Rira berdiri dengan perlahan karena dia masih terkejut atas apa telah terjadi, dengan perasaan sedih Rira meninggalkan tempat itu sebelum orang lain menemukan dirinya. Rira berjalan perlahan ke arah barat sambil menundukkan kepalanya dan menangis karena sudah membunuh orang,
Setelah berjalan cukup lama dia menemukan sebuah pohon yang cukup besar dan memiliki buah yang unik, Rira memutuskan untuk istirahat di bawah pohon tersebut sembari membaca buku lagi. Saat Rira membuka tas untuk mengambil bukunya dia terkejut karena bukunya ada dua,
Satu buku yang belum Rira baca berisi sihir penyerang, pelindung, dan penyembuhan. Rira memutuskan untuk memilih sihir penyerang dan seketika itu tubuh Rira bersinar terang selama lima detik, Rira menutup matanya karena terlalu silau dan pada saat membuka matanya sesuatu terjadi.
Rambut Rira menjadi sangat panjang dan warna rambutnya berubah menjadi merah tua yang menawan, bukan hanya itu kaki dan tangan Rira menjadi ringan dan badan yang cukup kecil. Hal ini membuat Rira mudah untuk menghindari serangan dan mempercepat larinya,
Tapi rambut Rira yang panjangnya sampai kaki pasti akan menjadi masalah karena dapat mengganggu Rira saat dia akan berlari maupun menyerang. Jadi Rira akan memotong rambutnya yang panjang itu dengan alat seadanya.
Rira menarik rambutnya dengan keras menggunakan kedua tangannya tapi yang ia rasakan adalah rasa sakit, jadi dia memutuskan untuk mencari jalan lain untuk memotong rambutnya. Dari kejauhan Rira melihat seekor ikan yang sedang meloncat-loncat karena ikan itu tidak berada di air melainkan berada di darat.
Rira berlari ke sana dan dia sampai dalam waktu tiga detik, dengan wajah terkejut karena sudah sampai di tempat ikan itu dengan cepat dia tidak habis pikir jadi dia segera membawa ikan itu ke air. Tapi sayangnya di sekitar Rira tidak ada air sedikit pun dan dia terpikirkan sebuah ide untuk membuat air sendiri,
Rira kembali ke bawah pohon dengan waktu singkat dan membuat sebuah lubang di tanah untuk di isi air tapi saat ingin mengisi air dengan 'Water' Ball' Rira teringat dengan kejadian yang ia alami sebelumnya. Ikan itu dengan pintar masuk ke dalam lubang yang sudah di buat oleh Rira,
Rira menutup matanya lalu mengeluarkan 'Water Ball' lagi dan bola air itu masuk ke dalam lubang dengan perlahan lalu memenuhi lubang itu dengan air yang sejuk. Rira dengan takut membuka kedua matanya lalu melihat lubangnya yang sudah terisi dengan air,
Dengan wajah lega Rira duduk di tanah lalu tertawa kecil dan pada saat yang bersamaan Laki-laki bertopeng burung hantu yang sebelumnya datang di hadapan Rira. Laki-laki itu menundukkan kepalanya sebagai tanda hormatnya kepada Rira,
"Alasan saya datang kemari untuk mengajarkan anda tentang elemen sihir dan sebagainya. Izinkan saya memperkenalkan diri saya sendiri, nama saya Megizo!" Megizo memperkenalkan dirinya kepada Rira.
Ikan yang ada di lubang tiba-tiba melompat tinggi sepertinya ikan itu mengenal Megizo tapi hal itu di abaikan oleh Rira. Dengan penuh waspada Rira menolak tawaran Megizo dengan nada tinggi, namun hal itu membuat Megizo tertawa kecil.
"Di tolak malah ketawa, wah kau ini tidak beres padahal kau cukup keren tapi ada sesuatu yang tidak beres dengan otakmu!" Rira merasa terganggu.
"Saya sangat senang mendengarkan pujian anda, tapi biarkan saya perjelas minggu depan anda akan menjadi tunangan saya." Megizo menggatakan sesuatu yang mengejutkan Rira.
Rira mengambil kedua bukunya lalu melemparkannya tepat ke kepala Megizo, Rira berdiri dan menatap Megizo dengan tatapan serius. Hal itu membuat Megizo menatap Rira dengan wajah gembira dan merasa terharu,
Rira tambah kesal lalu berjalan ke belakang tapi dia tiba-tiba terjatuh, sebelum jatuh Megizo memegang kedua pundak Rira karena dia kehilangan keseimbangannya.
Rira merasa sangat mengantuk dan akhirnya tertidur, Megizo menurunkan Rira perlahan-lahan ke tanah lalu mengambil tasnya untuk di jadikan bantal untuk Rira.
