Chereads / This Concubine Will Show You Who The Boss / Chapter 3 - 3. Tragedi darah merah

Chapter 3 - 3. Tragedi darah merah

'hoam...' Mei Xia terbangun di kasur nya menggosok matanya dan merasakan basah di kasur bagian bawahnya, ia melirik dna menemukan bercak darah besar disana, dirinya membeku, ia gemetaran, dia berdarah, bagian bawahnya berdarah.

"Huuft... XIN ERRRRRRR!!!!" teriak Mei Xia yang bisa membangunkan para selir di yang masih tidur di istana selir.

"Nona ada apa?!" tanya Xin Er membuka pintu kamar Mei Xia dengan kaget, wajah Mei Xia pucat dan pingsan.. "nona!!!! Apa yang terjadi?"

.

"Nona, hanya syok karena datang bulan, ini hal. Biasa bagi tiap wanita," jelas Xin er sambil membantu ku membasuh diri, "ta-tapi!!!!" Xin er membantahku, "Nona, anda sudah biasa dengan hal ini kenapa tiba tiba jadi histeris?" tanya Xin er.

Karena aku dari dimensi lain, dan terlahir sebagai laki laki, tapi sekarang aku malah ada di tubuh wanita, "haaa... " aku menghela nafas berat, kenapa wanita itu susah sekali sih? Melelahkan...

Dulu di tubuh pria aku tak perlu memikirkan bagian bawah berdarah, pakai baju pun bisa bebas, mau telanjang dada pun gak masalah, sedangkan wanita! Ah! Menyebalkan, aku berjalan menelusuri lorong istana, mencoba mencari hiburan untuk hatiku akibat kejadian pagi ini.

"Lin Mei Xia?" panggilan itu membuatku menoleh, Raja kerajaan sebelah, Lei Fei Long, sedang apa dia disini? Oh iya, urusan negara, "Salam Hormat saya pada Paduka Raja Lei, ada yang bisa saya bantu?" Aku membungkuk dan menyapanya. Dia tak peduli akan  hal itu tersenyum sambil berjalan ke arahku.

"anda sedang jalan jalan ya?" tanya nya sambil menggaruk pipinya, enggak aku lagi mencari kitab suci, yah jalan jalan lah nanys lagi! "benar, saya sedang jalan jalan, meski tak ada yang bisa dilihat dari istana Selir ini seyidaknya ini lebih baik daripada suntuk di ruangan saya, " jawab ku sambil tersenyum, Wajah Fei Long memerah ia mengalihkan pandangannya dariku, jika Putri Lin tidak keberatan... Saya ingin mengajak anda jalan jalan keluar istana?" tawar Fei Long keluar istana? Maulah!

"Tentu saja saya mau!"jawabku dengan cepat, Fei Long tersenyum mengulurkan tangan kepadaku "buat apa?" tanya ku, "saya akan memandu anda selama perjalanan  jadi genggam tangan saya dan jangan lepaskan," jawab Fei Long sambil menggengam tanganku, ah mungkin ini formalitas yah!

Kami berjalan kelair Istana, di jalan aku menemukan banyak sekalipara pedagang sedang berjualan beraneka macam makanan dan barang barang, "tempat ini memang ramai, tapi saya jamin di kerajaan saya, Pasarnya jauh lebih baik," ujar Feilong menatap ku penuh makna. "apa kah di kerajaan Han ada menjual peralatan kaligrafi?" tanyaku.

"jangankan Kaligrafi, Semua yang kau inginkan, akan kupastikan Pedangan menjualnya," Fei long mengecip rambutku, "Te-terima kas...ih?" Aku menatap Fei long agak bingung, maksudnya apa? Aku selir Si Zhang zhang apa namanya lupa, mana bisa dia menggoda ku.

"Raja Lei, sedang apa kau disini?" kan nongol orangnya, panjang umur baru aja dibicarakan, Fei Long menatapnya sedikit Kesal, "tidak saya hanya menemani Putri Lin jalan jalan karena kejadian tadi pagi nampaknya masih membuat dia sedikit syok." Jawab Fei Long sambil tersenyum, "karena saya pikir anda pasti sibuk, bair saya saja yang menemani selir anda," Fei Long mengenggam tanganku erat, woi woi, jangan mancing dia marah donk! Aku mencoba melepaskan genggaman tangan nya.

"Selir Lin, ada kejadian apa tadi pagi? " tanya Putra Mahkota berjalan ke arahku, "Hanya kejadian kecil ahahah!" jawabku sambil coba melepaskan genggaman tangan Fei long, "Anda pasti takut sekali menatap darah di kasur anda," Ujar Fei Long mengangkat tangan ku dan mencium punggung tanganku, Eh! Si Zhang zhang udh ngamok! Lepasin! Aku masih sayang nyawa! Putra mahkota menepis tangan Fei long membuat genggaman tangan kami terlepas, ia mengenggam tanganku.

"Selir Lin tidak suka digenggam oleh orang selain saya.." Penyataan Zhen Shang membuat Fei Long kesal, dia berusaha mencegah ekspresi marahnya kelair, dengan suara lembut tapi tegas ia berkata, "Bukan nya anda sibuk dengan kekasih anda, sejak kapan peduli apda selir yang selalu anda hina?" tanya Fei Long dengan Sarkas, Fei long aku padamu, perutku mendadak sakit, "umm... Fei long.. " panggilku namun nampaknya Fei Long sibuk debat dengan si Zhang Zhang, "Sudah hal lumrah bagi para putra mahkota menemani selirnya, apa masalah dengan hal itu?" hei berhenti berdebat, gawat aku.

