Chereads / This Concubine Will Show You Who The Boss / Chapter 5 - 5. Perkembangan dengan Putra Mahkota

Chapter 5 - 5. Perkembangan dengan Putra Mahkota

Mei Xia menatap ke luar jendela ia tidak diizinkan bernajak dari kamar putra mahkota setidaknya sampai ia benar benar sembuh total.

"Haaa...." Mei Xia melihat sekeliling ruangan, Zhen Shang mengerjakan dokumennya di ruang kerja lainnya membiarkan Mei Xia beristirahat disini, agak sepi jadinya.

Mei Xia bangkit dan duduk mengjadap ke jendela, anginnya benar benar sejuk, membuatnya mengantuk.

" Selir Lin?" panggil Fei Long dari kejauhan.

Mei xia yang menyadari itu melambaikan tangan ke arahnya, "apa yang membuat anda kemari Raja Liu?" tanya Mei Xia.

"Saya dengar anda kecelakaan," Fei Long mendekatinya sambil membawa seikat bunga Krisan Merah.

"Apakah ini untuk saya?" tanya Mei Xia, "ya.. Saya harap anda menerimanya..." Fei Long memberikan nya pada Mei xia Mei Xia menerimanya dengan agak ragu.

"Apakah anda sudah baik baik saja?" tanya Fei Long, Mei Xia mengangguk, fei long tersenyum lembut, namum berganti menjadi suram.

"Saya akan pulang besok ke negeri Han.." ucapam Fei Long membuat Mei Xia menatapnya, "kenapa.." tanya Mei Xia.

"saya harus mengurus negeri saya.. Saya ajanjijanji kalau ada waktu saya akan mampir ke kerajaan ini lagi.." Fei Long mengelus pipi Mei Xia Lembut.

".... Baiklah... Raja liu, bolehkah saya minta oleh oleh jika anda kemari lagi?" tanya Mei xia.

"Oleh oleh? Apa yang anda inginkan?" tanya Fei Long kebingungan, "makanan paling enak disana," jawab Mei Xia membuat Fei long terkekeh.

"baiklah.. Saya janji akan membawakan anda makanan terenak dari negeri saya.." Fei Long memegang rambut Mei xia.

"Oke! Saya akan menunggu!" Mei Xia tersenyum sambil memeluk. Bunga krisan pemberian Fei Long.

Wajah fei Long menajdi merah ia berbalik dan berkata, "sa-saya harus pergi masih ada urusan,"

"dia kenapa sih?" tanya Mei Xia kebingungan, "ya sudahlah.. Aku bisa membuat teh dengan bunga krisan ini!" Mei Xia mengambil teko yang berisikan teh dan memetik kelopak bunga krisan lalu meletakkan nya di dalam teko lalu mengaduknya.

"Hm.. Baunya wangi.." Mei Xia menuangkan teh ke dalam cangkirnya.

"sebenarnya kenapa sih Fei Long, Zhen shang.. Mereka dua kenapa sih? Tiba tiba tertarkk pada Mei Xia, yang paling parah Zhen shang..." Mei Xia (Kuro) meminum Teh nya.

Zhen shang masuk ke ruangan membuat Mei Xia kaget, ia menemukan Bunga krisan merah di dekat meja Mei xia.

" siapa yang memberimu bunga ini? " tanya Zhen shang.

"raja Liu tadi leeat dan memberinya padaku," jawab Mei Xia.

"Dan kau menerimanya begitu saja?" tanya Zhen shang.

"hm.. Ada yang salah?" tanya Mei xia.

"Haa... Kau tidak boleh sembarangan menerima hadiah terutama dari pria yang masih sendiri.." Zhen Shang mengambil bunga yang diberi fei long lalu membuangnya.

"jadi bagaimana kondisi mu?" Zhen shang mendekati Mei Xia.

"ufufufufu, anda khawatir kepada saya putra mahkota?" Mei Xia menggodanya.

