Saat Rira masih melawan Candle dia bertemu Lyra dan seseorang yang sangat misterius dengan tujuan membawa jantung Rira, pada saat itu Lyra memberi tahu Rira kalau dia sekarang dalam bahaya karena semua kerajaan kecuali kerajaan sembilan yang mengincar jantung Rira. Alasannya mereka ingin memakannya supaya mereka memperoleh kekuatan dan keabadian,
Lyra menggunakan sihir perpindahan ruang atau memindahkan Rira ke tempat lain supaya dia aman, namun saat berhasil dipindahkan atau di teleportkan ke tempat lain ternyata ada beberapa orang yang terlihat mencurigakan. Rira berpikir mereka adalah prajurit atau pun pembunuh bayaran yang datang kemari untuk mengincarnya juga.
Dan terjadilah kejar-kejaran di kerajaan kelimabelas tersebut, Rira berputar putar mengelilingi desa kumuh tersebut supaya bisa menghindari mereka semua tapi usahanya sia-sia karena mereka berhasil menemukan Rira di mana pun ia bersembunyi. Tanpa di sadari oleh Rira bahwa jubah yang sebelumnya ia kenakan sekarang sudah menghilang,
Rira terengah-engah di tengah jalan yang sepi dan sempit di sana Rira melihat sebuah bayangan yang berwarna putih yang terbang ke arah rumah yang berukuran kecil, karena penasaran Rira mengikuti bayangan putih tersebut.
Rira masuk ke dalam rumah lalu membuka ruangan satu per satu dan menemukan bayangan putih itu lagi, saat di lihat dari dekat bayangan putih ini sama seperti bayangan yang berwarna hitam yang sebelumnya tapi hanya saja berwarna putih.
Bayangan putih itu menutup kedua matanya lalu menundukkan kepalanya seperti orang yang sedang bersedih dan bayangan putih itu meminta Rira untuk melindungi dunia dan melindungi semua selrei dari hawrei.
Rira hanya bisa berdiri dan terdiam karena dia tidak mengerti kenapa dirinya harus melakukan hal yang sangat merepotkan itu. Rira menggatakan kepada bayangan putih itu bahwa dia tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungi dirinya sendiri apa lagi melindungi seluruh dunia.
Rira juga menggatakan kalau dia hanya sendiri, tidak punya keluarga, punya teman tapi sekarang mereka sudah meninggalkan Rira seorang diri, dan Rira sudah di jadi target buronan. Saat ini Rira tidak bisa melakukan apa pun hanya tinggal menunggu waktu tertangkapnya dirinya lalu di bunuh dan di ambil jantungnya.
"Tolong lindungi dunia ini dari kehancuran yang akan datang!" bayangan putih tersebut menghilang setelah menatap wajah Rira dengan penuh kesedihan.
Entah apa yang merasukinya, Rira merasakan sakit yang sangat luar biasa dia bahkan sampai tergeletak di lantai rumah itu lalu berguling-guling tanpa henti. Rira berteriak keras dengan mata yang berwarna merah terang lalu gigi Rira menjadi lancip dan tajam.
Rira berdiri dengan tubuhnya yang lemah dan dia merasa sangat lapar dan haus seperti belum makan dan minum selama puluhan tahun, dari luar terdengar suara pintu dan suara orang. Sepertinya dia adalah pemilik dari rumah ini lalu orang ini masuk ke kamarnya dan melihat Rira yang sedang berdiri,
Orang itu ternyata seorang Kakek yang tinggal bersama cucunya yang sudah dewasa, Kakek itu memanggil cucunya untuk menangkap Rira karena berpikir kalau Rira adalah pencuri. Cucunya itu laki-laki dan dia terlihat memakai pakaian yang berwarna putih yang menandakan bahwa dia bekerja sebagai dokter,
"Maaf! jika mau mencuri silakan mencuri di tetangga sebelah karena kami tidak punya barang berharga di sini. Apa kamu sakit? kebetulan sekali aku seorang dokter yang bekerja di kerajaan kelimabelas," dokter itu pun mendekati Rira.