Author Pov.

"Tentu saja tidak, hanya saja bukannya aneh putra mahkota tiba tiba sangat protektif pada Selir Lin? Bukannya anda sangat membencinya karena dia menganggu? Membencinya karena dia hanya hama yang mencari perhatian?" Tanya Fei Long, raut wajah Zhen Shang berubah, ia menatap Fei Long bengis, senyum simpul menghiasi wajah Fei long, "Nampaknya Putra Mahkota Xiao tidak punya hal lain untuk dibicarakan bukan? Kalau begitu permisi, Selir Lin ayo.. Selir Lin? Selir Lin!" Fei Long dan Zhen Shang menatap Mei Xia yang terjatuh ke tanah, Fei long langsung meraih tubuh Mei Xia sebelum sempat jatuh ke tanah.

"Selir Lin! Selir Lin! " panggil Fei Long tubuh Mei Xia gemetaran, ia memeluk erat perutnya, "Fe-Fei long.. Aah.   Perutku," Mei Xia meraih lengan Fei Long, "Tenang, saya akan membawa anda kembali ke istana, " Fei Long berniat menggemdong Mei Xia namun di cegah Chen Shang. "aku saja," Zhen Shang menggendong Mei Xia dan berjalan menuju kereta kusanya.

Fei Long yang menatap dari jauh hanya bisa mengigit bibir bawahnya.

.

"Ayah mu itu memegang nama Kakek buyutmu, Nobunaga, kau tak. Boleh membuatnya kecewa, Masih belum, kamu harus lebih dari semua orang di sisimu! Ayah mu tidak akan memandang mu! Kau adalah pewaris satu satunya!"

Hentikan...

"kau mau mengecewakan ibu?"

Hentikan.. Aku bukan. Boneka...

"Hiks... Hiks... Kapan anda akan mencintai saya?"

Wamita itu... Aku? Bukan itu Mei Xia.. Kenapa dia menangis. Di depannya, Putra Mahkota itu,

"... Kau tak lebih dari Debu di sekitar ku", "Meski begitu izinkan saya untuk menemani anda meski hanya sebentar!"

OMei Xia... Nasibmu. Mirip ibuku, aku pasti akan mneyelamatkan mu dari takdir tersebut.

Tubuhnya sangat kecil, aku memeluk tubuh Mei xia, "jangan khawatir  bukan kau saja yang ingin bebas dari neraka yang disebut cinta ini.

Aku mengepal erat tanganku yang memeluk Mei Xia, seketika seluruh nya menajdi terang.

.

"Selir Lin, apakah anda sudah bangun?" tanya Pelayan Mei Xia, Mei Xia menatap seluruh ruangannya. Di sisinya berdiri putra mahkota yang mengenggam tangannya dan Raja Lei berdiri di sisinya dan barusan menanyai nya.

"Maafkan saya Putra makhota.. Yang Mulia Raja Lei, karena saya Kunjungan kalian ke kota terganggu, " Mei Xia perlahan lahan mencoba duduk, namun hampir terpeleset, Putra Mahkota menahannya.

"..." Raja Lei  juga ingin ikut menahan namun telat, Putra Mahkota yang duluan, "Jangan terlalu banyak bergerak... Demam mu sangat tinggi, Tabib baru mengatakan ini hal biasa bagi seorang wanita saat masa datang bulan, istirahatlah, aku akan menyuruh koki kerajaan memasakkan mu sesuatu," Putra Mahkota mendorong Mei Xia kembali tertidur.

"Selir Lin, Maafkan saya, karena perdebatan saya dengan putra mahkota membuat anda jadi begini,"  Raja Fei mengenggam tangan Mei xia lembut, "Tidak apa apa, ini bukan salah anda, Yang Mulia Putra Mahkota sudah mengatakan bahwa saya pingsan karena datang bulan," jawab Mei Xia.

Putra Mahkota menatap hal itu, wajahnya mengkerut, "Raja Lei, bukankah anda punya urusan disini? Bagaimana kalau anda segera selesaikan urusan anda, " Putra Mahkota melepas paksa genggaman raja Lei di tangan Mei Xia, Raja Lei menatapnya dengan tatapan yang sama, "jangan khawatir, saya bisa menyelesaikan urusan saya sendiri, lagipula bukankah seharusnya anda yang menyelesaikan urusan anda di negeri anda ini?" Raja Lei membalas, ia tersenyum dan berjata lagi," Urusan saya hanya sebentar di negara ini, Urusan anda dan Negara Anda ini yang harusnya anda prioritaskan, penduduk negara Qing Yun,  bukan malah Urusan saya dengan negara anda yang hanya sebentar, Permisi," raja Lei meskakmat Putra Mahkota.

Mei Xia yang lemas tak bisa mendengar semua percakapan mereka namun satu yang ia tahu pasti, Raja Fei sudah membuat Putra mahkota menelan buah pahit yang membuatnya tak bisa berkata kata, Putra Mahkota berbalik menatap Mei Xia, "Kau istirahatlah, aku ada kerjaan lagi," putra mahkota pergi dari ruangan.

'benar benar... Ah a.. Aku lelah...' Mei Xia memenjamkan mata dan tertidur.

.

Di luar kamar Mei Xia.

Lu Xie berdiri sambil mengigit kukunya, putra mahkota keluar dari kamar Mei xia?! Semenjak jatuh dair kuda dia akui Mei Xia banyak berubah tapi, kenapa putra mahkota sampai tertarik padanya?! Dia tak akan biarkan Putra mahkota di rebut wanita jalang itu, tak akan.

Total kata : 1330