Waktu kembali berjalan. Afka sudah kembali ke Inggris untuk melanjutkan kuliahnya. Tersisa Ghirel yang kembali sendirian di dalam apartemen. Gadis itu sudah menangis di pagi hari, mengingat Afka yang akan pulang baru tahun depan. Bahkan dia sudah merindukan Afka di hari pertama kepergiannya, sama seperti dulu.
"Ayo Jie! Semangat!" Ghirel memaksa dirinya untuk bangkit di tengah rasa sakit dalam hatinya yang merindukan sang suami. Dia mulai mandi, kemudian bergegas untuk berangkat kuliah. Tugasnya yang menumpuk sempat diselesaikan dengan Afka si jenius saat semalam.
Ghirel mulai mengendarai mobilnya untuk menjemput Siska. Entah mengapa Siska tiba-tiba sedikit posesif padanya hingga mau menginap di apartemen nanti malam.