tadinya sedang membaca novel. Kini penglihatan nya teralihkan saat Ayyara beru saja memasuki kelas.
Dan lantas membuatnya memanggil Ayyara. "Ra!"
"Apa?" sahut Ayyara saat menduduki bangkunya.
"Nongkrong kuy nanti di Janji Jiwa, sekalian ngopi." ajak Keyla.
"Tumben?" Ayyara heran sebab sejak mereka berteman. Jarang sekali Keyla mengajaknya untuk nongkrong.
"Ya memang kenapa?"
"Biasanya kan lo selalu sibuk. Kalau lagi nggak sibuk palingan lo ngajak Bella." jawab Ayyara.
"Hah? Bella siapa?" cengo Keyla.
"Pura pura nggak tau."
"Apaan sih lo Ra. Jangan ngadi ngadi deh lu, Bella siapa anjir?"
"Mobil lo namanya siapa?" tanya Ayyara.
"OH MAKSUD LO BILLEY?" ujar Keyla reflek dengan suara toa nya.
"Nah itu lah pokoknya." balas Ayyara tanpa ada rasa beban.
"Ck. Bella dari mananya maemunah. Bikin takut gue aja. Udah jelas jelas cuma lo doang teman gue." ujar Keyla.
"Lagian lo sih. Mobil kok dikasih nama." ujar Ayyara sedikit protes.
"Ya suka suka gue lah. Kenapa suka suka gue? Ya karena suka suka gue." balas Keyla.
Ucapan Keyla membuat Ayyara memutar kedua bola matanya dan berkata. "Nggak jelas lo."
"Jleb banget Ra." ujar Keyla memegang dadanya dengan ekspresi yang sangat dramatis.
"Lebay lo Key." balas Ayyara dengan kekehan.
"Sstt diam. Dosennya udah datang." ujar salah satu maha siswa yang berada dekat pintu.
****
Beberapa jam mendengarkan penjelasan dosen. Akhirnya jam pelajaran telah usai.
Dan semua mahasiswa sudah mulai keluar dari dalam kelas.
"Habis maghrib nanti gue jemput ya Ra." ujar Keyla saat berada didepan kelas.
"Iya, jangan sampai telat."
"Sip! Tenang aja." jawab Keyla mengacungkan jempol kanannya.
Setelah percakapan singkat mereka tadi, mereka langsung berpencar. Keyla yang singgah ke kantin terlebih dahulu, dan Ayyara langsung ke parkiran menunggu Givano untuk menjemputnya.
Saat sampai di parkiran. Ayyara langsung melihat Givano yang sudah stan by di atas motor sport nya.
"Nggak kayak biasanya." ujar Ayyara pada Givano.
"Nggak kayak biasanya apaan?" tanya Givano.
"Biasanya kan lo tunggu di telpon dulu baru datang." ujar Ayyara.
"Ya nggak papa, kan biar lo nggak perlu nunggu lagi." jawab Givano.
"Bagus, gitu terus ya! Biar nggak ngabisin pulsa gue." ujar Ayyara sembari menepuk kepala Givano pelan.
Setelah itu, Ayyara langsung menaiki motor Givano.
"Ayo cepat jalan." ujar Ayyara memerintah.
"Kita kerumah sakit lagi ya." ajak Givano sebelum menyalakan motornya.
"Harus ya?" tanya Ayyara.
"Kan biar masalahnya cepat selesai." bujuk Givano.
"Yaudah. Tapi, cuma sebentar aja ya."
"Iya." ujar Givano yang setelah itu langsung menyalakan mesin motornya dan melajukan motornya menuju rumah sakit.
****
"Ngapain lagi lo kesini?" tanya Rafka sinis saat Ayyara dan Givano memasuki ruang inap Tiara.
"Lah, ini kan rumah sakit milik Ayahnya Ayyara. Kenapa lo yang sewot?" jawab Givano.
Ucapan dari Givano membuat Rafka terdiam. Dan Tiara yang sadar langsung membuka suara. "Ini memang rumah sakit milik Ayahnya Ayyara. Tapi bukannya sudah dijelaskan bahwa Rafka tidak ingin bertemu dengan Ayyara?"
"Ayyara juga nggak mau ketemu sama Rafka. Dia kesini cuma mau minta maaf." jawab Givano.
"Tenang saja, sudah aku maaf kan kok. Jadi bisa keluar? Aku nggak mau ada keributan." ujar Tiara.
"Eum.. Makasih Tiara. Kalau gitu gue langsung pulang ya." ujar Ayyara tanpa basa basi, dan langsung menarik tangan Givano untuk keluar.
Namun, bukannya ikut keluar Givano malah menahan tangan Ayyara agar tetap disana.
"Dan satu lagi. Apa yang dibilang Ayyara soal rencana itu. Itu semua benar, bunda lo yang ngerencanain itu semua." ujar Givano menjelaskan sambil menatap Ibunya Rafka yang sedari tadi duduk di sofa tanpa membuka suara sedikit pun.
"Terus lo pikir gue percaya?" balas Rafka.
"Coba aja lo tanya sama emak lo langsung." ujar Givano sinis.