Megizo berjalan ke arah ikan yang di temukan Rira lalu Megizo mengambilnya dan akan menjadikannya sebagai ikan bakar. Megizo membuat perapian lalu menusuk ikan tersebut menggunakan ranting pohon setelah itu baru di bakar.
Hari semakin gelap dan makan malam sudah siap, Megizo mendekati Rira lalu memegang kepalanya. Megizo mendekatkan wajahnya ke wajah Rira, dan pada saat bersamaan Rira terbangun.
Megizo tersenyum manis dan menggatakan kepada Rira bahwa Megizo adalah hawrei dan seorang pemimpin pasukan burung hantu. Rira sama sekali tidak terkesan tentang hal itu,
Megizo mengangkat tangannya yang berada di kepala Rira lalu berdiri dan membawakan Rira sebuah makan malam yang sangat lezat.
"Megizo... aku... ingin tahu kenapa aku selalu sendirian sampai sekarang? apa aku telah berbuat jahat kepada semua orang?" Rira menatap ke bawah.
"Saya tidak begitu mengerti tapi sendirian itu menyenangkan bagi saya karena suasananya sunyi dan hening paling cocok untuk bersantai menghilang beban pikiran." Megizo mengutarakan pendapatnya.
Rira tidak bisa berbuat banyak saat bersama orang lain jadi Rira merasa kalau pendapat dari Megizo itu benar tapi terasa ada yang kurang. Megizo mengambil secuil daging ikannya lalu dia menyuapi Rira dengan tangan kanannya,
Rira memakan secuil daging ikannya dari tangan Megizo, setelah itu terdengar suara yang sangat keras. Mereka berdua terkejut dan melihat ke arah selatan, terdapat perang yang sangat besar di sana.
Megizo memasukkan semua buku Rira dan membawakan tasnya. Rira berdiri tapi dia terjatuh lagi karena dia merasa pusing, Megizo tidak punya pilihan lain selain menggendong Rira di punggungnya.
Rira sempat menolak karena merasa dirinya berat dengan paksa Megizo langsung menggenggam tangan kiri Rira setelah itu mereka berdua berlari bersama dengan kecepatan lari yang sangat cepat.
"Megizo ikannya bagaimana?" Rira teringat dengan ikan yang ia temukan.
"Sudah aku masak menjadi ikan bakar!" Megizo menggatakan yang sebenarnya.
Rira terkejut dan melepaskankan genggaman tangannya lalu berhenti berlari. Megizo menoleh ke belakangan dan berhenti berlari juga, Rira terlihat semakin pucat dan kedua tangannya bergetar karena marah.
Megizo menggatakan kalau dia tidak punya pilihan lain karena mereka berdua tidak memiliki makanan. Rira menatap Megizo dengan perasaan yang marah lalu dia bertanya kepada Megizo tujuan sebenarnya menemui Rira?
Megizo meletakkan tas Rira ke tanah lalu menundukkan kepalanya, hal itu membuat Rira muak dan akhirnya dia berlari dan menendang kepala Megizo ke atas.
Rira mengambil tasnya dan segera mengambil buku yang menyimpan elemen. Setelah mengambilnya Rira memutuskan untuk menggunakan elemen air karena sangat mudah.
Megizo masih melayang dan menunjukkan sepasang sayap hitamnya kepada Rira, tujuan sebenarnya dari Megizo adalah membawa Katanci, Neko, Lyra, dan Rira.
Rira berjalan dua langkah ke depan dan menatap Megizo yang ada di atas dengan tatapan meremehkan, Rira berubah seketika seperti bukan dirinya yang sebelumnya. Perubahan itu dapat di lihat dari nada bicaranya yang pelan tapi meremehkan, mata kirinya yang terlihat akan pecah, dan di sekujur tubuhnya mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki terlihat ada aura yang berwarna biru.
Megizo tertawa terbahak-bahak di atas sana seperti melihat sesuatu yang menarik, Megizo akan merasa terhormat bila dia bisa bertarung melawannya dengan kekuatan penuh. Rira tersenyum jahat dan setuju jika mereka berdua bertarung,
Rira menawarkan jika dia menang maka Megizo harus lenyap dari pandangannya selamanya tapi jika dia kalah Rira akan memberikan Megizo sesuatu yang menarik. Megizo berhenti tertawa dan kurang setuju atas penawaran tersebut, Megizo menawarkan jika dia menang maka Rira akan tunduk kepada Megizo selamanya.
Rira masih tersenyum dan mensetujui penawaran tersebut, tapi sayangnya ada sesuatu yang tidak adil yaitu Rira yang tidak terbang seperti Megizo. Namun hal itu tidak jadi masalah atau pun hambatan hanya karena tidak bisa terbang.
"Pertarungan yang menyenangkan itu jika kita lakukan sambil tersenyum tahu!" Rira tersenyum sambil merapikan rambutnya yang tidak di ikat.