"Kau harus memilih hidup, Jie. Mengerti?" Ghirel tertawa sangat keras. Dia mengangguk pelan, membaringkan dirinya di atas ranjang bersama dengan Afka yang mendekapnya dari belakang.
"Apapun yang terjadi, kau harus memilih untuk hidup Jie. Mengerti sayang?" Tanya Afka lagi. Dia sedang dilingkupi kesedihan yang mendalam. Ghirel tidak mengetahui itu.
Hari sudah berganti. Matahari terbit dengan rintik hujan yang mengiringi. Ghirel menggeram kala merasakan sakit di bagian perutnya. Ini seperti bukan kontraksi seperti biasanya. Ini sakit yang teramat sakit seperti akan melahirkan.
Dia mengubah posisinya menjadi duduk, mengguncangkan tubuh Afka yang masih terlelap. Di tengah rintik hujan yang turun, Ghirel menahan rasa sakitnya.
"Afka!" Teriak Ghirel. Gadis itu terus merintih kesakitan.