"Lo bilang dia cuman mainan lo,kenapa jadi peduli?"Hevan menyeringai,merasa menang hanya dengan sebuah pertanyaan.
Melihat seringaian Hevan,Afka tersenyum. Dia benar-benar tersenyum manis membuat semua gadis di sana terpesona melihatnya. Mereka tak berkutik,matanya memperhatikan dengan jeli senyuman Afka yang sangat jarang mereka lihat. Padahal,Ghirel hampir setiap hari melihatnya. Dulu. Yah,dahulu sebelum semuanya kacau seperti ini.
"Gue cuman lagi usaha ambil hati calon tunangan gue melalui Ghirel."balas Afka dengan volume suara yang sengaja dikeraskan seakan ingin memberitahu semua orang bahwa dia memiliki calon tunangan. Semua gadis kecewa mendengarnya,mereka mendengus kesal sebagai bentuk protes.