"Afka..." suara gadis itu sangat lirih, nyaris tak terdengar. Dia menatap punggung kekar di depannya, tangan milik gadis itu mengudara, tak berani menyentuh karena merasa sangat berdosa.
Afka mendengarnya, dia berhenti tanpa menoleh, menunggu kalimat selanjutnya dari gadis tersebut.
"Bisa kita bicara sebentar?" Tanya sang gadis. Afka berdeham, menyetujuinya. Dia berjalan terlebih dahulu menuju salah satu kelas yang sedang tidak digunakan.
Posisi mereka tetap sama, gadis itu hanya bisa melihat punggung tegap Afka.
Gadis itu menyiapkan hatinya, dia menarik nafasnya sangat dalam, menghirup rakus-rakus udara yang ada. Dia takut, tangannya sudah terasa sangat dingin karena gugup.
"Waktu gue gak banyak." Sentak Afka membuat gadis itu tersadar. Dia memejamkan matanya sejenak, berusaha menyusun kata sebaik mungkin.