Keesokan paginya, Isamu dan Ken turun dari kamar Isamu, setelah selesai bersiap-siap untuk berangkat menjalankan misi selanjutnya.
Isamu dan Ken sedang sarapan di meja makan.
Jam menunjukkan pukul 07:30
"Di mana kita akan bertemu Chika dan Rie?" Tanya Ken saat sedang sarapan di meja.
"Di Taman Kencana"
"Bukankah misi kedua kita adalah mewawancarai Kantor Informasi KENKAI Pusat Kota?"
"Iya"
"Apa kau tidak ingin menjemput mereka saja? Kita juga akan melewati Distrik 7 untuk sampai di Pusat Kota"
"Hmm," Sahut Isamu, ekspresinya sangat dingin.
"Apa-apaan responmu seperti itu?" Tanya Ken, melihat ekspresi Isamu.
Isamu diam tak mengeluarkan kata-kata, ia melahap roti yang berisi selai cokelat yang ada di tangannya sampai habis.
Ken juga melahap sarapannya sampai habis.
Tiba-tiba Isamu berkata.
"Baiklah, aku akan menghubungi Chika."
"Nah, gitu dong! Itu baru benar!"
"Berisik!"
"Ya sudah sana cepat hubungi Chika!"
Isamu mengambil ponsel dari saku celananya dan langsung menghubungi Chika.
[Tutt.. Tutt..] Suara telepon yang tersambung.
Tapi, Chika tidak menjawab telepon Isamu.
"Dia tidak mengangkat teleponnya,"
"Coba lagi!" Ujar Ken.
"Tidak! Aku akan mengirim pesan singkat saja"
"Dasar bodoh!" Ujar Ken, merasa kesal dengan sikap Isamu yang sering kali berubah-ubah.
Isamu mengetik pesan singkat di ponselnya untuk di kirimkan pada Chika.
{Chika, kita bertemu di depan Apartemenmu saja} Isi pesan singkat yang di ketik Isamu dan di kirimkan kepada Chika.
Kemudian, Isamu meletakkan ponselnya di atas meja. Ia pun turun dari kursinya untuk membawa piring kotor ke wastafel dapurnya.
"Apa kau sudah memberitahunya?" Tanya Ken.
"Sudah" Jawab Isamu.
Isamu membawa piring-piring kotor bekas mereka sarapan ke dapur.
~~~
Pukul 08:00
Isamu dan Ken berada di belakang pintu Apartemen, sedang memakai sepatu mereka masing-masing.
Ken menggendong tas di bahunya setelah memakai sepatu.
Isamu juga menggendong tas di bahunya. Kemudian, mereka keluar dari pintu Apartemen. Setelah menutup dan mengunci pintu Apartemennya, mereka langsung melangkah ke depan lift untuk turun ke basement Apartemen dan menuju ke mobil Isamu yang terparkir di basement.
...
Kini, mereka sudah berada di dalam mobil. Tanpa basa-basi, Isamu dan Ken berangkat ke Distrik 7 dengan Isamu yang mengendarai mobil.
Di dalam perjalanan.
"Isamu, entah mengapa firasatku mengatakan akan terjadi sesuatu,"
"Jangan banyak berkhayal,"
"Brengsek! Aku serius!"
"Aku juga serius. Ken" Sahut Isamu tertawa.
"Ah sudahlah! Bicara denganmu tidak ada gunanya!"
"Baiklah, baiklah. Maafkan aku." Ujar Isamu, menggoda Ken yang sedang kesal.
~~~
Beruntung jalan raya pada pagi ini tidak terlalu ramai hingga mereka sampai di depan gerbang Apartemen Sakura Distrik 7 pada pukul 09:00
Saat itu, Chika dan Rie sudah menunggu di depan gerbang Apartemen Sakura.
Chika dan Rie masuk ke dalam mobil Isamu.
"Ayo berangkat" Ujar Rie.
Isamu langsung menancap gas mobilnya untuk membawa mereka ke Kantor Informasi KENKAI Pusat Kota Distrik 10.
Saat di perjalanan, jalan raya lumayan ramai dan laju mobil mereka tersendat-sendat di beberapa lampu merah. Karena merasa suasana di dalam mobil terasa sunyi dan sepi, Ken menyalakan radio yang ada di dalam mobil Isamu.
{Berita pagi ini, sebuah surat misterius terpajang di kaca pintu masuk Kantor Informasi. Belum di ketahui pasti, siapa yang menulis surat misterius itu, dan apa motif sang penulis dengan memajangkan surat itu di pintu Kantor Informasi} Suara reporter meliput yang di siarkan di radio.
"Ada apa ini? Berita apa itu?" Tanya Rie.
"Entahlah." Sahut Ken.
Merasa sangat penasaran, Isamu pun menaikkan volume suara radio itu.
{Baiklah, kami akan siarkan secara langsung dari Kantor Informasi KENKAI. Kini, kami sudah bersama salah satu pekerja di Kantor Informasi. Bisakah anda menceritakan isi dari surat itu tuan?} Suara reporter yang meliput, mewawancarai seorang pekerja Kantor Informasi KENKAI, terdengar dari radio.
