"Lo gila mau ngelamar dia di makam?!" Fran memukul kepala Afka mencoba menyadarkan sahabatnya yang mulai gila. Pasalnya, Afka baru saja memberi tahu Fran bahwa dia akan melamar Ghirel di makam sambil menikmati senja.
Afka meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Fran memukulnya dengan cukup keras.
"Emang apa salahnya sih?!" Geram Afka.
Iris mata Fran beralih pada Grell, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi.
"Lo pikir Ghirel kuntilanak sampai harus lamaran di makam?" Afka memperhatikan Grell yang mulai mengoceh, turut tidak terima dengan gagasannya.
Tetapi, Afka tetaplah Afka dengan ego dan keras kepalanya. Dia tetap melancarkan aksinya tanpa kendala. Meskipun memang sedikit gila, dengan disaksikan banyak mahluk halus yang mungkin merasa iri Afka memberanikan diri untuk berlutut dihadapan gadisnya.