"Hei, kalian dengar kabar gak? Kemarin pulang sekolah ada apa.."
"Arya digebukin itu kan.."
"Iyaloh. Kamu tahu? Kamu lihat?"
"Katanya Mika ada disana, kok bisa sih?"
"Ya jelas lah. Coba Mika gak dateng.."
"Ya ampun, Arya idola kesayangan kita bisa is dead, dong.. huhu.."
"Keadaan Arya gimana sekarang?"
"Parah.. parah.."
"Parah gimana maksudmu"
"Bengkak di sana-sini. Sampe berdarah segala."
"Ha. Kata siapa? Bukannya gak ada saksi mata?"
"Itu.. Beni yang anter Arya berobat ke klinik.. cerita.."
"Emang kronologinya gimana sih?"
"Ga tau, kakak kelas yang udah pada lulus itu tiba-tiba dateng."
"Kakak kelas? Siapa sih?"
"Anak Roxette. Yelah, masak kagak ngerti siapa mereka sih."
"What the... Roxette? Ya Tuhan.."
"Trus gimana ceritanya bisa ada Mika di-TKP?"
"Apa ada yang kasi tau Mika?"
"Emang Mika dimana waktu kejadian itu?"
"Faab itu lari kesana-kesini muterin sekolah. Kok untungnya dia ketemu June, katanya Mika lagi di warnet."
"And.. Faab nyusulin Mika ke warnet?"
"Bener!"
"Mika trus gimana reaksinya?"
"Aku sih liat kemarin, ada apaan, Faab sama Mika kok lari-larian."
"Ya loh, di warnet semua pada heboh ngliatin Mika sama Faab ribut."
"Faab ngasi tau apa ke Mika?"
"Faab gemeteran, gila. Takut abis dia. Jadi Mika ditinggalin gitu aja."
"Aku liat Faab gelisah di parkiran motor. Kirain nahan kencing, dia.. hahaa.."
"Haha.. kurang kerjaan nahan kencing.."
"Eh, emang penyebabnya apaan sih, kok Arya dikeroyok sama Roxette?"
"Tau gak sih, beritanya nyebar di grup facebook tuh.. Pada saling nyindir Mika.."
"Lah tapi kan Mika gak punya facebook, say!"
"Justru untungnya, karena Mika gak ada facebook, jadi dia gak tau kalo digunjingin di grup."
"Helah, coba berani ngomongin Mika, jangan di facebook, berani gak?"
"Bunuh diri lo?"
"Arya begitu doang udah mo mati.. Lo lagi pake ngomongin Mika di sekolah terang-terangan.."
"Begitu doang? Apanya Arya yang begitu doang?"
"Kan gara-gara lomba fashion kemarin, Arya kena hajar.."
"Kagak faham eh.."
"Kamu liat kan, Arya peluk Mika.. Kamu sorakin mereka juga kan.. Aku denger kok teriakanmu kenceng gila, mana pas di telinga. Haha..."
"Nah iya bener itu. Gara-gara itu.."
"Genk Roxette emang dateng ya waktu fashion kemarin? Kok aku ga liat ada mereka sih?"
"Bukan. Tapi cuma Doni yang dateng."
"Gila. Jadi Doni liat?"
"Di depan mata Doni. Nah lo."
"Pantes. Doni marah."
"Itu anak Roxette apa emang temperamen semua ya. Seneng banget ngajak kelai.."
"Coba kamu di posisi Doni, deh."
"Bukan gitunya, apa ga bisa nanya baik-baik dulu.. Jangan, dikit-dikit kelai.."
"Betul. Udah pada mahasiswa pula. Tingkahnya gak berubah. Sok senior."
"Dendam lama, say.."
"Dendam lama bagaimana lagi?"
"Kan Arya pioner-nya One Club. Sering tuh anak Roxette cekcok sama One Club.."
"Kok kamu banyak tahu.. dapat gosipan darimana.."
"Heh. Jangan dikira kuping ku ini cuma pajangan ya.. haha.."
"Sebenernya anak Roxette tuh lumayan cakep, pinter-pinter pula.."
"Tapi sayang, pada sok jagoan ya."
"Maklum, anak orang kaya semua."
"Haha.. itu faktor utama sih. Jadi merasa paling seenaknya gitu."
"Udahan ah bahas Arya.. ganti yang lain deh.."
"Bentar-bentar.. aku masi penasaran.."
"Apaan lagiii, bocahh?"
"Mika sama Doni, gimana ya?"
"Kalo aku jadi Mika, jelas. Aku putusin si Doni itu."
"Haha.. songong.. padahal kamu ngefans juga sama Doni.."
"Hahaa.. mana Doni gak pernah merhatiin kamu, lagi.."
"Trus kalo kamu pacaran sama Doni, masak mau kamu putusin, haha.."
"Iya juga ya. Doni anaknya susah digoda.."
"Nih momen nih.."
"Maksudnya, gimana? Gak paham lagi, haha.."
"Mika sama Doni pasti ribut besar sekarang."
"Pasti itu!"
"Kamu datang, deketin Doni.. support dia.."
"Biar dapat perhatian Doni, sekarang saatnya!"
"Hooh, bener juga sih."
"Malah feeling ku, mereka putus deh."
"Mika mana betah punya pacar yang doyan kelai."
"Iya.. ya.."
"Tapi ntar aku dituduh nyerobot pacar orang, macam mana, ha?"
"Ya.. kamu.. pake cara smooth dong.."
"Bentar! Bukannya Doni kuliah di Bandung?"
"Oiyaa ya.."
"Lah ngapain dia disini kemarin?"
"Belum libur semester juga kan?"
"Cari info darimana dulu nih?"
