"Beb. Gimana kemaren pulangnya, jalan kaki, naik ojek, dijemput bang Sat'ya' atau naik bus?"
"Kok diem aja si, gak ada niatan buat jawab pertanyaan dari gue?"
"Ya udah lah, lagian capek juga kalo ngomong sama orang yang gak ada telinganya,"
"Eh beb, lo tahu gak? Kemaren gue nemu jodoh Mochi, dia cantik banget sumpah. Sayang banget loh, Mochinya gak mau sama dia," Satu kata yang Salsha ingin katakan pada Aldi sejak tadi.
'Bct,' Namun jumlah kesabaran Salsha menjadi bertambah sejak memiliki kekasih yang cukup gesrek seperti Aldi.
"Bisa diem gak? Gue lagi ngerjain PR. Kalo gak bisa diem lo boleh pulang dari rumah gue," jawab Salsha kesal. Pasalnya, sudah hampir jam sembilan malam Aldi masih saja suka main di rumahnya tanpa malu.
Bahkan kakaknya sudah sangat muak jika berbicara dengan Aldi, namanya kak Raysatya. Tapi dengan sangat ajaibnya, Aldi memanggil kakaknya dengan panggilan umpatan. 'Kurang ajar memang,'
"Yang, aku mau nyanyi dong. Kamu dengerin aku ya, kalo misal suaranya kebagusan kamu ngomong. Biar aku fales,falesin sedikit,"
"Suara lo emang udah fales mutlak, enggak perlh difales-falesin sedikit. Ngomong aja fales gimana nyanyi. Udah diem aja lo dibawah meja, Salsha kembali melirik tugas yang sedang dikerjakannya, entah mata pelajaran apa. Yang penting jangan mau meladeni Aldi tanpa adanya alasan.
Ingat?
Kalo pergi bareng Aldi, jangan lupa pake masker. Bisa malu-maluin, kalian hanya perlu bayangkam saja. Saat ditengah antrian mau nonton bioskop, bukannya beli tiket Aldu malah duduk ditengah antrian itu. Kalo kalau duduk sambil jalan si gak papa. Lah, Aldi duduk diam gak bergerak!
Manusia yang dibelakang langsung saja terobos, padahal Salsha udah capek ngantrinya. Hiks.
"Yang, beli jajan yuk. Ke pasar malem, dapetin boneka," ajak Aldi dengan menarik lengan kekasihnya seraya mengoyang goyangkan tangan Salsha. Konsentrasinya menjadi buyar.
"KAK RAY. TOLONG USIR MAHLUK GAIB INI DONG. SALSHA LAGI BELAJAR," teriak Salsha meminta pertolong pada kakaknya.
"Ya ampun beb, aku ke sini mau ngapelin kamu. Walaupun malem Jum'at juga si. Yang penting kan gak malem minggu. Coba kalo malem minggu, jalanan penuh sama orang jomblo yang gak mau diakuin kejombloannya,"
"Jomblo juga suka jalan bareng temennya cuma menuh,menuhi jalanan, mentang,mentang mereka jomblo malah jadi sombong. Kan gak lu--"
"NGAPAIN LO! MASIH MAU CERITA GAK JELAS?" tanya Ray yang sudah melihat Aldi dengan tatapan galak.
Aldi juga suka iseng, nulis di kertas hvs yang biasanha ditempel di pintu kamar Kak Raysatya. Tulisannya si spesial, buat bang Sat'ya' nya Aldi
'MAAFKEUN YANG DIDALAM, MODE ON ANJING GALAK.'
Dan dari situlah Kak Ray tidak menganggap jika Aldi adalah manusia abadi. Pikir kak Ray Aldi itu mahluk gaib. Sudah itu saja.
"Eh bang Sat'ya', ayok bang duduk deket gue bang. Gue masih mau curhat sama lo," Mata Ray mendelik kesal, manusia dibaik-baikin malah ngelunjak yak!
Ray bergidik ngeri, bisa-bisanya adiknya punya pacar yang begonya ngalahin ibu-ibu belok kanan pake sen kiri. Warbiasyah!
"Eh, celengan ayam. Kalo lo ke sini ada niatan buat ngapel tuh harusnya bawa makanan. Bukan malah ngabisin makanan, punya urat malu dikit dong,"
"Lo tahu gak bang?" tanya Aldi balik, Ray awalnya tidak ingin menggubris malah jadi ikut terkecoh.
Ray membungkukan tubuhnya lebih mendekat pada Aldi. "Gue disuruh irit sama bunda, jadi makannya ke sini aja,"
"Putus aja lo kenapa si dek, pacaran gak ada duitnya buat apa coba. Biar dikata cewek matre yang pasti kan emang cewek itu realistis," Dan sekarang kak Ray berbucara pada Salsha yang sedang fokus pada tugasnya.
Salsha menulikan telinganya 49% dari pertengkaran kakaknya dengan pacar cukup gesreknya. Biarkan kak Ray saja yang kesal, kalau Kak Ray udah capek nanti juga diem sendiri.
