Chereads / Hidden Soul / Chapter 12 - ANTARA PERASAAN DAN IMAJINASI.

Chapter 12 - ANTARA PERASAAN DAN IMAJINASI.

Tiba-tiba Isamu tersadar, ia merasa terkejut, nafasnya terengah-engah, keringat membasahi seluruh wajah dan tubuhnya, ia sangat gelisah dan melihat sekitar, ia merasa sangat kebingungan.

"Ada apa Isamu?" Tanya Ken yang duduk di sampingnya.

"B-bagaimana bisa aku ada di sini?" Tanya Isamu dengan gelagat panik.

"A-apa yang kau katakan?" Tanya Ken.

"Bagaimana bisa aku berada di dalam mobil?!" Tanya Isamu memegang kedua bahu Ken, dan bertanya sangat serius dengan kepanikan dan rasa kebingungan.

"Jelas kau ada di sini, dari tadi kau tertidur. Mungkin kau kelelahan setelah mewawancarai Tuan Hetto" Ujar Ken.

Isamu diam menatap Ken, dengan ke dua tangan masih memegang erat bahu Ken.

(Bagaimana mungkin itu terjadi?) Tanyanya dalam hati, merasa sangat heran.

"Ada apa Isamu? Apa kau bermimpi sesuatu?" Tanya Ken yang melihat Isamu dalam kegelisahan.

Tiba-tiba Chika dan Rie masuk ke dalam mobil.

"Hey, Isamu sudah bangun? Kau hebat Isamu, kau dapat mewawancarai Tuan Hetto dan menyelesaikan misi kita" Ujar Rie kepada Isamu.

Chika yang melihat Isamu dengan kegelisahan, bertanya.

"Apa kau baik-baik saja Isamu?"

"Y-ya, ya aku baik-baik saja." Ucap Isamu, melepaskan pegangan tangannya dari kedua bahu Ken.

"Tidak, sepertinya dia bermimpi buruk. Wajahnya berkeringat" Ujar Ken.

Isamu menyandarkan punggungnya pada kursi mobil, ia mengusap wajah dengan ke dua tangannya. Ekspresi yang terpancar di wajahnya seperti seseorang yang sangat frustasi.

Ken melihat wajah Isamu yang terlihat sangat frustasi.

"Isamu, maafkan sikapku yang tadi ya. Aku bersalah," Ucap Ken, merasa bersalah dengan sikapnya kepada Isamu sebelumnya.

"Tidak Ken, itu bukan kesalahanmu" Ujar Isamu.

"Maafkan aku ya, mungkin kau frustasi karena sikap burukku tadi." Ujar Ken. Ken merasa jika sikap frustasi yang Isamu tunjukkan kini, di akibatkan oleh sikapnya yang buruk kepada Isamu sebelumnya.

"T-tidak Ken, aku sama sekali tidak marah denganmu." Ujar Isamu dengan kepalanya yang bersandar di kursi mobil.

"Isamu, minumlah." Ucap Chika, memberikan botol air mineral kepada Isamu.

Isamu mengambilnya dan langsung meminumnya.

"Lalu, ke manakah kita setelah ini?" Tanya Rie.

"Hari ini kita menyelesaikan misi lebih awal, bagaimana jika kita pergi ke Kedai Kopi LUO milik Kakek Moe?" Tanya Ken, memberikan usul.

"Ide yang bagus. Ken" Ujar Rie.

"T-tidak Ken, aku ingin segera pulang." Ucap Isamu.

Ken dan Rie merasa sangat kecewa dengan jawaban Isamu.

Chika memperhatikan Isamu lewat kaca spion dalam mobil.

"Aku rasa, lebih baik kita pulang dan beristirahat, untuk memikirkan misi selanjutnya." Ujar Chika.

"Huh, membosankan!" Ujar Rie.