Zhen shang memalingkan kepalanya, "... Semakin cepat kau sembuh maka aku bisa kembali kerja di ruanganku ini.."

Mei Xia menatap Zhen Shang bingung, tadi Fei Long sekarang Zhen shang apa sih yang sebenarnya terjadi.

.

"senyumnya tadi itu... Manis sekaliii!!!" Fei Long duduk di ruangannya, ia masih mengingat kejadian tadi.

"... Haa aku akan menjadikan mu milikku, Lin Mei Xia.." Fei Long menatap ke langit langit ruangannya.

Ketukan pintu terdengar Mu qing masuk ke dalam ruangan," Fei Long, ada kabar yang beredar, bahwa perdana menteri kerajaan Zhang ada di negara ini." lapor Mu qing.

"Zheng ho?" Fei Long memperbaiki postur duduknya, "mau apa dia disini.." Fei Long bergumam pada dirinya sendiri.

"pokoknya bukan urusan kita dia disini.. Biarkan putra mahkota bodoh negara ini mengurusnya saja," Fei Long memberi perintahnya.

"Baiklah.." jawab Mu qing.

.

"Hormat saya pada Yang Mulia Kaisar kerajaan Moonlit," Zheng Ho menghadap Kaisar Cao Wei.

"Kami sudah menerima surat tawaran kerajaan anda, kami akan mendiskusi kan nya dahulu, anda bisa beristirahat di salah satu kamar tamu istana kami.." Zheng Ho menundukkan kepalanya lalu berbalik pergi.

Setelah Zheng Ho pergi kaisar bersuara, "Awasi terus orang itu, dia ular berbisa yang licik," Perintah Kaisar.

.

Zheng ho menyusuri koridor istana, ia berhenti di kebun istana, banyak tanaman yang tak pernah ia lihat, ia berjalan ke arah kebun.

Matanya melirik ke arah suatu pohon besar di tengah kebun istana namun bukan pada bunganya melainkan pada wanita yang tertidur di bawah kaki pohonnya.

"Wanita itu! Bukannya wanita yang kutemui di pasar waktu itu? Dia anggota kerajaan? Kudengar waktu namanya Lin Mei Xia ya...." Zheng Ho mendekati Mei Xia.

Namun tidak sempat menyentuhnya karena Mei Xia langsung bangun dan menghindar.

"Anda siapa?" tanya Mei Xia, "Saya pria yang bertemu dengan anda Beberapa hari silam, masih ingat kan?" Zheng Ho tersenyum.

".... Siapa?" tanya Mei Xia, sejenak terdengar suara sesuatu retak.

"i-ini saya! Perdana menreri kerajaan Zhang..." Mei Xia menatap Zheng Ho penuh Curiga.

"Nama?" tanya Mei xia.

"Jie Zheng Ho.." jawab Zheng Ho.

"hm.. Aku tak kenal.. Sudah ya sampai jumpa," Mei Xia berniat pergi namun ditahan Zheng Ho.

"Anda tak ingin menemani saya dulu?" tanya Zheng Ho.

".... Tidak tertarik.." Mei Xia mencoba melepaskan genggaman Zheng ho, "dinginnya..." Zheng Ho mencoba menghoda Mei Xia.

.

Mei i Xia (Kuro) Pov'

Pria ini... Mirip dengan Shingen...

Dia tak mau melepaskan tangan ku, apa boleh buat, "maaf.." gumamku.

"apa? Bisa ula OFFFFF!!!" aku menendang bagian bawah nya dengan keras membuatnya tersungkur ke lantai.

"Maaf kan aku.. Permisi," Aku berbalik dan kembali ke ruangan putra mahkota, bagaimana kalau aku ketahuan meninggalkan ruangan.. Niat hanya mengikuti Lu xie dan mencari tahu rencana Lan Xing, tapi malah sampai ketahuan.

Aku membuka pintu ruangan dan menemukan Zhen Shang menunggu ku.

"... Kau dari mana?" tanya Zhen Shang, sudah kuduga, tiap 1 jam dia selalu memeriksa ku..