{Kami tidak bisa memberitahukan apa isi surat itu, yang jelas. Orang yang menulis surat itu mengatakan sebuah ancaman. Kami masih belum mengetahuinya secara jelas apa motifnya} Suara seseorang yang sedang di wawancarai.
Isamu, Ken, Chika dan Rie hanya diam saat mendengar siaran radio itu.
"Bagaimana ini? Hari ini kita akan ke Kantor Informasi KENKAI, tapi di sana sepertinya sedang mengalami masalah" Ujar Rie merasa cemas setelah mendengar siaran radio.
"Tenanglah Rie, kita datang ke sana hanya untuk wawancara. Bukan untuk mengacau pekerjaan mereka" Ucap Chika.
Isamu hanya diam saja, bahasa tubuhnya seperti tidak memberi respon apa pun. Ia hanya terus menyetir saja.
"Isamu, aku merasa..." Ucap Ken berbisik pelan pada Isamu, namun Ucapannya terpotong oleh Isamu.
"Apa?" Tanya Isamu.
"Kita hanya akan mewawancarai mereka, setelah selesai. Kita akan langsung pergi dari sana" Ujar Chika saat mendengar bisikan Ken dan Isamu.
"Baiklah! Aku juga hanya bercanda, berakting menakut-nakuti kalian. Hahaha" Ujar Ken sambil tertawa terbahak-bahak.
"Ku kira kau takut, saat mendengar siaran radio" Ucap Chika.
"Mana mungkin aku merasa takut?" Tanya Ken dengan tingkah songongnya.
"Aku hanya mengira." Sahut Chika, menggoda Ken.
"Sepertinya aku melihat nyali mu ciut. Ken" Ujar Chika menggoda Ken.
"Aah Chika, kau meremehkan ku!" Ujar Ken.
"Baiklah, baiklah. Maafkan aku" Sahut Chika.
"Aku percaya padamu, Ken. Kau tidak mungkin penakut" Ucap Rie.
"Rie, kau memang mengerti aku. Tenanglah Rie, jika terjadi sesuatu. Aku akan melindungimu!" Ucap Ken.
Mendengar omong kosong Ken, membuat Rie dan Chika tertawa.
Mereka pun mulai bercanda dan tertawa membicarakan hal yang tidak masuk akal saat di perjalanan. Namun, hanya Isamu yang terus diam tak menghiraukan gurauan mereka
~~~
Mereka pun tiba di depan,
[Kantor Informasi KENKAI]
Yang berada di Pusat Kota Distrik 10,
Isamu memarkirkan mobilnya di tempat parkiran Kantor. Saat itu, di depan Kantor Informasi sangat ramai dengan wartawan dan reporter yang sedang meliput terkait kejadian surat misterius.
Isamu, Ken, Chika, dan Rie. Turun dari mobil, berjalan perlahan menuju pintu depan Kantor Informasi.
"Ramai sekali, apa kita bisa mewawancarai mereka untuk misi sekolah?" Tanya Rie yang saat itu merasa pesimis.
"Lebih baik kita mencoba dulu" Ujar Chika.
"Ayo semua, semangaat!" Ujar Ken dengan penuh percaya diri.
Mereka pun mendekat ke pintu utama Kantor Informasi. Tak mudah untuk bisa berada di depan pintu utama Kantor, karena banyak reporter yang meliput. Seringkali langkah mereka tertahan, dan tubuh-tubuh mereka terdorong oleh para reporter.
Namun, kini mereka berhasil menembus masuk melewati para reporter dan berdiri di depan pintu utama.
"Hey nak, apa yang kalian lakukan? Keadaan Kantor Informasi saat ini sedang ramai karena banyak reporter" Ucap seorang Security Kantor Informasi, menghadang mereka di depan pintu Kantor.
"Maaf jika kami mengganggu Pak, kami adalah siswa/i SMA ELITE HIGH SCHOOL. Kedatangan kami saat ini, untuk melakukan wawancara terkait Kantor Informasi untuk menyelesaikan misi MOS kami Pak." Ujar Chika.
"Maaf sekali nak, mungkin saat ini para pekerja Kantor Informasi tidak akan bersedia untuk di wawancarai." Ujar Security itu.
"Tapi, Pak. Ini sangat penting bagi kami" Ujar Ken, memaksa Security itu.
"Maaf nak, saya tidak bisa mengizinkan kalian masuk ke dalam. Silahkan kalian pulang saja dan datang lagi besok"
"Tapi, Pak.." Ucap Rie. Namun, ucapannya terputus. Karena Security itu langsung masuk ke dalam Kantor Informasi dan menutup pintu utama Kantor Informasi itu.
"Tidak berhasil, sia-sia kita datang ke sini" Ujar Rie dengan wajah yang lesu.
"Isamu, apa kau tidak bisa melakukan apa pun? Kau hanya diam saja menyaksikan kami bertindak!" Ujar Ken pada Isamu.
"A-apa yang harus aku lakukan?" Tanya Isamu bingung.
