Rira menatap wajah Souka sebentar sebelum dia menjerit dengan keras untuk meminta tolong supaya Souka jera. Souka melihat mata kanan Rira yang terlihat retak dan dia mencoba melihatnya lebih dekat tapi Rira menjerit dengan keras dan dia membuat semua orang yang ada di luar rumah Souka bertadangan.
Semua orang menerobos masuk ke dalam rumah Souka dan melihat kamarnya dan pada saat di lihat Souka berada di atas Rira, semua orang langsung membawa Souka keluar dan mengikatnya di bawah pohon kelapa yang sedang berbuah.
Rira berdiri dan merapikan pakaiannya lalu secara tidak sengaja jubahnya lepas dan orang-orang yang masih berada di dalam kamar yang melihat siapa sebenarnya Rira segera membawa senjata untuk membunuhnya. Karena terkejut melihat reaksi orang-orang yang mengetahui siapa dirinya dia langsung pergi begitu saja hanya dengan melewati mereka semua.
Semua orang bergegas mengejar Rira yang keluar dari rumah melewati pintu depan dan segera mencegah Rira keluar dari pulau. Souka yang melihat itu dia tidak bisa berdiam diri jadi dia berusaha melepaskan ikatannya, setelah selesai melepaskan ikatannya dia ketahuan oleh pemimpin pulau tersebut.
Pulau itu terlihat kecil dari jauh tapi ternyata sangat besar dari dalam, Rira terus menerus berlari tanpa henti dengan mata yang berkaca-kaca dan dia bersumpah tidak akan menunjukkan wajahnya kepada siapapun dan dia tidak akan bergantung kepada orang lain.
Karena matanya yang berkaca-kaca karena mau menangis pandangannya menjadi sedikit kabur sehingga dia terjatuh di tengah jalan karena tersandung batu yang menghalangi jalan Rira.
"Aduh.. Batu tidak tahu malu aku jatuh nih! Kok diam aja?" Rira marah-marah pada batu yang membuat Rira tersandung.
Rira mendengar banyak bunyi burung-burung yang sedang berlarian ke arah timur pulau, karena penasaran dia segera berdiri kembali dan berlari ke arah barat pulau tapi dia di cegah oleh bayangan hitam yang muncul dari balik pohon.
Bayangan hitam itu mendekati Rira dan mendorongnya hingga terjatuh ke tanah, Rira menatap bayangan hitam itu dan menggatakan kalau dia sedang sibuk. Bayangan hitam menggunakan kekuatan teleport untuk memindahkan Rira ke tempat lain sebelum dia melihat bagian barat pulau.
Souka yang melihat itu dari kejauhan dia mundur perlahan-lahan lalu berlari ke arah berlawanan dengan bayangan hitam itu, tentu saja bayangan hitam itu mengetahui keberadaan Souka sang selrei. Souka berlari lalu menoleh ke belakang dan merasa dirinya sudah aman,
Saat melihat ke depan dia bertemu dengan bayangan hitam yang sedang membawa pedang berwarna hitam yang sangat tajam, Souka terjatuh dan dia sangat ketakutan terhadap bayangan hitam tersebut. Bayangan hitam mengayunkan pedangnya tapi dia di cegah oleh bayangkan putih yang berada di sampingnya.
Bayangan putih menahan ayunan pedang bayangan berwarna hitam dengan sihir sucinya, Souka berdiri dan melarikan diri dari kedua bayangan tersebut. Souka berlari dan berhenti di bagian barat pulau, ternyata di sana banyak hawrei yang sedang mencari seseorang.
Souka melihat teman-temannya yang sudah tidak bernyawa, salah satu hawrei bertanya kepada Souka mengenai sebuah pedang yang berwarna hitam dan nama pedang itu 'Pedang gelap tak berdasar' Souka yang mendengar itu langsung teringat dengan pedang yang di bawa oleh bayangkan hitam.
