Akhir pekan adalah waktu bagi Mahesa untuk menghabiskan malam panjang bersama teman dan wanita bayaran yang sudah ia booking satu hari sebelumnya. Dengan mengenakan jaket berbahan bulu halus berwarna cream yang di padukan dengan jeans robek di bagian lutut dan juga kaca mata hitam membuat Mahesa terlihat semakin tampan dan mempesona.
Wanita mana yang tidak tergila-gila padanya, bahkan di antara mereka saling berlomba-lomba untuk bisa merasakan one stand night bersama Mahesa. Tepat pukul empat sore, Mahesa segera melajukan mobilnya menuju cafe untuk menemui temannya. Sesampainya di cafe, Mahesa segera memarkirkan mobilnya lalu ia bergegas turun untuk menemui Davian, Troy, Venia, Dara dan juga Audrey yang tergabung dalam grup wanita panggilan bernama Verarey (Venia, Dara dan Audrey).
Belum sempat Mahesa melangkah jauh tiba-tiba tali sepatu Mahesa terlepas, ia menghentikan langkahnya untuk mengikat tali sepatunya terlebih dahulu. Melihat Mahesa sedang berjongkok sambil mengikat tali sepatu, hal itu membuat Venia, Dara dan Audrey berteriak ke arah Mahesa karena terpesona melihat ketampanannya. Setelah selesai mengikat tali sepatu, Mahesa bergegas menghampiri mereka lalu menyalami nya satu persatu.
"Hey, bro. Gue kira lo lupa sama hari ini". Gumam Davian.
"Hey men, ya gak mungkin lah gue lupa". Sahut Mahesa sambil menyalami Davian dan juga Troy.
"Mahesa, peluk". Gumam Venia.
Mahesa pun langsung memeluk ketiga perempuan tersebut, mereka bertiga sangat senang memiliki pelanggan seperti Mahesa yang begitu perhatian.
"Mahesa, kapan sih lo mau jadi pacar gue?". Gerutu Dara.
"Apa? Mimpi lo ketinggian Ra. Mahesa itu sukanya sama tipe kaya gue nih, body yang kaya gitar spanyol". Cerca Audrey yang langsung duduk di pangkuan Mahesa.
"Dih pede banget lo Drey, Mahesa itu sukanya sama tipe yang kaya gue. Atas bawah berisi tapi seksi". Gerutu Venia yang langsung menyingkirkan Audrey dari pangkuan Mahesa.
"Udah deh, kalian ngapain sih ngerebutin gue. Gue ini suka sama semua tipe kaya kalian".
"Jadi apa lo bakalan nidurin kita bertiga barengan?". Gerutu Dara.
"Astaga, kenapa harus Mahesa sih? Lo bertiga gak liat apa di sini laki-laki gak cuma Mahesa, tapi ada gue sama Davian juga". Seru Troy.
"Ngarep banget sih lo Troy bisa tidur sama kita, yaudah yuk ah kita cabut dulu ke kamar mandi". Ujar Audrey.
"Mereka kenapa sih pengen banget di tidurin sama lo, bagi-bagi rahasianya dong". Seru Troy.
Mahesa tertawa. "Gue gak punya rahasia apapun, yang penting lo bikin perempuan nyaman dan jangan kasar".
"Terus malem ini kira-kira lo mau tidur ama siapa?". Tanya Davian.
Mahesa memijit keningnya, lalu menghela nafas. "Kalau bisa sih sama mereka bertiga".
"Ah gila aja lo masa lu mau nidurin tiga cewe sekaligus dalam satu malam". Gerutu Davian.
Tak lama kemudian para pasukan Verarey datang. Mereka bertiga langsung mengajak ketiga pelanggannya untuk berkeliling kota sebelum pergi menuju klab malam.
Kini giliran Audrey yang mendapatkan jatah satu mobil bersama Mahesa. Audrey pun tak akan mensia-siakan kesempatan yang sedang berpihak padanya. Karena dua minggu terakhir ia tidak kebagian jatah untuk tidur bersama Mahesa, karena ia selalu kalah dengan kedua temannya tersebut.
"Mahesa, gue boleh tanya sesuatu gak sama lo?". Gumam Audrey.
"Tanya apa?".
"Lo emangnya gak ada niatan buat cari istri gitu?".
Mahesa tertawa. "Lo kenapa tiba-tiba tanya begitu? Emang lo mau jadi istri gue?".
"Siapa sih yang gak mau jadi istri lo, udah ganteng, pinter, tajir melintir lagi,ya pasti gue mau lah".
Mahesa hanya tertawa mendengar ucapan Audrey, tiga jam lamanya mereka berkeliling kota sambil mencicipi aneka kuliner street food. Kini mereka memutuskan untuk pergi ke club malam, sesampainya di sana mereka langsung memesan apapun yang mereka suka karena Mahesa selalu mentraktir mereka.
Sementara itu Mahesa dan audrey memilih untuk duduk di sudut club tersebut, sementara kedua temannya memilih untuk berdansa bersama Venia dan juga Dara. Ketika sedang asik menikmati minumannya, tiba-tiba Audrey meremas bagian pusat dari tubuhnya dan hal itu membuat Mahesa sedikit tersentak.
Audrey pun semakin liar dan tak sanggup lagi menahan gejolaknya pada Mahesa. Ia langsung duduk di pangkuan Mahesa sambil mencumbu dengan panas bibir Mahesa, Audrey tidak sanggup lagi menahannya ketika kedua tangan Mahesa meremas bagian dadanya. Tanpa pikir panjang Mahesa segera mengendong Audrey dan membawanya menuju kamar yang sudah ia pesan di club tersebut.
Sesampainya di dalam kamar, Mahesa segera merebahkan tubuh Audrey di atas sofa. Dengan kasar Mahesa segera merobek tangtop yang di kenakan Audrey dan hal itu membuat kedua buah dada Audrey yang begitu kencang menyembul keluar. Mahesa di buat takjub melihatnya, tanpa pikir panjang Mahesa segera menancapkan bagian pusatnya pada Audrey dan hal itu membuat tubuh Audrey bergetar.
Belum ada lima menit mereka menikmati permainannya tak lama kemudian konsentrasi Mahesa menjadi terpecah ketika ponselnya terus menerus berbunyi. Di lihatnya di layar ponsel tertera nama sang papa. Mahesa pun menarik bagian pusatnya dari tubuh Audrey lalu meminta Audrey untuk diam.
Lalu menjawab panggilan telepon tersebut dan ia sangat terkejut ketika sang papa mengabari kalau Bima yang tak lain kakak kandungnya mengalami kecelakaan dan kini kondisinya sedang kritis. Tanpa pikir panjang Mahesa segera merapikan pakaiannya lalu bergegas pergi meninggalkan Audrey begitu saja.
Sementara Audrey mencoba untuk menahan Mahesa, namun usahanya gagal. Mahesa tidak mau mendengarkan permintaannya dan ia hanya memberikan uang tips yang sangat banyak untuk Audrey.
"Astaga, baru aja gue ngerasain gimana nikmatnya Mahesa. Eh ternyata cuma sekejap aja, nasib-nasib". Gerutu Audrey kesal karena untuk kesekian kalinya ia gagal tidur bersama Mahesa, tak lama kemudian Troy datang menghampirinya. Karena masih di selimuti gairah yang begitu bergejolak tanpa pikir panjang Audrey langsung menghampiri Troy dan mencumbunya dengan liar.