Chereads / Kenapa Aku Sendirian / Chapter 38 - Pulau.

Chapter 38 - Pulau.

Setelah selesai memeriksa daerah sekitar Pangeran memerintahkan untuk pulang ke kerajaan kelimabelas karena suasana semakin mencekam.

Pangeran pertama masuk ke kamarnya lalu mengeluarkan sebuah buku yang sempat ia ambil dari dalam tas Rira. Judul buku tersebut adalah 'Sihir Terlarang' ternyata ada satu buku lagi yang tersimpan dalam tas Rira.

Pangeran pertama membaca buku tersebut sampai selesai, di lain sisi Rira tenggelam di dasar laut yang sangat dingin lalu seseorang datang dan mencerburkan dirinya ke dasar laut juga.

Orang itu mengulurkan tangan kanannya untuk menyelamatkan Rira, dari dekat tidak begitu jelas wajahnya sehingga Rira takut untuk meraih tangan orang itu.

Orang itu mendekatkan wajahnya supaya terlihat di mata Rira lalu cahaya yang cukup terang menyinari mereka berdua dan terlihat wajah orang itu. Rira melihat seorang laki-laki yang berusaha menyelamatkan dirinya,

Rira pun tidak takut lagi dan akhirnya dia memegang tangannya laki-laki itu setelah itu laki-laki itu berenang ke permukaan air sebelum mereka berdua kehabisan oksigen di bawah air laut tersebut.

Setelah sampai di permukaan Rira melihat sebuah pulau yang cukup besar dan memiliki pantai yang berpasir kuning seperti emas. Rira di bawa ke pinggir pantai lalu mereka berdua pun berkenalan,

"Namaku Shiki siapa namamu?" Shiki menanyakan nama Rira sembari masuk ke dalam pulau.

Rira sedikit ragu jika dia memberi tahu namanya mungkin dia akan di incar lagi apa lagi wajah Rira yang mirip dengan Lyra pasti mudah sekali di kenali. Rira memutuskan untuk diam lalu ingin memakai topengnya tapi topengnya hilang entah di mana,

Jadi Rira hanya mengandalkan jubah yang ia pakai supaya dia tidak mudah di kenali tapi hal itu hanya bisa di sembunyikan sementara jika Rira terlalu lama di pulau maka Shiki akan tahu siapa dirinya.

Shiki membawa Rira ke sebuah desa kecil yang letaknya berada di tengah pulau, meskipun desanya kecil tapi penduduknya tidak ada yang tidak bersenjata lengkap.

Salah satu orang bertanya kepada Shiki siapa yang dia bawa? Shiki menggatakan kalau itu adalah dewi keberuntungan. Rira yang mendengar itu langsung menoleh ke Shiki,

Semua orang yang mendengar hal itu sangat terkejut dan meminta Shiki untuk meminjam dewi keberuntungannya tapi hal itu di tolak oleh Shiki karena dewi keberuntungan sangat sulit di dapat.

Tidak seperti menjala ikan yang ada di laut, Shiki membawa Rira masuk ke dalam rumahnya lalu menutup pintunya. Rira melihat-lihat barang-barang yang di koleksi oleh Shiki,

Shiki menundukkan kepalanya seperti Megizo kepada Rira, Shiki menggatakan bahwa dia adalah selrei dan dia sangat senang dapat bertemu dengan Rira.

Rira menoleh dengan ekspresi marah dan curiga. Rira duduk di sebuah kursi kecil yang letaknya berada di samping tempat tidur Shiki.

"Saya minta maaf jika saya memperlakukan anda dengan buruk dan saya telah menipu anda. Saya ulangi lagi nama saya Misaki Souka." Souka memperkenalkan dirinya yang sebenarnya kepada Rira.

Rira semakin bingung kenapa dia di perlakuan seperti orang yang sangat penting padahal dia itu bukan siapa-siapa. Rira ingin tahu tujuan sebenarnya dari kedua bayangan itu dengan selrei dan hawrei,

Rira menyuruh Souka untuk keluar dari rumahnya karena Rira ingin mengeringkan pakaiannya yang basah. Souka pun pergi keluar dari rumahnya dan dia menyuruh teman-temannya untuk tidak masuk ke dalam rumahnya.

