Afka terdiam selama beberapa saat. Tangannya bergetar menggenggam benda tersebut. Ada dua garis di sana. Artinya, Ghirel hamil. Itu sudah dipastikan milik sang istri, bukan milik wanita lain.
Kakinya terasa lemas secara tiba-tiba. Dia terjatuh di atas lantai dengan pandangan kosong yang berair. Jadi, Ghirel hamil saat dia di bunuh? Jantungnya serasa hampir copot dari tempatnya. Tanpa sadar, dia mulai menangis. Afka terisak dengan cukup kencang, merasa kehilangan untuk kedua kalinya.
Dengan cekatan, Afka membuka surat ketiga. Dia berharap Ghirel mengatakan sesuatu mengenai kehamilannya di dalam surat ini. Meskipun terasa berat hati, tetapi rasa ingin tahunya mengalahkan semua rasa sakit dan rindu di dalam dirinya.
Dengan perlahan, Afka membukanya. Kemudian membaca setiap kata yang Ghirel tuliskan kepadanya. Satu persatu kata yang terasa indah melalui, bagaikan karya seni yang terpampang di galeri atau museum.
'Aku yakin kamu baca ini di depan aku.'