Keadaan kakek Thomas lebih baik dari yang kami semua kira. Dia tampak tertawa-tawa lebar saat kami masuk kedalam kamar VIP tempat beliau dirawat. Kulihat Vika hanya tersenyum sambil memegangi tangan kakeknya. Kakek Thomas berkata bahwa beliau baik-baik saja jadi Vika tidak perlu khawatir. Setelah berada cukup lama dirumah sakit, papa dan mama pamit pulang membiarkan aku dan Vika yang menemani kakek Thomas. Aku dan Vika hanya duduk saling diam di sofa kamar rawat sementara kakek Thomas sudah tertidur. Hawa disini terasa berat dan menyesakkan meski AC menyala cukup kencang mengeluarkan udara dingin sampai akhirnya Vika berdiri dan mengatakan kalau dia mau ke bagian administrasi untuk mengurus beberapa hal meninggalkan aku di kamar rawat ini sendirian. Disaat aku sedang termangu, kakek Thomas bangun dan memanggilku.
Beliau mengatakan beberapa hal yang membuatku terkejut. Ternyata selama ini beliau mengidap penyakit yang cukup serius dan menyembunyikannya dari Vika. Beliau tidak ingin melihat Vika bersedih dan khawatir pada kondisinya, beliau hanya ingin melihat Vika hidup dengan bahagia tanpa harus mengkhawatirkan apapun. Pertunangan inipun merupakan bagian dari rencana kakek Thomas yang ingin menjodohkan Vika dengan pria baik-baik agar ada seseorang yang bisa menjaga cucunya itu selepas beliau tiada karena menurut beliau usia beliau sudah tidak akan lama lagi. Maka dari itu, meski Vika masih SMA, kakek Thomas bersikeras untuk menjodohkan cucunya itu, dan terpilihlah aku dari beberapa orang calon yang ada.
"Aldi, kakek bisa'kan titip Vika padamu? Dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain kakek yang sudah renta ini. Tolong jaga dia baik-baik," bisik kakek Thomas lirih.
Aku hanya bisa mengangguk. Aku tidak bisa menjanjikan apapun pada kakek Thomas, namun aku yakin aku bisa menjaga Vika dengan baik.