Ujian sekolah dilaksanakan. Arion yang jenius tentunya mengerjakan dengan sangat santai, seakan sudah mengetahui soal-soal yang ada. Pernah suatu ketika, dia dituduh oleh seseorang. Ada yang bilang bahwa Arion mendapat soal ujian dari ayahnya yang merupakan komite sekaligus donatur utama sekolah ini. Namun, Afka langsung menampik hal tersebut. Buktinya, nilai harian Arion juga sama bagusnya.
Mata tajam milik Arion terus memperhatikan bangku di depannya. Dimana biasanya Thea duduk dan meminta contekan darinya. Sekelebat bayangan gadis itu hadir di dalam benak Arion. Mengusiknya dan membuat pemuda itu menghela nafas berat. Arion merindukan Thea. Dia sangat merindukannya meskipun pagi tadi baru saja datang menemui Thea, meminta restu dari gadis itu.
"I miss you." Lirih Arion tanpa sadar. Dia kembali mengecek jawaban ujiannya. Pemuda itu mengoreksi beberapa kali, menunggu waktu habis, kemudian segera mengumpulkannya dan pulang.