Tanpa menghiraukan mereka, Isamu menyalakan mesin mobilnya dan mengemudikan mobilnya untuk meninggalkan parkiran Kantor Informasi KENKAI itu.

~~~

Beberapa saat kemudian, mereka sampai di depan Apartemen SAKURA. Chika dan Rie turun dari mobil Isamu. Isamu dan Ken langsung pergi meninggalkan Chika dan Rie.

Chika diam mematung dan melamun menatap mobil Isamu yang melaju.

"Hey, Chika. Apa yang kau lihat? Ayo!" Tanya Rie menoleh pada Chika yang melamun dan mematung, Rie sudah melangkah masuk ke dalam gerbang.

Chika tersadar dari lamunannya dan menyusul langkah Rie masuk ke dalam gerbang Apartemen SAKURA.

***

Saat itu Isamu dan Ken sampai di depan Apartemennya. Kemudian, Isamu memarkirkan mobilnya di basement. Mereka turun dari mobil dan langsung menaiki lift untuk pulang ke Apartemen Isamu.

Isamu jalan dengan terburu-buru saat keluar dari lift, menuju Apartemennya.

"Isamu, tunggu aku!" Ujar Ken menyusul langkah Isamu yang terburu-buru.

"Ada apa Isamu? Kau terlihat sangat gelisah sejak tadi." Tanya Ken, di samping Isamu yang sedang membuka kunci pintu Apartemennya.

Mereka berdua masuk ke dalam Apartemen Isamu, mereka membuka sepatu yang mereka kenakan. Kemudian, Isamu berjalan terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi. Ken merasa sangat heran dengan sikap Isamu kali ini.

Isamu berdiri di depan cermin wastafel yang ada di dalam kamar mandi, ia nundukkan kepalanya untuk membasuh seluruh wajahnya dengan air yang mengalir pada keran wastafelnya. Setelah ia membasuh wajahnya, ia mengangkat wajahnya dan menatap wajahnya di cermin wastafel.

Pikirannya masih tertuju pada kejadian yang ia alami.

(Apa mungkin itu semua hanya mimpi? Jika itu nyata, mengapa mereka berkata jika aku tertidur setelah mewawancarai? Apa aku terlalu banyak berpikir yang tidak-tidak?)

(Mungkin benar, itu hanya mimpiku saja. Mana mungkin di dunia ini ada orang-orang yang bukan manusia?)

(Tenanglah Isamu, kendalikan dirimu)

Ujarnya dalam hati.

Tak lama kemudian, Isamu keluar dari kamar mandi. Tak di sangka Ken berada di depan pintu kamar mandi itu.

"K-Ken, apa yang kau lakukan?"

"Menunggumu" Ujar Ken, menyilangkan tangan di dadanya.

"Sejak kapan kau berdiri di sini?"

"Sejak pertama kali kau masuk ke dalam kamar mandi"

"Isamu, maafkan aku telah membuatmu menjadi frustasi seperti ini. Aku sungguh bersalah, aku menyesal bersikap seperti itu" Ujar Ken, Ken memegang ke dua bahu Isamu. Matanya berbinar seperti kucing yang meminta belas kasih.

"Ken, kau tidak bersalah. Sudahlah"

"Jadi kau benar-benar tidak marah padaku?"

"Iya, mana mungkin aku marah kepadamu?"

"Sungguh?" Tanya Ken, Ken mendekatkan wajahnya agar lebih dekat dengan wajah Isamu

"Sungguh!" Ujar Isamu. Isamu memundurkan kepalanya agar wajahnya tidak menempel dengan wajah Ken.

"Sungguh?" Tanya Ken lagi, untuk memastikan.

"Ken, berhentilah mendekati wajahku. Tampangmu yang seperti itu membuatku ingin muntah" Ucap Isamu mengeluarkan ekspresi jijik.

"Begini baru namanya Isamu-ku" Ujar Ken memeluk Isamu dengan sangat erat.

"Ken, lagi-lagi kau ingin membunuhku" Ucap Isamu yang nafasnya tersendat karena di peluk erat oleh Ken.

Ken melepaskan pelukkannya.

Mereka berdua pun bercanda-canda sambil melangkah menuju ruang TV.

...

Mereka berdua duduk di sofa TV dan menonton film anime kesukaan mereka berdua dari kecil.

Saat itu, Isamu dan Ken sambil memakan makanan ringanan seperti keripik dan meminum minuman kaleng. Tak terlepas dari canda dan tawa walaupun mereka sedang menonton film atau pun sedang melakukan aktivitas serius.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 19:00

Matahari telah tenggelam, gelapnya langit malam mulai menghiasi langit yang tadinya cerah. Isamu dan Ken masih asik menonton film anime favorit mereka di ruang TV.

"Isamu, apa keripik kentang sudah habis semua?"

Isamu melihat ke arah meja di hadapannya yang telah berserakan bungkus-bungkus keripik kosong, sampah kaleng minuman pun berserakan di karpetnya.

"Aku akan melihatnya di dapur"

Isamu pergi ke dapur untuk melihat stok makanan ringan. Rupanya stok makanan ringan di dapur telah habis.

Isamu kembali ke ruang TV.

