Diawal tahun itu, seperti tahun-tahun sebelumnya, aku kembali ditugaskan ke Surabaya untuk melakukan audit dicabang perusahaan sana selama 2 bulan. Kalau tahun-tahun sebelumnya aku melakukannya dengan hati yang senang karena selain bekerja aku juga bisa liburan disana, kali ini lain, hatiku terasa berat. Aku tidak tega meninggalkan Vika yang sendirian menjaga kakek Thomas yang keadaannya tidak kunjung membaik. Sementara Daniel, sepupunya yang dia sayangi itu masih tidak kunjung sadar. Tapi, Vika hanya mengatakan kalau sebaiknya aku pergi saja. Karena itu adalah tugas kantor yang tidak bisa di tolak. Lagipula tidak akan ada yang berubah meskipun aku pergi. Dan aku rasa dia benar.
Seminggu pertama aku berada di Surabaya, aku menerima kabar dari papa kalau kakek Thomas meninggal tadi pagi. Aku hanya bisa terhenyak mendengar kabar duka itu lalu mulai membayangkan apa yang akan terjadi pada Vika. Bagaimana gadis itu dapat melewati ini semua? Sedangkan aku tidak ada disana untuk menghiburnya.