"Isamu, Ken. Kalian berkeliling lah, untuk melihat-lihat setiap ruangan yang ada di dalam Kedaiku ini. Di ruangan yang ada di pojok kanan sana, ada banyak buku-buku yang mungkin bisa kalian baca, sambil menunggu kami selesai menyiapkan makanan." Ujar Kakek Moe.
"Terimakasih banyak Kakek Moe" Ujar Isamu dengan Ken, secara bersamaan.
Kakek Moe bersama dengan Chika dan Rie, pergi ke dapur belakang yang di khususkan untuk membuat camilan dan untuk memasak. Sedangkan dapur terbuka yang di belakang meja kasir, adalah dapur khusus untuk membuat kopi.
Saat itu, Isamu turun dari kursinya. Tubuhnya seperti menuntun dirinya sendiri, untuk berkeliling melihat-lihat setiap ruangan yang ada di dalam Kedai Kopi LUO itu.
Ken juga turun dari kursinya, mengikuti langkah Isamu dari belakang.
Mereka melihat-lihat bingkai foto yang terpajang di dekat setiap sudut Kedai itu.
Saat itu, Isamu sedang melihat sebuah lukisan yang terpajang di sudut kiri bagian depan Kedai.
"Isamu, lihatlah." Ujar Ken, Ken sedang melihat salah satu foto yang ada di dalam ruangan bagian kiri Kedai itu.
Isamu melangkah perlahan menghampiri Ken.
"Ini pasti Istri dan Putranya Kakek Moe" Ujar Ken, menunjukkan bingkai foto yang terpajang itu.
Isamu diam saat melihat bingkai foto itu.
Isamu menyentuh foto anak laki-laki yang ada di dalam bingkai foto itu.
Dalam sekejap, tiba-tiba Isamu memejamkan mata saat menyentuh foto itu.
(A-ayah..) Suara teriakan seorang anak kecil, samar-samar terdengar di telinga Isamu lagi, saat ia memejamkan matanya.
Namun, Isamu tidak melihat siapa anak kecil yang berteriak itu, dan kejadian apa yang ada di dalam benaknya itu.
Isamu melepaskan sentuhannya pada foto itu dan tubuhnya melemah hampir terjatuh.
"Ada apa Isamu?" Tanya Ken.
Ken dengan sangat tanggap langsung memegangi tubuh Isamu yang hendak akan terjatuh, karena tiba-tiba melemah.
"T-tidak apa Ken, kepalaku hanya sedikit terasa pusing," Ujar Isamu, membuka matanya perlahan.
Isamu berusaha menegakkan tubuhnya kembali.
"Apa kau sakit? Apa sakit kepalamu yang dulu, kambuh lagi?" Tanya Ken, Ken sangat mengkhawatirkan Isamu.
"Tidak Ken, aku baik-baik saja." Ujar Isamu meyakinkan Ken.
"Ayo Ken, kita lihat ruangan yang Kakek Moe bilang tadi."
"Apa kau tidak ingin duduk di kursi saja? Kau bilang kepalamu terasa pusing."
"Tidak apa Ken, aku hanya berakting."
"Aktingmu sungguh jelek Isamu! Ayo."
Isamu berdiri tegak kembali, ia juga mengajak Ken untuk keluar dari ruangan itu dan melihat-lihat pada ruangan yang di katakan oleh Kakek Moe tadi, yang katanya terdapat banyak buku yang bisa mereka baca.
~~~
Mereka sampai pada ruangan itu.
"Wah, Isamu. Hebatnya Kedai ini, bahkan Kedai ini memiliki perpustakaan." Ujar Ken, saat pertama kali sampai di dalam ruangan itu.
Isamu melangkah perlahan, melihat-lihat pada rak buku yang ada di setiap sudut ruangan itu.
Beberapa kali Isamu mengambil salah satu buku yang ada di setiap rak buku itu dan membacanya.