"Aku akan ke supermarket dekat Apartemen untuk membeli makanan ringan," Ujar Isamu pada Ken yang duduk di sofa TV.

Ken menatap Isamu.

"Ayo aku ikut denganmu"

"Ayo"

Mereka berdua pun pergi ke supermarket di samping gedung Apartemennya.

Di dalam supermarket, Ken bertugas untuk mengambil makanan ringan dan Isamu mendorong troli belanjaan. Isamu dan Ken pun mulai menjelajahi seluruh supermarket.

Mereka memasukkan banyak makanan ringan dan juga minuman kaleng ke dalam troli, hingga troli belanjaan itu hampir penuh.

"Isamu, aku akan ke sudut kanan untuk mengambil sesuatu yang ingin ku beli" Ujar Ken.

"Baiklah, aku juga akan ke sudut kiri. Ada sesuatu yang ingin ku beli" Ucap Isamu.

"Baiklah, nanti aku akan menyusulmu ke sudut kiri" Ujar Ken.

Mereka berpisah untuk mencari barang yang ingin mereka beli.

Isamu mendorong troli itu menuju sudut kanan yang terdapat tempat mie instan.

Ketika Isamu sedang memasukkan mie instan ke dalam trolinya, ia merasa jika ada seseorang yang memperhatikannya dari sisi kanan. Isamu berusaha tidak menghiraukan dan berpindah tempat untuk mencari mie instan dengan rasa yang berbeda.

Namun, walaupun ia sudah berpindah tempat. Perasaannya yang merasa jika dirinya sedang di perhatikan oleh seseorang semakin melekat. Ia mengarahkan matanya ke kiri dan ke kanan untuk melihat sekitar. Tidak ada siapa pun di sana, Isamu semakin merasa gelisah.

(Aneh, aku merasakan ada seseorang yang memperhatikan gerak-gerik ku. Tapi tidak ada siapa pun di sekitar sini) Ucapnya dalam hati.

Karena merasa takut, ia mendorong troli belanjaannya ke tempat lain dengan sangat cepat.

Perasaannya tidak bisa berbohong, benar saja! Jika ada yang memperhatikannya sejak tadi, seseorang dengan mantel yang berkupluk dan berwarna hitam menutupi tubuh hingga kepala, orang itu mengenakan masker dan kaca mata untuk menutupi wajahnya.

(Aku melihatnya, dia di belakangku! Aneh, aku bisa melihatnya walaupun pandangan mataku ke arah depan. Secara samar-samar aku melihatnya mengikutiku. Seperti ada mata di kepala bagian belakangku) Ujar Isamu dalam hati.

Isamu mempercepat langkahnya, wajahnya memucat dan semakin berkeringat ketakutan.

(Apa yang ia inginkan dariku?!) Tanya Isamu dalam hati. Sambil mendorong cepat troli belanjaannya.

Kemudian,

"Astaga gobloknya! Kau menabrakku dengan troli belanjaan. Aaaah kaki ku kau lindas dengan ban troli ini!" Ujar Ken, Ken menjerit kesakitan mengangkat kakinya dan memegangi jempol kakinya yang di lindas oleh Isamu menggunakan ban troli belanjaan.

Isamu terjekut, ia mendekat pada Ken yang sedang kelabakan memegangi jempol kakinya.

"A-apa kau baik-baik saja? M-maafkan aku Ken, aku tidak melihatmu di depan" Ujar Isamu sambil memegang bahu Ken.

"Apa? Kau tidak melihatku? Kau tinggalkan di mana biji matamu itu?" Ujar Ken terkejut dengan Isamu yang berkata tidak melihat dirinya.

Isamu bolak-balik mengarahkan pandangannya pada belakang dirinya.

Ken melihat Isamu yang seperti orang sedang ketakutan.

"Ada apa Isamu? Apa yang kau lihat?" Tanya Ken, sambil memegangi jempol kakinya.

"Aku merasa ada seseorang yang mengikutiku" Ucap Isamu memberitahu kepada Ken.

Ken menurunkan kakinya dan berdiri tegak menghadap Isamu sambil melepaskan tangan Isamu dari bahunya. Kemudia, Ken memegang ke dua bahu Isamu sambil melihat ke arah belakang Isamu.

"Isamu, tidak ada siapa pun. Sejak tadi aku melihat kau dari kejauhan, kau mendorong troli belanjaan dengan sangat cepat. Makanya aku menghampiri dirimu," Ujar Ken melihat sekitar mereka.

"Tidak Ken, aku melihatnya!" Ucap Isamu.

"Sudahlah Isamu, mungkin itu hanya perasaanmu saja dan mungkin karena kau kelelahan, makanya kau berimajinasi. Ayo kita ke meja kasir untuk membayar belanjaan dan segera pulang ke Apartemen" Ujar Ken yang berusaha menenangkan Isamu.

Isamu tidak menolak dan melawan perkataan Ken. Ken mendorong troli belanjaan, yang tadi di bawa oleh Isamu menuju meja kasir. Isamu masih seperti orang kebingungan.

(A-apa mungkin itu hanya imajinasi atau perasaanku saja?) Tanya Isamu dalam hati.

"Ayo Isamu" Ucap Ken menarik tangan Isamu.

Mereka pun melangkah menuju meja kasir untuk membayar belanjaan mereka dan segera pulang ke Apartemen.