Rira merasa sangat bersalah karena menggunakan rumah orang lalu mengusir pemilik dari rumah yang Rira masuki. Rira menemukan cermin dari balik pintu lemari baju milik Souka lalu melepaskan jubahnya dan melihat wajahnya di cermin.

Rira melihat mata kirinya yang sudah berubah berubah warna menjadi putih merasa sangat terkejut dan bukan hanya itu wajah Rira sedikit berbeda dari Lyra. Karena tidak ingin warna mata kirinya di ketahui banyak orang Rira mencari barang seperti penutup mata atau kain untuk menutupnya.

Rira melihat di sekeliling kamar Souka untuk menemukan sesuatu yang berguna, tapi Rira tidak menemukan apa pun yang bisa menutup mata kirinya yang putih dan dia tidak sengaja menginjak sesuatu yang keras di lantai kamar Souka.

Sebuah kerang yang masih tertutup terinjak oleh Rira yang membuat kerang itu pecah seketika. Rira memungut kerang itu dengan tangan kirinya lalu melihatnya dari dekat.

Kerang itu bewarna pelangi yang sangat terang, saat sedang mengotak-atik kerang tersebut karena warnanya yang sangat terang dan indah tiba-tiba muncul aksesoris anting di atas kasur Souka.

Setelah selesai mengotak-atik sebuah kerang Rira menoleh ke kasur Souka lalu melihat aksesoris anting yang muncul dengan sendirinya. Saat mengambil anying tersebut dengan tangan kanannya Rira memegang dadanya dengan tangan kirinya.

Rira merasa sangat panas dan dia tidak bisa bernapas dengan benar yang membuatnya jatuh pingsan di samping kasur Souka. Rira mengulurkan tangan kirinya dan meminta tolong dengan suara kecil saat dirinya masih sedikit sadar.

Sayangnya permintaan tolongnya tidak di dengar oleh orang lain, Rira mencoba bernapas pelan-pelan menggunakan mulutnya tapi tetap saja panas yang ada di dadanya tidak mereda.

"Aku... tidak tahu... kenapa aku... sendirian? aku... ingin... aku.." Rira pun pingsan di tempat.

Di dalam diri Rira begitu banyak hal yang sudah terjadi mulai dari di maki banyak orang, di usir dari rumah, teepisah dari seseorang yang sangat berharga baginya, dan ppertarungan yang sangat sengit.

Rira tidak mengingat semua itu dan merasa tidak pernah melakukan hal tersebut, orang-orang yang sedang memaki Rira sama sekali tidak Rira kenal siapa mereka semua.

Ingatan Rira masih sangat tidak jelas apa yang sebenarnya terjadi dan apa hubungannya dengan Rira saat ini masih menjadi misteri.

Beberapa menit kemudian...

Souka masuk ke kamarnya dan melihat Rira yang tergeletak di lantai samping kasurnya. Souka meneriaki Rira untuk membangunkan Rira tapi hal itu percuma karena Rira tidak bisa mendengarnya.

Souka mengangat Rira dan membaringkannya di atas kasurnya dan secara tidak sengaja Souka melihat anting yang sedang di gengam di tangan kanan Rira. Souka merasa kalau anting tersebut yang membuat Rira jadi seperti ini,

Souka mencoba mengambil anting itu dari genggaman tangan kanan Rira, namun pada saat anting itu di sentuh Rira menguatkan genggaman tangannya. Souka yang terkejut terpaksa dia harus mengambilnya dengan cara paksa.

Souka terus mencoba mengambilnya dengan sekuat tenaga tapi tetap saja anting itu masih di genggam erat oleh Rira. Souka melihat sesuatu di pipi kanan Rira dan karena penasaran dia mendekatkan wajahnya lalu melihat pipi kanan Rira.

Di saat bersamaan Rira terbangun dari pingsannya dan melihat Souka yang begitu dekat dengan wajahnya. Souka menatap kedua mata Rira yang terlihat terkejut dan Rira melihat wajah Souka yang sedikit berkeringat.