"Isamu, lihatlah. Di sebelah sini terdapat banyak komik-komik kartun!" Ujar Ken yang sangat norak, saat melihat rak buku yang ada di sebelah kiri dan di khususkan untuk buku-buku komik kartun.
"Apakah Kakek Moe memiliki komik porno?" Tanya Ken sambil memilih buku komik itu.
"Dasar otak mesum!" Teriak Isamu dari sudut kanan.
"Aku hanya bercanda, bodoh!" Sahut Ken.
Isamu hanya melemparkan senyuman pada Ken yang sangat cerewet itu.
Kemudian, Isamu melanjutkan pandangannya untuk melihat-lihat buku yang lainnya.
Saat matanya mengarah terus ke sebelah kanan mengikuti langkah kakinya, tiba-tiba Isamu menemukan sebuah buku yang berjudul terlihat sangat unik di pandangan matanya.
[Jiwa yang tersembunyi, sebagai seorang...] Judul buku itu.
Isamu yang merasa sangat penasaran, mengarahkan tangannya sendiri untuk mengambil buku itu.
Namun, saat ia ingin membacanya..
"Isamu.. Ken.. Cepatlah ke sini! Makan malam sudah siap!" Suara teriakan Rie dari luar ruangan, yang sangat nyaring dan terdengar sangat cempreng menembus masuk ke dalam telinga Isamu dan Ken.
"Astaga, Isamu. Dengarlah! Suara nenek sihir itu hampir membuat gendang telingaku pecah!" Ujar Ken menutup ke dua telinganya, berbicara pada Isamu yang ada di sudut kanan ruangan.
Saat itu Isamu melihat ke arah Ken juga, sambil menutup ke dua telinganya.
"Ken.. Isamu.. Apa kalian berdua itu budek?" Suara teriakan Rie dari luar ruangan, yang cempreng itu terus mengusik ke dua telinga Isamu dan Ken.
"Jika kalian tidak muncul juga, aku akan berdoa semoga kalian terkunci di sebuah ruangan itu hingga mati kelaparan!" Teriakan Rie menakut-nakuti Isamu dan Ken.
Mendengar teriakan Rie yang menakutkan, Isamu dan Ken langsung mengembalikan buku yang ada di tangan mereka pada raknya dan langsung melangkah keluar pintu dengan sangat cepat.
"Ya Tuhan, bisakah kau tidak cerewet? Kami sudah mendengar teriakan mu yang seperti nenek sihir itu!" Ujar Ken, melangkah keluar dari ruangan bersama Isamu.
"Baguslah" Ujar Rie.
Mereka bertiga pun berjalan bersama menghampiri meja yang telah di sajikan makanan oleh Kakek Moe, di sana Chika terlihat sedang menata piring-piring yang berisikan makanan di atas meja itu.
"Kalian sudah kembali? Cepatlah cuci tangan untuk makan malam" Ujar Kakek Moe dengan sangat ramah.
"Terimakasih banyak Kakek Moe" Ucap Ken.
Isamu dan Ken pergi ke wastafel bersama untuk mencuci tangan mereka.
Tak lama kemudian, mereka kembali ke meja dan duduk di kursinya masing-masing.
"Kakek Moe, kami tidak bermaksud untuk merepotkan mu hari ini" Ujar Isamu.
"Aku tidak merasa direpotkan, justru aku merasa sangat senang. Biasanya setelah kedai tutup, aku selalu merasa kesepian karena makan malam hanya sendirian. Tapi, kali ini ada kalian yang menemaniku." Ujar Kakek Moe dengan sangat baik hati.
"Sudahlah, kalian jangan terlalu banyak berpikir! Ayo kita makan" Ucap Kakek Moe menyuruh mereka semua untuk makan.
"Baiklah Kakek Moe" Ujar Ken, yang saat itu matanya sudah melotot melihat begitu banyak makanan di atas meja yang terlihat sangat lezat.