~~~

Kini mereka sampai di depan Apartemen Isamu, mereka masuk ke dalam pintu dengan tangan yang penuh dengan kantung belanjaan.

"Ah, akhirnya sampai juga" Ujar Ken menjatuhkan tubuhnya di sofa setelah meletakkan kantung belanjaan di atas meja.

Ken melihat pada kakinya yang bernasib buruk, karena di lindas ban troli oleh Isamu.

"Untung saja jempol kaki gue masih aman, tapi sedikit bengkak" Ucap Ken.

Ken melihat Isamu yang masih saja diam sejak di supermarket. Lalu,

Ken berdiri di hadapan Isamu.

"Isamu, tenanglah. Tidak ada yang mengikutimu, dari kejauhan aku memperhatikanmu. Percayalah" Ucap Ken berusaha menenangkan Isamu.

"Ken, apa kakimu baik-baik saja?" Tanya Isamu. Mengalihkan pembicaraan Ken.

"Masih lumayan okelah jempol kaki gue, besok kaki lu yang gue lindes pake ban truk ya." Ujar Ken berniat untuk mengajak Isamu bercanda.

"Maafkan aku, Ken." Ucap Isamu.

"Ayo, aku akan membantumu merapikan belanjaan ini dan juga merapikan sampah-sampah di meja ini" Ucap Ken.

Mereka pun bergegas merapikan semuanya yang ada di atas meja.

Tak terasa sudah jam 9 malam. Setelah selesai semuanya, mereka berdua duduk di sofa untuk beristirahat sejenak.

"Ah lelahnya, aku rasa aku tidak sanggup lagi untuk lanjut menonton film favorit kita. Aku ingin sekali merebahkan tubuhku di atas ranjang" Ujar Ken, Ken merentangkan ke dua tangannya di atas sofa.

"Akan ku matikan dvd nya" Ucap Isamu. Isamu mengambil remot dvd dan mematikan dvdnya. Kemudian, ia mengubah chanel DVD menjadi ke siaran TV.

{Berita malam hari, masih tentang surat misterius yang terdapat di Kantor Informasi KENKAI. Keadaan Kantor Informasi KENKAI pada malam hari ini di jaga dengan sangat ketat oleh pihak kepolisian, mungkin akan terus di jaga ketat hingga pihak Kantor Informasi KENKAI menemukan siapa pelakunya} Ujar reporter yang menyiarkan berita lewat TV.

"Kira-kira, apa tujuan dari surat misterius itu ya?" Tanya Ken saat melihat berita itu.

"Aku tidak tahu" Sahut Isamu, mata Isamu tetap memandang ke layar TV untuk menonton berita itu dan melihat suasana Kantor Informasi lewat siaran berita.

"Ah sudahlah, itu bukan urusan kita. Lagi pula ada pihak kepolisian yang berkewajiban untuk menuntaskan masalah itu. Terlebih lagi, para pekerja di Kantor Informasi juga hebat dalam memecahkan Informasi tersembunyi" Ujar Ken merebut remot TV dari tangan Isamu dan mematikan TV itu.

"Kenapa kau matikan TV nya?" Tanya Isamu.

"Ini sudah malam, lebih baik kita istirahat dan memikirkan misi selanjutnya" Ujar Ken.

Di saat yang bersamaan, ponsel Isamu berdering. Menandakan ada pesan masuk pada ponselnya.

Isamu mengambil ponselnya untuk membaca isi pesan itu.

[[Isamu, aku sudah mengirimkan hasil wawancara dengan Tuan Hetto di Kantor Informasi KENKAI tadi. Kau bisa melihatnya di laptopmu]] ternyata pesan itu dari Chika.

"Siapa yang mengirim pesan di malam hari seperti ini?" Tanya Ken penasaran.

"Chika" Sahut Isamu.

"Apa? Jadi diam-diam kau saling kirim pesan singkat dengan Chika?"

"Dasar Tolol! Ucapanmu melantur, Chika hanya memberitahu jika ia telah mengirimkan hasil wawancara dengan Tuan Hetto" Ujar Isamu memberikan ponselnya pada Ken. Ken melihat isi pesan dari Chika.

"Hehe, aku hanya mengira saja. Coba lihat hasilnya di laptopmu" Ujar Ken.

Isamu pun mengambil laptopnya dan melihat file yang di kirimkan oleh Chika kepada dirinya.

Isamu melihat hasil rekaman itu bersama dengan Ken.

"Chika sangat pintar mengedit hasil rekaman wawancara ya. Terlihat seakan-akan kau seperti seorang wartawan sungguhan" Ujar Ken.

"Hemmm" Gumam Isamu.

Setelah selesai melihat hasil rekaman itu, mereka pun memutuskan masuk ke dalam kamar Isamu untuk tidur dan mengakhiri hari itu.

(Bersambung...)