Aku menjemputnya di rumah, wanitaku itu memakai gaun merah berbelahan dada rendah dengan tali tipis, kelihatan memesona. Kami sampai di restoran sekitar pukul 7 malam. Karena sudah memesan tempat sebelumnya, kami bisa langsung mendapat tempat di restoran yang terlihat ramai sekali diakhir pekan seperti ini. Semua meja tampak terisi penuh dan mereka rata-rata adalah pasangan ataupun keluarga.
Kami makan sambil mengobrol banyak hal, tentang pekerjaannya yang semakin sibuk akhir-akhir ini dan juga tentang masa depan. Winna bilang kalau dia ingin menikah denganku tahun depan, membuatku tersedak dan tidak mampu menjawab keinginannya. Aku tidak ingin menjanjikan apapun padanya sekarang. Setidaknya sampai aku berhasil membuat papa membatalkan pertunanganku dengan Vika.
Ditengah makan malam itu, aku melihat sesosok gadis yang aku kenal yang selama hampir sebulan ini aku menjemputnya kesekolah. Vika. Dia memakai kemeja lengan pendek dan rok, ditangannya ada sebuah kado terbungkus dengan cantiknya. Aku menahan napas, kenapa gadis itu bisa ada disini? Tempat ini bukanlah seleranya? Lalu dia mau menemui siapa dan untuk apa kado itu?