"saya hanya jalan jalan karena bosan tidur saja.." jawab ku, Zhen Shang mengeleng geleng.

"kau... Kan bisa minta aku temani," Zhen Shang menghela nafas panjang, "tapi saya tak berniat menganggu anda dan pekerjaan anda!" mana mungkin aku mau meminta bantuan mu! Yang ada ketahuan nanti aku oleh Lan Xing, dia sangat tajam.

"kau tidak menganggu kebetulan aku sudah siap, kau masih ingin jalan jalan?" Zhen Shang mengulurkan tangannya ke arahku.

Yah.. Boleh juga sih, toh aku juga bosan di ruangan ini terus, "kalau tidak merepotkan .." aku menerima tangan Zhen Shang.

.

Kami berjalan ke arah Kolam, disana banyak sekali ikan koi yang berenang di bawah jembatan.

Zhen shang nampaknya sedang mencari topik pembicaraan.

"kau suka koi?" tanya Zhen Shang.

"Y-ya.. Lumayan.." percakapan macam apa ini, Aku menatap satu ekor koi yang tersangkut di bawah kaki jembatan.

"Ah ada yang nyangkut," Zhen shang menatap ke arahku.

"Ikan ini, tubuhnya kecil namun mengapa bisa nyangkut?" Zhen Shng bertanya, "karena dia kecil, dia berpikir bisa keluar dari kolam kecil ini lewat saluran di bawah ini tangga." jelasku, Zhen shang menatapi ku erat.

".... Kenapa dja ingin keluar dari kolam ini?" tanya Zhen Shang, "setiap mahkluk hidup memiliki naluri ingin bebas, mereka tak ingin dikekang dalam sebuah sangkar emas," jawab ku Zhen shang menatapku tak percaya.

"siapa kau? Mengapa kau bersikap seolah kau mengalami hal yang sama dengan hal yang kulalui, kau bukan Lin Mei Xia kan.. Lin Mei Xia yang asli tidak akan bersikap bodoh seperti mu" sialan, aku terlalu keasikan membahas soal kebebasan.

"saya adalah Lin Mei Xia, selir 12 yang mengharapkan cinta yang tak akan pernah menghampirinya," jawabku, Kami bertatapan sejenak, sesaat kemudian Zhen Shang menarikku ke pelukan dan menciumku.

'a-aaa....' aku tak siap... Aku aku aku seorang pria! Tapi mengapa aku, mengapa hatiku berdegup kencang! Bukan, ini hati Mei Xia, benar wajar saja karena Mei xia dulu mencintai Zhen shang.

Aku meyakinkan diriku bahwa hal yang kurasakan saat ini ialah perasaan Mei Xia bukan perasaan ku, Perasaan seorang Kuro Oda.

"Haa..." dia melepas ciuman kami kemudian mencium ku lagi.

"Mmh..." dia melingkarkan tangan ke pinggulku, tunggu ini semakin berbahaya! Meski aku menerima ciuman tetap saja beda urusan nya kalo sudah 'begituan'!

"Pu-putra mahkota.. Tu guide sebentar!" aku menghalangi bibirnya. "Ada apa?" dia menanyai ku.

"Ja-jangan te-terlalu aaah.." aku kehabisan kata kata, ia menarik dagu ku dan menatap mataku, aaggh!!!! Tapi kan ini tubuh Mei xia! Tapi aku tak mau! Aku kan pria! Tapi disini aku wanita! Gimana kalau ia curiga dan! Dan! Tapi kalau aku tolak dia akan curiga! Bagaimana ini?!

"Mei Xia, kalau kau belum siap, aku bisa menunggu, dan saat kita berdua, panggil aku Zhen Shang," Zhen shang mendekati wajahku dan berbisik, sialan! Aku jadi deg deg an begini! Aku kan pria! Tapi ini kan tubuh Mei Xia, kurasa wajar deh seorang wanita deg deg an kek gini.