"Selamat makan!" Ujar mereka semua.
~~~
Setelah selesai makan dan berbincang di dalam Kedai, mereka pun akan pulang ke rumah masing-masing.
Sebelum mereka pergi meninggalkan Kedai, mereka berdiri di depan Kedai untuk berpamitan.
"Terimakasih banyak atas makan malamnya Kakek Moe, maaf karena kami telah merepotkanmu" Ujar Chika membungkukkan tubuhnya di hadapan Kakek Moe.
"Terimakasih banyak Kakek Moe" Ucap Rie, yang juga membungkukkan tubuhnya di hadapan Kakek Moe.
Isamu dan Ken juga membungkukkan tubuhnya mengikuti Chika dan Rie.
"Sudahlah nak! Hari ini aku merasa sangat senang, karena kehadiran kalian. Aku berharap kalian akan datang lagi di lain waktu." Ujar Kakek Moe, memegang bahu Chika dan Rie.
"Kami pasti akan datang lagi Kek, benarkan. Isamu?" Ujar Ken pada Kakek Moe. Ken menatap ke arah Isamu.
Kakek Moe dan mereka semua juga menatap ke arah Isamu.
"T-tentu saja, kami akan datang lagi. Terimakasih banyak untuk hari ini. Kakek Moe" Ujar Isamu kepada Kakek Moe.
"Ah, aku merasa lega mendengarnya" Ujar Kakek Moe pada Isamu, dangan senyuman lebar hingga membuat matanya sangat menyipit.
"Kalau begitu, kita pamit dulu ya Kek. Besok kita akan menjalankan misi dari sekolah lagi" Ujar Chika.
"Baiklah, kalian hati-hati di jalan. Sampai jumpa lagi." Ucap Kakek Moe.
"Sampai jumpa Kek." Ujar mereka semua secara bersamaan.
Mereka berempat pun perlahan meninggalkan Kakek Moe dan kedai itu menuju mobil Isamu yang terparkir di pelataran Kedai.
Setelah sampai di depan mobil.
Mereka semua masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi mobil dengan posisi mereka yang sama persis seperti saat mereka berangkat tadi.
"Tidak di sangka, kita sangat beruntung ya. Di sambut dengan sangat baik oleh pemilik Kedai Kopi LUO ini. Lalu, di kasih makanan juga untuk makan malam" Ujar Ken di dalam mobil, sambil memasang seatbeltnya.
"Dasar kau tidak tau malu!" Ujar Rie kepada Ken.
"Astaga Rie, mengapa kau masih saja marah padaku hanya karena perdebatan tadi?" Tanya Ken, Ken memutarkan badannya menghadap Rie yang duduk di kursi belakang.
"Aku sangat marah padamu! Kau sangat menjengkelkan!" Ujar Rie, memampangkan wajahnya di hadapan wajah Ken.
Mereka berdua saling bertatap mata dengan sangat tajam.
"Sudahlah! Rie, bukankah katamu Ken adalah laki-laki yang hangat?" Ucap Chika, yang berusaha meredakan kobaran api yang membara di antara mereka berdua.
"Tidak! Aku menyesal mengatakannya! Dia sangat membuatku kesal hari ini!" Ujar Rie di hadapan Ken.
"Aaah tidak!! Baiklah,maafkan aku. Ku mohon jangan membenci aku. Hanya kaulah satu-satunya orang yang memujiku selain, si tolol Isamu ini." Ujar Ken, yang tiba-tiba emosinya mereda saat mendengar perkataan Rie, menarik pujian yang telah di ucapkan terhadap dirinya.
"Hehehe, aku hanya bercanda sejak tadi. Tenanglah, aku tidak membencimu" Ujar Rie, yang tiba-tiba tertawa.
"Ken, duduklah yang benar. Aku akan segera menjalankan mobilnya" Ucap Isamu.