"Tidak, bukan bunda yang ngerencanain itu" ujar Ibunya Rafka bangkit dari duduknya.
"Ck. Belum ditanya udah dijawab aja." sindir Givano.
"Mending kalian berdua keluar dari sini!" tegas Rafka pada Ayyara dan Givano.
"Oh jadi lo ngusir? Kalau gitu mending kalian yang pergi dari rumah sakit ini. Rawat di rumah sakit lain aja." balas Givano dengan mulut pedasnya.
"Kamu masih muda, bicara lah yang sopan. Tidak baik mengusir orang yang sedang sakit." ujar Ibunya Rafka yang ikut menimbrung.
"Lalu apakah baik mengusir pemilik dari rumah sakit ini?" ujar Givano memutar balikkan ucapan Ibunya Rafka.
"Sudah lah. Sekarang masalahnya udah selesaikan? Ayyara udah minta maaf, dan Tiara juga udah maafin. Jadi Tante minta tolong agar tidak ada keributan. Kalian berdua bisa keluar? Kasihan Tiara, dia mau istirahat." ujar Ibunya Rafka mendekati Tiara, dan mengelus pundak Tiara.
"Cih. Drama. Kemarin aja ngejelek jelekin." ujar Givano membuang muka.
"Sekali lagi bisakah kalian keluar?" ujar Rafka.
"Intinya rencana itu dibuat sama bunda lo, dan terserah lo mau percaya apa nggak." ujar Givano finish dan langsung menarik tangan Ayyara agar keluar dari ruangan tersebut.
****
"Mulut lo pedas banget No. Udah cocok buat debat sama Mbak Najwa Shihab." ujar Ayyara saat berada di parkiran.
"Iyaiin." jawab Givano malas.
"Yaudah Ayo nggak udah kemana mana lagi, langsung pulang aja." ujar Ayyara sebelum menaiki motor Givano.
"Emang yang mau ngajak lo jalan siapa?"
"Ya kan mana tau. Udah lah cepat jalan." ujar Ayyara menepuk pundak Givano agar menjalankan motornya.
"Hm."
Setelah percapakan singkat tersebut, Motor Givano sudah melaju menuju rumah Ayyara.
****
Menjelang maghrib tiba. Ayyara telah bersiap siap untuk pergi bersama Keyla.
Hari ini Ayyara sedang dalam jadwal tidak menjalankan sholat. Karena sedang ada tamu bulanan.
Ya. Kali ini ia benar benar datang bulan. Tidak seperti kemarin yang dia ucapkan pada Givano.
Setelah maghrib selesai. Ayyara langsung bergegas keluar rumah untuk menunggu Keyla.
Tapi, sebelum itu tidak lupa pula ia berpamitan pada Ibunya.
"Lo mau kemana? Baru aja gue mau ajak lo makan di luar." ujar Givano yang sudah berada di depan pintu rumah Ayyara.
"Mau pergi sama—"
"Heh Ayyara cepat woi." teriak Keyla setelah menurunkan kaca mobilnya. Disaat mobilnya baru saja terparkir didepan halaman rumah Ayyara.
"Iya bentar." setelah mengatakan itu. Ayyara langsung menatap Givano dan berkata. "Lain kali aja. Gue duluan ya."
Saat Ayyara melangkahkan kakinya menuju mobil Keyla. Givano menahan tangan Ayyara dan berkata. "Pergi sama gue dulu. Lain kalinya sama dia aja."
Perkataan Givano dapat terdengar oleh telinga Keyla dan membuat Keyla membuka suaranya. "HEH AYYARA PERGI SAMA GUE DULU. GUE YANG BOOKING AYYARA DULUAN." ujar Keyla berteriak.
Hal itu membuat Ayyara melotot dan langsung membalas. "Heh mulut lo itu Key. Booking-Booking. Lo kira gue Open BO."
"Ayyara pergi sama gue duluan." ujar Givano tak mau kalah.
"Apaan ih Yara pergi sama gue duluan!" balas Keyla setelah turun dari mobilnya.
"BERISIK TAU NGGAK! Gue nggak jadi pergi. Lebih baik ngadem di kamar." ujar Ayyara masuk ke rumahnya dan langsung menutup pintu rumahnya.
Namun setelah itu Ayyara kembali membuka pintu rumahnya dan menongolkan kepalanya. "Mending kalian pergi berdua aja. Sekalian PDKT." setelah mengatakan hal tersebut. Ayyara kembali menutup pintu rumahnya.
Keyla dan Givano langsung saling bertatapan dan kompak menjawab. "Ogah."
"Mending gue pergi berdua sama Billey lagi." ujar Keyla langsung masuk ke dalam mobilnya.
"Dih cantik sih tapi nggak waras." ujar Givano melangkah menuju rumahnya.
****
Diary Ayyara.
23, September
Masalah dengan Rafka telah selesai.
Dan tadi cukup menyenangkan saat melihat pertengkaran kecil Keyla dan Givano.
Dan lebih baik aku rebahan di kamar dari pada keluar.
Maafkan aku Keyla dan Givano.
hehehe....