***
*"Hentikan Mas, nanti mayat hidup itu bangun bagaimana?"
"Biar saja! Toh dia bangun pun tak bisa apaapa. Diabaikan suami, keluarganya tak peduli padanya. Apalagi yang dia miliki?" pria itu seolah tak peduli dimana dia berada. Yang ada di benaknya hanya menuntaskan hasrat pada wanita di pelukannya.
"Tapi kita tak boleh ketahuan sebelum wanita itu kehilangan segalanya. Setelah bercerai dia masih akan dapat harta gono gini. Hidupnya masih belum hancur sampai titik terendah, belum mencapai titik putus asa."
Keduanya diliputi nafsu sampai tak menyadari si mayat hidup sudah terbangun.*
.
"Non, hari ini Tuan pulang!" beritahu Bi Anis, asisten rumah tangga.
Seketika aksi termenung Zara tentang kejadian beberapa hari lalu terhenti.
'Akhirnya dia pulang!'
Dengan semangat Zara turun dari ayunan di halaman belakang dan segera masuk ke rumah. Dia ingin menyiapkan makanan untuk suami yang akan pulang.
***
Sepanjang sore memasak, setelah isya
makanan dihidangkan. Terdengar suara langkah kaki yang dikenali Zara. Itu suaminya!
Zara bermaksud menyambut kedatangannya, tapi dia hanya mendapat tatapan dingin pria itu.
Mengabaikan Zara, pria dengan raut wajah kelelahan itu naik ke lantai dua rumah, menuju kamarnya.
Keluhan kecil muncul di mulut mungil Zara menghadapi sikap dingin suami.
Sudah hampir dua tahun mereka menikah. Tapi keduanya membawa haluan masingmasing. Dari awal perkawinan keduanya sudah tak saling peduli.
Sepupu Zara selalu mengatakan untuk menyerah saja pada perkawinan yang hanya di atas kertas itu. Dia memberitahu Zara bahwa selama bertahuntahun suaminya sudah memiliki wanita lain yang dicintai. Pantas saja Zara selalu diabaikan.
Selama dua tahun Zara mengikuti ucapan sepupunya. Berkalikali dia meminta cerai. Tapi pria dingin itu selalu menolak.
Sepupu Zara mengenalkan seorang pria padanya. Berbeda dari sang suami, pria yang dikenalkan itu sangat perhatian dan baik pada Zara. Membuatnya nyaman. Sudah hampir enam bulan mereka menjalani hubungan ambigu. Tapi Zara tak pernah membalas ucapan cinta pria itu karena dia sadar sudah bersuami.
Sampai beberapa waktu lalu Zara ketahuan jalan dengan pria itu. Padahal dia jalan bertiga dengan sepupunya. Ya, Zara tak pernah keluar berdua dengan pria itu karena dia merasa itu salah. Dalam hatinya, selama dia belum berpisah dengan suami, dia hanya akan menganggap semua pria di dekatnya sebagai teman saja.
Karena ketahuan pergi dengan pria lain, akhirnya sang suami mengabulkan permintaan Zara untuk bercerai.
Di hari seharusnya Zara pergi ke pengadilan, Zara membuka akun sosmed yang sudah bertahuntahun tak dia buka. Dia ingin membuat status tentang suasana hatinya yang akan bercerai dan menceritakan hari terakhir sebagai isteri. Tanpa sengaja dia menemukan pesan dari akun yang tak dikenal. Setelah membaca isi pesan, akhirnya dia dapat menebak siapa pemilik akun. Itu akun clone suaminya. Semua pesannya berisi semua ungkapan hatinya untuk Zara.
Zara menangis di dalam mobil. Seharian dia menangis sambil membaca ulang pesanpesan suaminya, jadwal ke pengadilan dia lewatkan.
Suami dan pengacara menelepon berkalikali.
Zara hanya menjawab satu kali dan itu pun hanya berbicara satu kalimat.
'Aku tak mau bercerai!'
Setelah itu dia menutup telepon dan lanjut menangis.
Dengan perasaan tak karuan Zara menghidupkan mobil dan berkendara tanpa arah tuju.
Pikirannya melayang entah kemana.
Sesuatu tak diduga terjadi lagi, mobil yang dikendarainya menabrak membuat dia tak sadarkan diri.
Tiga hari Zara koma, suaminya tak datang sekali pun. Yang datang hanya sepupu dan pria itu.
Di hari keempat setelah kecelakaan, Zara bangun dan menyaksikan sepupu dan pria itu bercumbu di samping ranjangnya. Menjijikan!
Zara masih berpurapura koma sampai pagi.
Pagi hari dia bangun, tapi sikapnya masih biasa. Berpurapura tak terjadi apaapa.
Dan dua hari lalu dia baru pulang dari rumah sakit. Suaminya tak ada di rumah. Asisten rumah tangga mereka bilang suaminya pergi ke luar kota untuk urusan bisnis sehari setelah Zara kecelakaan.
'Apa benar dia mencintaiku? Kenapa dia tak datang saat aku sakit? Kenapa dia malah pergi?'
Zara mulai meragukan pesan rahasia suaminya. Tapi meski begitu, daripada terjebak oleh sepupu dan pria jahanam itu. Lebih baik Zara mencoba hidup bahagia dengan suami. Terlepas dia mencintainya atau tidak.
Tak masalah jika suaminya tak cinta, selama mereka tak jadi bercerai dia masih bisa membuat suaminya jatuh cinta padanya. Dia sudah kehilangan dua tahun waktu mereka hanya karena mendengarkan nasihat sesat sepupunya. Dia tak ingin dibodohi lagi. Saat ini yang bisa dia andalkan hanya suami di atas kertasnya.
***
Bersambung.