" Baik Putra Mahkota, " jawabku, Zhen shang meletakkan telunjuk di bibir ku,"Zhen Shan," aku mengangguk dan membuka mulutku, "Z-zhen Shang.." panggilku.

"Wah bukan kah ini wanita cantik di kebun tadi?" ghh penganggu satu ini.. Aku berbalik dan menemukan siapa namanya tadi Ho ho apaan itu.. Zheng Ho! Itu dia.

"Pergi meninggalkan ku demi menggoda pria lain, kau gadis yang nakal ya.." aku ingin menamparnya tapi. Aku melirik ke arah Zhen Shang, ia menatapnya kesal.

"Gadis ini adalah Selir ku, dan kau tak berhak menggodanya.." Zhen Shang memeluk bahuku. "Owah woah.. Ganasnya Putra Mahkota kerajaan Moonlit," Pria sialan ini.

"maafkan saya Putra Mahkota, tadi saya kira dia sudah tak bisa bergerak, rupanya masih bisa, tahu begitu mending tadi saya menendangnya dua kali," Aku memeluk lengan Zhen Shang, ia menatapku bingung.

"kau menendangnya? Menteri kerajaan Zhang?!" tanya Zhen Shang tak percaya, "iya, maafkan saya, tadi beliau berniat melecehkan saya maka nya saya reflek," jawabku, Zhen Shang menatap Zheng Ho dengan penuh amarah.

"nampaknya perdana menteri kerajaan Zhang tak punya hobi lain selain menggoda selir orang.." sindir Zhen shang.

"saya tak memanggilnya Hobi, saya hanya kasian pada selir Lin yang tidur di bawah Pohon seorang diri dan nampak kesepian," Balas Zheng Ho.

"selirku memang suka tidur di tempat teduh, dan apa itu menganggu mu?" Zhen Shang menjawab lagi, keduanya saling bertatapan.

Aku harus berinisiatif... Aku menarik lengan Zhen shang erat lalu menempelkan kepala ku di dadanya, "Putra Mahkota.. Dari pada mengurusi pria ini mari kita pergi saja melanjutkan Kegiatan kita tadi.." Aku menggoda Zhen Shang.

Dia menangkap maksudku, "Tentu saja Xia xia ku sayang.." dia mengelus kepalaku dan berjalan bersamaku pergi meninggalkan Zheng Ho yang diam membeku.

"Lebih baik kita cari tempat untuk menghindari orang yang tak diinginkan," lanjut Zhen shang.

Setelah Zhen Shang dan Kuro pergi Zheng Ho mengepalkan tinjunya dan meninju gagang jembatan.

"Sialannn!!!! Berani sekali Putra mahkota rendah itu menghina ku!!! Aku akan membuatnya menyesaall!!!!! Wanita itu! Saat aku mendapatkannya! Aku akan buat dia mengemis kepadaku!" Zheng Ho tersenyum dengan sangat mengerikan.

Lu Xie yang mengetahui hal itu menghampuri Zheng Ho," wanita itu, jalang sekali ya.. Menggoda putra mahkota kemudian menggoda anda lalu menyalahkan anda.. " Lu Xie menghibur Zheng Ho.

"anda.. Pasti putri Lu Xie selir Favorit putra mahkota, sedang apa selir favorit putra mahkota disini, bukan berada di sisinya," Zheng Ho membalas Lu Xie.

"Ini semua karena wanita itu, kalau anda mau, saya akan mengajak anda bekerja sama.." Lu Xie tersenyum penuh makna.

"saya hanya ingin putra mahkota, wanita jalang itu, terserah mau anda apakan.." Zheng Ho menutup matanya sejenak lalu tersenyum, "aku suka idemu.. Baiklah.. Aku terima!" Lu Xie tersenyum penuh makna mereka berdua menukar senyuman.

.

".... Kau wanita yang kuat ya.." ungkap Zhen Shang kepada Mei xia yang sedang memakan buburnya.