Souka menggatakan yang sebenarnya kepada mereka dan meminta mereka supaya tidak mengganggu pulaunya, sayangnya semua hawrei yang mendengar penjelasan Souka langsung tertawa terbahak-bahak karena tidak percaya kepadanya.
Karena tidak punya pilihan lain Souka menunjukkan siapa dirinya, namun sebelumnya dia menunjukkan siapa dirinya tiba-tiba muncul lubang hitam yang mengeluarkan seseorang dari sana. Lubang hitam itu menghilang dang tersisa orang yang keluar dari lubang hitam tersebut, orang tersebut tidak lain adalah Megizo.
Megizo berusaha keras supaya dia bisa keluar dari mimpi buruknya, Megizo jatuh di atas pasir lalu dia segera berdiri dan membersihkan pakaiannya yang terkena pasir pulau. Kemudian dia melihat pasukan hawrei yang sedang berkumpul untuk mencari sebuah pedang hitam,
Megizo tidak peduli dengan hal itu dia pun bertanya kepada semua orang yang ada di sana termasuk Souka, "Yang punya mata pasti bertemu Rira di mana dia sekarang?"
"Kami semua punya mata tapi tidak punya urusan denganmu! Kamu pasti tahu di mana pedang hitam itu berada, setelah mendapatkan pedang hitam itu aku tidak akan mengganggu pulau ini lagi." jawab seorang perempuan hawrei dengan suara lembut dan pelan.
Megizo merasa kalau dirinya diabaikan oleh perempuan tadi yang merasa dirinya paling kuat karena dia bertanya dengan suara yang lembut padahal dia adalah hawrei. Souka menggatakan sekali lagi kepada perempuan itu bahwa pedang hitamnya di ambil oleh bayangan hitam.
Perempuan itu tertawa kecil setelah itu dia mengambil panah yang ada di punggungnya beserta anak panahnya, Megizo yang melihat cara tertawa perempuan itu merasa sangat kesal dan seketika rasa kesal itu lenyap seketika setelah melihat panah dan anak panah yang di bawanya.
Megizo langsung terbang dengan sayapnya yang sudah pulih dari kejadian sebelumnya, dia langsung pergi menjauh dari perempuan itu sebelum semuanya terlambat. Perempuan itu membidik tepat ke arah lari ya Megizo, setelah merasa tepat sasaran dia menembakkannya dan seketika ledakan dahsyat terjadi.
Megizo terkena anak panahnya tepat di bagian belakang kepalanya lalu dia terjatuh di air laut dengan keadaan tidak sadarkan diri. Karena ledakan tadi membuat air yang ada di laut surut yang menandakan akan terjadi tsunami yang sangat besar ke arah kota terdekat di sana.
Perempuan itu mengambil anak panah keduanya dan membidik Souka dan dengan senyuman manis dia melepaskan bidikannya, anak panahnya tepat mengenai kepala Souka atau lebih tepatnya pada bagian dahinya.
Namun anak panah yang selalu di bidik oleh perempuan itu tidak akan menembus kepala atau badan manusia karena itu kemampuan yang hanya di milikinya, meskipun tidak menembus kepala mereka berdua tapi saraf dan jiwa mereka akan mati walau pun mereka hawrei atau pun selrei.
Perempuan itu mengelus-elus panahnya yang berwarna putih dengan benang berwarna merah, perempuan itu menyuruh semua hawrei yang ada di sana untuk mencari pedang hitamnya. Perempuan itu hawrei tapi berkulit putih, rambut berwarna putih, dan suaranya yang pelan dan lembut tidak seperti hawrei lainnya.
Di lain sisi Rira sedang berada di depan pintu gerbang kerajaan ke empatbelas, Rira tidak bisa masuk dengan keadaannya yang tidak memakai jubah. Jubahnya tertinggal di kamar Souka tapi jika ingin di ambil tidak tahu jalan ke pulau itu, apa lagi warna mata kirinya yang berubah.
"Apa yang harus kulakukan saat ini?" Rira menundukkan kepalanya.