Isamu menyalakan mesin mobilnya dan menjalankan mobilnya melewati depan Kedai, Kakek Moe masih berdiri di depan Kedai, menunggu mobil mereka pergi.
"Sampai jumpa Kakek Moe!" Ujar mereka semua dari jendela pintu mobil dengan melambaikan tangan mereka kepada Kakek Moe.
"Hati-hati di jalan nak!" Ujar Kakek Moe yang juga melambaikan tangan pada mereka.
Mobil mereka pun melaju perlahan meninggalkan Kedai Kopi LUO.
Kakek Moe melihat mobil mereka dari belakang yang perlahan menghilang dari pandangan matanya, ia tersenyum dan mengeluarkan ekspresi yang sangat senang. Kemudian, ia masuk ke dalam Kedai.
***
Lalu, di dalam mobil saat perjalanan pulang, Ken tertidur di kursinya yang berada di samping kursi Isamu.
Rie juga tertidur di kursi belakang.
Saat itu Isamu sedang fokus mengendarai stir mobil, sedangkan Chika sedang melihat hasil wawancara pada kameranya di kursi belakang.
"Isamu, hasil dari wawancara kita hari ini terlihat kurang bagus. Mungkin karena ini pertama kalinya. Di dalam kamera, kita terlihat sangat tegang saat mewawancarai Kakek Moe" Ujar Chika kepada Isamu, memberitahu hasil dari rekaman kamera saat wawancara tadi.
"B-benarkah?" Tanya Isamu.
"Iya Isamu. Nanti saat sudah sampai di Apartemen akan ku kirimkan hasilnya setelah ku edit sedikit, agar terlihat sedikit lebih bagus" Ujar Chika.
"B-baiklah."
"Oh ya, kau bisa turunkan aku dan Rie di depan pintu masuk Apartemenmu saja"
"Ini sudah larut malam, aku dan Ken akan mengantar kalian pulang terlebih dahulu" Ujar Isamu pada Chika.
"Ku rasa tidak perlu, Isamu. Aku dan Rie akan memesan taksi saat telah sampai di depan Apartemen kalian" Ujar Chika.
"Itu tidak baik. Ini sudah sangat larut, Rie juga kelelahan hingga tertidur. Aku akan mengantar kalian"
"B-baiklah, maaf harus merepotkanmu"
***
[Satu jam setengah di perjalanan, kini sudah pukul 23:40 hampir tengah malam]
Mereka telah sampai di depan Apartemen Chika dan Rie yang berada di Distrik 7.
"Isamu, maaf telah merepotkanmu" Ujar Chika.
"Tidak apa" Ucap Isamu.
Chika membangunkan Rie dari tidurnya.
Kemudian, mereka berdua turun dari mobil Isamu dan masuk ke dalam Apartemen mereka.
Sedangkan Isamu, langsung mengendarai mobil kembali ke Apartemennya yang berada di Distrik 4.
~~~
Mobil Isanu sampai di basement Apartemennya, Isamu memarkirkan mobilnya..
"Ken, ayo bangun!" Ucap Isamu membangunkan Ken.
Ken tidak memberikan respon, Ken tidur dengan sangat lelap. Karena kekenyangan makan saat di Kedai Kopi LUO.
Berkali-kali Isamu coba membangunkan, Ken tetap tidak memberikan respon. Ken tetap tidur dengan mulut mangap penuh dengan iler dan ngorok seperti babi.
Isamu kehabisan cara untuk membangunkannya. Ia pun melakukan hal yang mungkin akan membangunkan Ken.
(Tiiin.. tiinn.. tiinn) Suara klakson mobil yang sangat berisik.
Isamu memencet tombol klakson berkali-kali.
"Alamak, kucing kepala hitam, babi pantat semok, Isamu manusia bertanduk" Ujar Ken yang mulutnya latah saat bangun dari tidurnya, karena kaget mendengar suara klakson yang sangat berisik.
"Hahahaha" Isamu tertawa terbahak-bahak melihat Ken.