"Tidak kok Zhen Shang.. Aku hanya membela diriku! Aku tak suka di sentuh orang yang baru ku temui dan tidak ku sukai!" jawab Mei Xia.

".... Kau tidak suka disentuh orang yang tidak kau sukai, apa artinya kau menyukai Fei Long?" pertanyaan Zhen Shang membuat Mei xia tersedak.

" uhuk uhuk!!! Apa?! Eng-engaklah!!! Saya menyukai Fei Long sebatas teman saja, tak lebih, " jawab Mei Xia gugup.

" hanya sebatas teman.. Tak lebih... Serius kan?" Zhen shang menatap Mei Xia lagi.

"iya! Serius! Lagipula orang yang saya sukai kan hanya Putra Mahkota saja! Maksud saya Zhen shang seorang saja!" jawab Mei Xia.

'sebenarnya sih aku tak menyukai mu, namun kalau kubilang tidak suka nanti curiga, toh Mei Xia yang asli memang menyukai mu kan..' batin Kuro yang di tubuh Mei Xia.

Wajahnya Zhen shang menjadi merah padam, ia menatap ke arah lain, "baguslah kau sadar diri kalau kau milikku," Zhen shang berdeham sambil melirik Mei xia sejenak.

' Tsundere kah dia?' Kuro bertanya pada dirinya sendiri.

"sebentar lagi akan ada festival naga, apa kau mau ku jemput untuk ke acara?" tawar Zhen Shang, Mei Xia menatapnya sejenak lalu mengangguk, "kalau Kau tak keberatan baiklah.." jawab Mei Xia.

.

Langit menjelang malam, Mei Xia kini sudah tidur di kasur putra mahkota, di dalam mimpi ia terbangun.

".... Ini dimana?" Mei xia bertanya namun aneh, dia melihat ke bawah dan menyadari bahwa ini ialah tubuhnya, Kuro.

"Aku.. Kembali?" tanya Kuro.

"tidak.. Aku memanggil mu.. Kuro," Mei Xia muncul dari belakang Kuro.

"Mei Xia.. Kau mei xia asli kan? Bagaimana kau bisa.." Kuro menatap Mei Xia tak percaya.

"Aku seharusnya sudah mati, namun sisa partikel jiwa ku yang keicl bisa bertahan di dunia ini dan mengumpulkan energi hingga bisa membemtuk wujud ku.. Butuh 6 bulan dari sekarang sampai aku bisa mengambil alih tubuhku, dan saat itu kau bisa kembali ke dunia mu," jelas Mei Xia.

"6 bulan?! Selama itu?!" Kuro kaget, "ya.. Aku mohon kepadamu, sampai saatnya tiba, tolong gantikan aku, terutama mendekati Putra Mahkota, aku sebenarnya sudah pasrah, karena Putra Mahkota tak pernah mencintai ku, namun saat kau tiba.. Dia berubah.." Mei Xia menjelaskan lagi.

"kau sudah melihat ingatan ku kan? Kau pasti sadar apa yang harus kau perbuat... Tolong bantu aku.. Sampai saatnya tiba tolong terus buat Putra Mahkota mencintaiku!" Mei Xia berlutut di hadapan Kuro.

"aaa... Mana mungkin bisa! Suatu saat dia pasti akan minta 'itu' dan aku pria! Aku gak mau!" Kuro Protes, "tapi hanya kau. Yang bisa menolongku! Tolong aku sampai jiwaku sempurna! Kalau tidak minimal tolong buat aku bisa dicintai, oleh Putra Mahkota kah, atau Raja Liu atau siapapun!" Kuro yang mengingat masa lalu Mei Xia, melihat gambaran ibunya pada diri Mei xia.

Ia menghela nafas panjang lalu menatap Mei xia,"baiklah... Tapi hanya 6 bulan! Dan sampai saat itu tiba, apa yang terjadi pada tubuh asliku?" tanya Kuro.

"terima kasih! Dan tubuh asli mu baik baik saja, hanya Koma di rumah sakit," jawab Mei Xia.

