"Halo kakek. Bagaimana kakek disurga sana? Apa kakek baik-baik saja?" bisik Vika.
Vika menengadah menatap langit yang mulai diselimuti mendung. "Kakek tahu? Aku sudah tidak bisa lagi tersenyum. Aku sudah berusaha tapi aku mulai lelah untuk tersenyum dan berpikir bahwa aku baik-baik saja. Aku…aku tidak baik-baik saja, kek. Rasanya… rasanya aku sudah mulai kehilangan alasan untuk terus hidup seperti pesan kakek…," Tak lama terdengar isakan kecil dari Vika. Tubuh mungil itu mulai bergetar hebat.
Aku tertegun. Vika yang aku kenal selama ini ternyata benar-benar seseorang yang rapuh.
"Kemarin lusa tante Anita datang menemuiku….," suara Vika terdengar parau.
Deg…
"Mama?" bisikku dalam hati.