"Sialan lu Isamu! Lu mau bunuh gue?" Ujar Ken menatap tajam ke wajah Isamu, yang saat itu sedang tertawa terbahak-bahak.
"Haha, ayo turun dari mobil. Kita sudah sampai!" Ucap Isamu sambil melepaskan seatbelt.
"Hah? Udah sampai ya?" Tanya Ken, ia pun juga melepaskan seatbeltnya. Sambil melihat ke kursi belakang.
Isamu turun dari mobil duluan, meninggalkan Ken yang masih di dalam.
Saat Isamu mau menutup pintu mobil..
"Haaaah? Di mana Chika dan Rie. Isamu?" Tanya Ken.
"Sudah ku antar pulang, kau tidur sejak tadi" Ujar Isamu, Isamu menutup pintu mobilnya.
Ken turun dari mobil, melangkah menyusul Isamu dengan tampang lesu dan mengantuk.
"Akhirnya misi pertama selesai juga ya. Isamu" Ujar Ken sambil menguap.
"Ya" Sahut Isamu.
"Aaaah, aku ingin sekali menjatuhkan tubuhku di atas ranjang. Rasanya lelah sekali"
"Ayo, aku juga sudah lelah"
Mereka berdua pun masuk ke dalam lift basement untuk naik ke lantai 20 dan pulang ke Apartemen Isamu.
...
Mereka masuk ke dalam Apartemen Isamu, Ken duduk di sofa kecil yang ada di belakang pintu Apartemen Isamu untuk melepaskan sepatunya. Isamu mengunci pintu Apartemen dan melepaskan sepatunya juga.
Kemudian, mereka menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamar Isamu.
Ken meletakkan tas yang ia bawa di atas meja belajar Isamu dan langsung berlari ke arah kasur Isamu. Kemudian, ia menjatuhkan tubuhnya di atas kasur itu dengan keadaan tubuh yang tengkurap. Isamu melepaskan tas yang ia gendong di belakang bahunya dan mengambil tas Ken, yang di letakan di atas meja untuk di gantung, di rak gantung samping lemarinya.
"Ken, ganti dulu pakaianmu!"
"Isamu, aku tidak sanggup berdiri lagi"
"Tapi kau belum mengganti pakaianmu, dan itu juga ranjangku"
"Masa bodo! Aku ngantuk sekali"
Isamu tertawa pelan melihat kelakuan Ken yang sangat manja.
Isamu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian yang tadi ia kenakan. Setelah itu, ia keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat segelas kopi. Kemudian, ia membawa kopi itu ke ruang Tv.
Isamu duduk pada sofa yang ada di depan Tv, sambil melihat-lihat file di dalam laptopnya.
{Bipp.. Bipp..} Suara nada dering yang memberitahu pesan singkat masuk pada ponselnya.
{Isamu, aku telah mengirim hasil wawancara tadi. Kau bisa melihatnya. Oh ya, simpan video itu di dalam file mu ya. Jika aku yang menyimpannya, mungkin akan tidak sengaja terhapus nantinya :D} Isi pesannya, ternyata dari Chika.
Isamu tersenyum.
{Terimakasih banyak Chika} Balasan pesan dari Isamu.
{Sama-sama Isamu. Oh ya, untuk misi ke dua besok, kita akan bertemu di mana?}
Sejenak Isamu berpikir saat membaca balasan pesan dari Chika.
{Di taman Kencana saja. Seperti hari ini} Balas Isamu.
{Baiklah. Jangan sampai terlambat lagi ya! Ingatlah! Jam 09:00 tepat!} Balasan dari Chika.
Isamu hanya membaca balasan pesan dari Chika yang terakhir, tanpa membalasnya lagi.
Lalu, ia meletakkan ponselnya di atas meja yang ada di depannya. Kemudian, ia melihat file yang dikirimkan oleh Chika di laptopnya.
(Bersambung...)