Tapi sayang Rira menyerangnya dan membuat Kakek dan dokter menjadi panik, lengan kiri dokter terputus dan darah terus keluar dan membuat dokter itu menjadi jatuh dan tidak bisa berdiri karena kekurangan darah. Dokter menyuruh Kakeknya untuk pergi dari sini sebelum dia di serang oleh Rira,
Namun sudah terlambat Rira meloncat lalu menggigit leher Kakek ya itu hingga mati karena kehabisan darah, Dokter itu yang melihat kematian Kakeknya tepat di depan matanya dia sangat terkejut dan membelalakkan kedua matanya karena dia tidak percaya Kakek ya sudah mati di tangan Rira.
"Ka.. Kakek.. Apa salah Kakek ku sampai-sampai kau tega membunuhnya! Katakan.. Katakan kepadaku apa alasannya!" Dokter itu menangis dan marah kepada Rira.
Rira melepaskan gigitannya lalu menendang tubuh Kakek yang sudah tak bernyawa itu keluar dari kamar, Rira melihat Dokter dengan wajah yang sangat menakutkan lalu membuka mulutnya yang penuh dengan darah dan nyawa Dokter itu pun ikut terbunuh.
Rira memegang kepala Dokter dengan tangan kirinya lalu memukulnya dengan tangan kanannya hingga tewas di tempat tersebut, Rira pun memakan tubuh Dokter itu tanpa sisa dan seketika Rira pingsan di tempat tersebut.
Beberapa menit kemudian, Rira terbangun di lantai rumah kayu yang sudah tua dia menoleh ke kanan dan melihat sebuah cermin yang cukup besar. Rira melihat dirinya yang tiba-tiba langsung membuatnya berteriak keras karena tidak percaya kalau itu adalah wujudnya,
"WAAAAAHH!!.. Mimpi.. Hanya mimpi. Aku membunuh orang lalu aku memakannya mentah-mentah tanpa di masak terlebih dahulu." Rira terbangun dari mimpi buruknya.
Saat ini Rira berada di sebuah gudang yang begitu berantakan. Rira berdiri dan membersihkan pakaiannya yang terkena debu, dengan langkah yang pelan Rira keluar dari gudang tersebut dan bertemu bayangan yang berwarna hitam. Bayangan hitam itu mengatakan kepada Rira untuk menghancurkan seluruh dunia dan menghancurkan semua selrei,
Dengan wajah yang cemberut dia meninggalkan bayangan hitam itu dan segera pergi dari desa kumuh tersebut. Rira masih mengingat mimpinya yang menakutkan itu saat dia membunuh orang dan memakannya,
Mimpi itu terasa sangat nyata bagi Rira, dengan melihat ke sekelilingnya ia menemukan sebuah cermin yang berbentuk persegi di tengah jalan lalu mengambilnya dan melihat warna kedua matanya yang berwarna hitam.
Dengan perasaan lega dia melanjutkan perjalanannya sambil membawa cermin itu, saat pergi meninggalkan lokasi cermin itu sebuah rumah terdapat dua buah patung kayu yang berbentuk manusia tiba-tiba menoleh ke arah pergi ya Rira dengan cermin itu.
Saat di perjalanan ada seseorang yang sedang mengintai Rira dari atap rumah dengan perasaan yang tidak enak Rira melihat ke atas menggunakan cermin yang dia bawa dan dia tidak melihat apa-apa.
"Syukurlah tidak ada yang mengikutiku. Semoga aku baik-baik saja." Rira menghela napasnya.
Tiba-tiba...
Salah satu pembunuh bayaran menyerang Rira dari belakang lalu menjambak rambut Rira, tentu saja Rira tidak tinggal diam dan Rira berusaha melepaskan tangan pembunuh bayaran itu dengan cara menggigit tangannya menggunakan giginya.
Lalu memukul wajahnya menggunakan cerminnya sampai pecah setelah itu dia lari sekuat tenaga dan berhenti di jalan buntu. Dengan perasaan gelisah Rira mencari jalan lain tapi sudah terlambat,