"Lakukanlah sesuatu! Jangan hanya diam mematung seperti seekor sapi yang dungu!"
"A-aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan!"
"Kau keterlaluan. Isamu!" Ujar Ken, merasa kesal.
"Ken benar, kau adalah Ketua kelompok kami Isamu! Tapi, Chika yang selalu maju di depan" Ujar Rie berkata di hadapan Isamu.
"Sudahlah! Tidak ada gunanya kita berdebat! Ayo kita kembali ke parkiran untuk memikirkan caranya!" Ucap Chika.
Isamu diam dan berkeringat, ia merasa bersalah. Karena tidak dapat melakukan apa pun sebagai Ketua Kelompok.
Mereka pun kembali menuju parkiran.
...
Setelah sampai di parkiran, mereka duduk di kursi yang ada di dekat parkiran. Saat itu, Ken merasa kesal pada Isamu. Mereka berdua pun tidak saling bicara.
Chika yang melihat situasi itu, pergi meninggalkan mereka bertiga.
...
Tak lama kemudian, Chika kembali dengan membawa 4 buah botol minuman.
Chika memberikan 1 botol ke pada Rie.
Kemudian, ia mendekat pada Ken. Untuk memberikan 1 botol minuman.
Lalu, ia juga memberikan 1 botol minuman kepada Isamu.
"Mau sampai kapan kalian tak berbicara seperti ini? Kalian sangat kekanak-kanakan!" Ujar Chika, merasa tidak tahan melihat Ken dan Isamu yang saling membungkam mulut mereka masing-masing.
"Isamu, ayo ikut denganku!" Ujar Chika.
Chika menarik tangan Isamu dan melangkah dengan cepat menuju ke arah pintu belakang Kantor Informasi KENKAI, meninggalkan Ken dan Rie di kursi parkiran.
"Ch-Chika" Ucap Isamu, saat Chika menarik dan menggenggam erat tangannya.
"Kita harus selesaikan misi kedua hari ini. Isamu" Ujar Chika.
...
Isamu dan Chika sampai di pintu belakang Kantor Informasi KENKAI.
Di pintu belakang itu tidak ada satu reporter pun yang meliput.
Chika membawa Isamu menerobos masuk ke dalam Kantor Informasi, lewat pintu belakang.
Kini mereka telah berada, di dalam Kantor Informasi.
"Apa yang kalian lakukan nak?" Tanya seorang pria yang ada di dalam Kantor itu.
"Ayo Isamu, katakan tujuan kita datang ke sini!" Bisik Chika di telinga Isamu.
Isamu menatap ke wajah Chika dengan dahinya yang bercucuran keringat.
Isamu menelan ludah dan memalingkan pandangannya ke hadapan seorang pria yang bertanya itu.
"Maaf tuan, kami datang ke sini untuk sebuah misi MOS yang di berikan oleh pihak SMA ELITE HIGH SCHOOL. untuk mewawancarai salah satu pekerja di Kantor Informasi KENKAI ini" Ujar Isamu, melawan rasa ketidak berdayaannya.
"Maaf nak, hari ini Kantor sedang mendapatkan masalah. Kalian bisa kembali lagi besok" Ujar pria itu.
"T-tapi Tuan, misi ini sangat penting. Aku mohon, berikan kami waktu 5 menit saja untuk mewawancarai salah satu dari pekerja di Kantor ini." Ujar Isamu memohon, Isamu tidak mau memberi kabar pada Ken, jika usahanya sia-sia dan gagal.
"Maaf nak, aku benar-benar tidak bisa mengizinkan kalian." Ujar pria itu.
Tiba-tiba seorang pria lain datang menghampiri mereka dan berkata..
"Ada apa ini?" Tanya pria lain itu.
"Pak Hetto," Ujar pria yang tadi berbicara dengan Isamu dan Chika.
"Ada apa Iko?"
"Mereka adalah siswa/i dari SMA ELITE HIGH SCHOOL. kedatangan mereka ke sini untuk mewawancarai pekerja yang bekerja di Kantor Informasi"
"Oh jadi begitu, kalian siswa/i dari sekolah itu" Ujar Pria lain itu kepada Isamu dan Chika.
"B-benar Tuan, i-izinkan kami untuk mewawancarai salah satu pekerja di Kantor ini" Ujar Isamu gugup.
"Baiklah, perkenalkan namaku adalah Hetto Anako. Kalian bisa ikut ke ruanganku sekarang. Dan kau Iko, kau boleh lanjutkan pekerjaanmu"
"Baik Pak Hetto." Ujar Pria pertama yang bernama Iko.
Pria yang bernama Iko itu pun pergi meninggalkan mereka.
"T-terimakasih Tuan Hetto" Ujar Isamu dan Chika secara bersamaan.
"Ayo ke ruanganku. Ku beri kalian waktu 5 menit, sesuai yang kalian ucapkan tadi kepada Iko." Ujar pria lain itu yang bernama Hetto.
Isamu dan Chika pun mengikuti Pak Hetto menuju ruangannya.
(Bersambung...)