"Aku ada nomer telpon rumahnya.. Aku cek dulu di HP ya.."
"Kamu mau telpon dia?"
"Iya kalo ditelpon doang, kan Doni gak bakalan tahu aku siapa."
"Enceerr.."
"Gimana, ada gak nomernya?"
"Adaa.. Ada..! Aku dulu sering nelpon Doni, tapi dia selalu alesan ngantuk lah, mo pergi lah, apalah.."
"Haha.. kasiaann.. dicampakkan.. haha.."
"Sekarang aja telponnya, atau nanti pulang sekolah?"
"Sekarang aja say. Mumpung jam kosong lama."
"Iya keburu penasaran juga."
Tuutt.. Tuutt.. Tuutt..
"Nada sibuk nih."
"Yaah... kalo nomer HP Doni, gimana? Punya?"
"Ini tadi perasaan bahas Arya bukan. Kenapa jadi ganti topik pada mau gebet Doni, sih.."
"Bayangin kamu ntar jadi pacar Doni.."
"Pasti kemana-mana, aku dilindungi dong.. dijaga.. dikawal.. uuuu..."
"Heh. Emang enak kemana-mana diikutin?"
"Yaa itu tanda sayang, tau!"
"Idih.. kepedean.. emang Doni mau sama elo."
"Hahaa.. haha.. sialan!"
"Kamu kayaknya bukan tipe Doni deh."
"Bukan tipe Doni, bagaimana? Dia suka cewek girly kayak aku, tau.."
"Lah tapi napa jadiannya sama Mika?"
"Tuh anak gak ada ceweknya sama sekali. Boy aja pernah digampar. Apalagi kemarin, Gading juga digampar, dengan tangan kosong pula."
"Emang tomboy si Mika itu."
"Jangan salah. Biar tomboy, banyak kok yang mau sama Mika."
"Aku akuin sih, dia tinggi, cantik, kulitnya putih bersih.."
"Dia supel. Apalagi gaul sama cowok. Dia bisa ngerti tentang balapan Moto GP segala.. Makanya banyak cowok yang mau temenan sama dia."
"Ada lagi.."
"Apa?"
"Mika tuh gak selera sama musik pop. Dia sukanya lagu hardcore, underground, gitulah.."
"Aah bener bangett. Fakta itu!"
"Pernah juga dulu, dia aku ajakin nonton bioskop film drama.. apasih judulnya lupa.. Eifell I'm In Love.. ha apalah itu lupa aku.."
"Terus?"
"Dia ga mau. Katanya itu film drama cengeng. Huh!"
"Haha.. berarti bener kan.. kamu sama Mika tuh bagaikan langit dan bumi.."
"Ya Doni merasa tertantang aja gitu, buat dapetin Mika. Nyatanya sekarang beneran dapet Mika, kan."
"Aslinya Doni tuh baik banget, tau."
"Iye tau banget kalo itu."
"Baik apaan. Suka tawur ngajak kelai gitu kok dibilang baik."
"Bukan, maksud aku, Doni itu penyayang."
"Penyayang.. binatang?"
"Haha.. bukaannn..."
"Sikapnya ke Mika.. sayang banget dia.."
"Kalo gak sayang, ngapain sampe mukulin Arya. Coba pikir!"
"Gitu masi pingin ndeketin Doni?"
"Ntar kalo kamu kita ajak pulang malam, bisa-bisa kita yang dimarahin Doni. Haha.."
"Hmm.. iya juga.."
"Kalo begitu, ga mungkin mereka putus. Karena Doni terlalu sayang sama Mika."
"Tapi kalo Mika yang minta putus.. bisa aja kan.."
"Mika putusin Doni.. trus jadian sama Arya.."
"Trus aku baru deketin Doni.. hahaa.."
"Sinting ni anak. Daritadi otaknya Doni mulu."
"Hei ini coba lihat! Temen Doni ngirimin no.HP Doni buat aku.."
"Wah.. gerak cepat! Haha.."
"Kamu mau ngomong apa ke Doni?"
"Basa basi dulu woy.."
"Ga tau ih.. kok deg-degan ya.. haha.."
"Tanyain aja kabarnya dulu."
"Bener.. bener.. nanya kabar dulu gih!"
"'Haaii Mas Doni, apakabar?' gini dulu ya?"
"Nah tunggu balasan dari dia. Jangan buru-buru!"
"Eh tapi, kalian jaga rahasia ya. Jangan sampe si Mika tau rencana kita."
"Tenang ajaa.. aman.."
"Biar semakin lancar, salah satu dari kita harus deketin Mika untuk nanya kejelasan hubungan mereka. Gimana?"
"Tumben jalan otakmu. Haha.."
"Yaa aku mau deh ditumbalin.. nanti pulang sekolah aku sok-sokan tanya ke Mika ya."
"Kalo bisa nih. Sekalian tuh Mika dipanasin.."
"Contohnya?"
"Ya dipanasin.. Jadi kalo belum putus, biar cepet putusnya. Haha.."
"Oke.. Oke.."
"Komporin sekalian, biar deket sama Arya aja. Itung-itung sebagai permintaan maaf.."
"Aahh gak sudi akuu... Arya milikku.."
"Hellaw.. cuma untuk manasin Mika aja.. Bukan beneran itu!"
"Betewe, hari ini Arya ga masuk ya?"
"Mana bisa masuk. Jalan kaki aja susah, kata Beni."
"Duhh.. Arya-ku.. kasihan kamu sayang.."
"Hmm.. gilanya kambuh!"
"Haha..."
Trriinggg...
"Eh, Doni bales say.. Sini!"
"Hah. Balas apa emang? Liat.. liat.."
***