'mendapatkan cinta Zhen Shang atau Fei Long kah..' batin Kuro.

'nampaknya akan sulit ditambah aakan ada ular (Lu xie) dan Nenek sihir (permaisuri)'

"kalau begitu aku pami-"

"tunggu!" Kuro menghentikan Mei Xia.

"ada apa?" tanya Mei Xia.

"beri tahu aku apa yang harus aku lakukan agar putra Mahkota dan lainnya tak mencurigaiku," Mei xia menatap kuro sejenak.

Lalu ia menjetikan jarinya, sebuah buku muncul di depan Kuro, "Buku ini adalah ingatan ku, kau hanya bisa mengakses nya dalam mimpi, semua nya ada di dalam sini.." Jelas Mei xia.

Kuro mebolak balikkan buku tersebut, 'buset banyak kali.' batin Kuro.

"dan satu hal lagi aku lupa tadi, tolong.. Berhati hati terhadap Lu Xie.. Dia dan Pangeran ke 3 sepertinya merencakan sesuatu untuk mencelakai Kita.." Mei Xia memperingati Kuro, Kuro mengangguk.

"terima kasih.." Mei Xia pergi meninggalkan Kuro, dan seketika tubuh Mei Xia (Kuro) terbangun.

".... Sudah kuduga pasangan ular itu merencakan sesuatu.." Gumam Mei xia.

"Mei xia.. Kau masih bangun?" suara putra mahkota membuat Mei xia kaget.

"Eh.. Iya tadi saya mimpi buruk.. Jadi takut untuk tidur" jawab Mei Xia dengan alasan.

".... Kalau kau tak keberatan, aku akan disini sampai kau tertidur... Bukan maksud apa apa hanya saja, agar kau bisa tidur tanpa gangguan emm tanpa amsalah maksudku tidur dengan nyaman!" Jelas Zhen Shang.

"saya tak keberatan, toh pada awalnya ini kan kamar anda," Mei Xia memberi jawaban, Shen Shang menarim Kursi dan duduk di samping Mei Xia ia mengelus tangan Mei xia.

"Tidurlah.." Zhen shang memberi perintah dengan lembut.

Mei Xia mengangguk dan dalam waktu singkat ia kembali tertidur, Putra mahkita yang masih di sampingnya mengelus rambut Mei Xia, "..... Kalau memang Mei xia sudah berubah maka jangan biarkan dia berubah kembali ke dirinya yang dulu..." Zhen shang mengecup kening Mei Xia pelan.

"Mmh.. Zhen.. Shang.." panggil Mei Xia mengigau, ekspresi menjadi agak suram.

".... Ya aku disini.." jawab Zhen shang dan ekspresi Mei xia berubah kembali menjadi tenang.

"selamat malam Xia xia.." Zhen shang memberi salam terakhir lalu meninggalkan ruangan.

Setelah Zhen shang meninggalkan ruangan, Mei Xia yang ternyata belum tidur langsung membuka matanya, 'apa apaan itu?! Dia membuat hatiku mau meledak rasanya..' batin Mei Xia.

'tenang kuro, tenang, saat ini kau ditubuh Mei Xia jadi otomatis donk reaksinya begitu.. Haha..' Kuro yang berada di tubuh mei xia menenangkan dirinya lalu mencoba untuk tidur.

Di saat yang bersamaan..

'tadi Mei xia manis sekali...' batin Zhen shang, mengingat kejadian tadi.

'aku tak akan membiarkan Fei long memilikinya.. Atau merebutnya! Tak akan,' Putra Mahkota berjalan ke ruangan lainnya untuk tidur.

Ia naik ke ranjang menutup mata namun terbayang Mei Xia.

'kenapa?! Ahhh!!! Tidurlah Zhen shang!!!' Zhen Shang menutup matanya erat namun tetap terbayang Mei Xia.

'Tidurlah Zhen Shang/Mei xia' sahut Mei xia dan Zhen shang di saat yang bersamaan