"Heh bang, gue gak se miskin itu ya. Gue itu irit buat nabung, biar tabungan di sekolahan penuh," ucap Aldi memberi cukup alasan.
"Cowok kaya lo itu tukang bohong, minta ke emak buat nabung, malah buat beli rokok, buat minum-minum la. Otak di dengkul gini nih, gak bisa bedain antara duit orang tua sama duit hasil keringet sendiri,"
"Ya elah bang, gue justru kalo dapet duit dari bunda malah keluar keringet dulu, baru dikasih," sahut Aldi tidak terima, harga diri dipertaruhkan ini, bro.
"Kalian berdua bisa diem gak, gue sumpel pake buku kamus gue baru tahu rasa!" marah Salsha yang langsung membuatAldi dan juga kakaknya terdiam.
"Jreng jreng toet toet."
"Jreng jreng toet toet."
Jangan kalian pikir itu suara gitar, Aldi enggak pernah main gitar didepan Salsha. Itu suara mulut Aldi yang dibuat buat seperti gitar.
"Kucari tahu tentangmu,
Tanggal dan tahun lahirmu,
Kupelajari rasi bintang,
Menebak pribadimu,"
Biarpun suaranya bagus, tetap saja kalay Aldi dipuji sedikit akan tambah melambung, Salsha mendiamkannya dan mencuri-curi dengar.
Salsha terus diam dan berusaha menikmati suara dan alur cerita yang Aldi nyanyikan. Lagu berjudul Labirin ciptaan TULUS.
Salsha kembali tidak mempikirkan Aldi, dirinya kembali menyelesaikan tugas nomor terakhir, berharap masalah akan cepat selesai.
"Tokoh kartun favoritmu,
Dan warna kegemaranmu,
Kutelusuri di titik mana,
Kita 'kan bertemu,"
Eit. Tunggu.
Kenapa makin ke sini suaranya makin aneh, falesnya bahaya banget lagi.
"(Bius aku)
Bius ak--duh,"
Aldi meringis karna dirinya kembali dilempari minuman soft drink berkaleng oleh kak Ray, Salsha akui kakaknya memang baik. Tapi terkadang, suka enggak tahu aturan juga.
"Minum tuh, biar enggak nyanyi. Suara fales gitu dibuat nyanyi. Yang ada tetangga pada bangun denger lo nyanyi," Dan sekarang Aldi mendengus dan meminum-minuman berkaleng tadi dengan cemberut, meneguk minuman itu hingga tidak ersisa, kemudia dirinya rusak kaleng tadi hinga tidak berbentuk. Satu kebiasaan baik Aldi yang Salsha ingat.
Saat membeli minuman dimanapun itu, Aldi akan merusak entah itu botol ataupun kaleng. Alasannya cuma satu.
'Rusak aja botolnya beb. Kalo gak dirusak pembuatnya malah suka gunain barang yang gak harusnya digunain. Jadi kalo kita rusak gak akan gunain barang yang udah rusak,'
Dengan alasan singkat itu Salsha menerima Aldi menjadi pacarnya. Dan Salsha juga sering main ke rumah Aldi, di rumahnya sangat santai dan sedikit tidak cerewet.
Saat awal dekat Aldi tidak segila ini, tapi ya. Semenjak jadian satu minggu setelahnya, sifat Aldi menggila. Terkadang membuat Salsha tertawa, kadang juga membuatnya kesel karena menyebalkan.
"Gue pulang ya, udah mau jam 11 malem. Apa lo enggak rela gue pulang? Baik lah. Gue tidur sama lo aja. Sekolah mah gampang. Yuk udahan belajarnya, gue juga ngantuk mau tidur," Aldi memrapikan semua peralatan yang Salsha gunakan untuk mengerjakan PR nya.
"Eh eh. Apa-apaan. Kalo mau nginep lagi, tidur bareng kak Ray, kalo gak mau bareng dia, ambil kunci kamar tamu," omel Salsha yang melihat Aldi kelewatan mesum.
"Yaelah beb. Biasanya aja gue kelonin lo, sampe gak pake baju cuma pake kaos kutang aja gue kelonin,"
"ALDI, OMONGAN LO DI FILTER DULU ANJ*R. GUE GAK PERNAH GITU!" Dan sekarang Salsha yang terkena marah oleh kakaknya.
Bukanya merasa bersalah, Aldi meletakkan semua buku yang Aldi bawa ke atas meja belajar Salsha, kemudian dirinya merebahkan tubuhnya diatas ranjang kamar Salsha. "Beb, tidur bareng ya. Siapa tahu besok lo jadi hamil,"
"Lo kira hamil cuma karna tidur bareng? Otak jangan dipasang dipantat dong," Aldi hanya terkekeh dan tidur menyebelah memberi ruang untuk Salsha. Kemudia dirinya tidur dengan membelakangi Salsha, siapa tahu kalau Salsha sudah tidur bisa Aldi peluk.
Kan kesempatan.