Chereads / UNWANTED WIFE : BUKAN ISTRI PILIHAN / Chapter 2 - Bab 2 - Bisnis Baru Anoko Corp

Chapter 2 - Bab 2 - Bisnis Baru Anoko Corp

*Ruang Rapat*

"Kami akan mengambil alih 100% saham PT. Easymart Indonesia dengan pembiayaan senilai 750 juta dolar AS. Pada Senin, 23 Agustus 2020 telah di tanda tangani pembelian saham dengan Easymart Jerman untuk membeli sisa 60% PT Easymart Indonesia."

"Dan PT. Anoko Retail Indonesia masih di beri hak 5 tahun untuk menggunakan merek Easymart dan rencana ke depan kami akan menggunakan Double Brand yaitu Anoko Easymart."

"Berdasarkan data Anoko Corp, PT Easymart Indonesia saat ini menguasai 40% pasar ritel di segmen hypermarket dan supermarket dengan jaringan operasional terdiri dari 85 gerai atau pusat perdagangan di 28 kota di Indonesia dengan jumlah karyawan 28.000 orang. Anoko retail mengakuisisi 40% saham PT. Easymart Indonesia pada 23 Agustus 2019 dan penjualannya melampaui 1,3 milliar dollar AS pada 2020."

Mahesa tersenyum sumringah mendengar penjelasan dari salah satu anggota komisaris perusahaan. Ia merasa bangga atas pencapaian yang di raih oleh Anoko Corporation selama masa jabatannya.

"Apa ada yang ingin di tanyakan?" ujar sang komisaris.

Mahesa segera menyalakan microphone nya, dan meminta anggota komisaris untuk segera mengakuisisi perjanjian tersebut.

"Kerja bagus Troy, segera akuisisi saham tersebut" gumam Mahesa dan langsung beranjak dari ruang rapat.

Semua peserta rapat langsung beranjak dari duduknya dan segera membungkukkan badannya untuk menghormati atasannya. Mahesa segera kembali ke ruangannya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa.

"Anda terlihat sangat lelah sekali pak, mau saya buatkan sesuatu?" tanya Sabrina.

Mahesa menghela nafasnya dan segera beranjak dari tidurnya. "Aku minta tolong di buatkan spagetti carbonara dan juga jus buah naga, jangan lupa—jangan lupa susu segar hangat di tambah dengan setetes madu" Sabrina memotong ucapan Mahesa.

Mahesa terbelalak dan langsung menyodorkan 2 jempol untuk Sabrina. "Perfect! Kamu memang sekretaris ku yang paling pintar"

Sabrina tersenyum sambil sedikit membungkukkan tubuhnya. "Tentu saja saya paling pintar, jika saya tidak pintar mungkin saya tidak akan bisa berada di sini pak" ujar Sabrina yang langsung beranjak dari hadapan Mahesa.

Mahesa segera kembali ke kursinya untuk memeriksa berkas-berkas yang harus ia tanda tangani hari ini. Mahesa menopang dagunya dengan kedua tangannya, ia merasa puas dengan hasil rapatnya hari ini. Mahesa tidak akan menyianyiakan kesempatan ini agar ia menjadi pewaris tunggal Anoko Corporation.

Tak lama kemudian Sabrina datang dengan membawa nampan yang berisi makan siangnya hari ini. Dengan cekatan, Sabrina meletakkan beberapa makanan pesanan bosnya di atas meja.

"Spaghetti carbonara dan susu segar dengan sedikit tetesan madu siap untuk di nikmati, jangan lupa untuk menghabiskan—2 gelas air mineral agar tidak terjadi dehidrasi" Mahesa memotong ucapan Sabrina dan hal itu membuat Sabrina tersipu malu di buatnya.

"Anda membuat saya malu pak"

Mahesa mengernyitkan dahinya. "Kenapa?" tanya Mahesa bingung.

"Sepertinya kata-kata yang saya ucapkan sudah terlalu sering di gunakan, pasti bapak sudah sangat bosan mendengarnya"

Mahesa tertawa kecil. "Tidak, justru saya merasa beruntung. Karena kamu tidak bosan-bosannya mengingatkan saya untuk minum air putih" gumam Mahesa yang segera meraih sumpitnya.

Sabrina tersenyum ketika melihat Mahesa menyantap spaghetti buatannya. Sabrina jadi teringat ketika awal ia baru menjadi sekretaris Mahesa, tak sekali Mahesa membuatnya menangis. Bahkan untuk urusan bahasa inggris, Mahesa langsung turun tangan mengajarinya. Lamunan Sabrina buyar ketika Mahesa mengetukkan sumpitnya di meja. Sabrina tersentak kaget dan langsung menanyakan kembali apa yang Mahesa butuhkan.

"Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Sabrina hati-hati.

"Tidak! Sebaiknya kamu pergi untuk makan siang sekarang. Karena setelah makan siang, saya akan mengajak kamu ke sesuatu tempat"

Sabrina mengernyitkan dahinya. "Suatu tempat?" Sabrina segera mengecek iPad nya untuk memastikan tidak ada jadwal bosnya yang terlewat.

"Maaf pak, tapi setelah makan siang kita tidak ada jadwal meeting dengan siapapun pak"

Mahesa menghela nafas sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Ya, kamu benar. Kita memang tidak ada meeting, kita akan keluar sebentar untuk mencari udara segar"

"Tapi pak, itu masih termasuk jam kerja. Kita tidak boleh mempergunakan waktu untuk hal yang tidak penting" ujar Sabrina.

Mahesa tersenyum. "Iya, saya mengerti! Tapi kita keluar tidak untuk membuang waktu begitu saja" gumam Mahesa.

Sabrina membungkukkan tubuhnya. "Baik pak! Kalau begitu saya permisi dulu untuk makan siang"

Mahesa menganggukkan kepalanya dan kembali melanjutkan makan siangnya. Ia sudah tidak sabar ingin mengajak Sabrina mengunjungi tempat yang menurutnya sangat romantis. Mahesa sengaja membuatkan surprise untuk Sabrina sebagai bentuk apresiasi nya yang telah bekerja keras dan membantunya dalam menjalankan perusahaan ini.

***

Sabrina segera kembali ke meja kerjanya, ia segera membuka kotak bekal yang sudah ia siapkan sejak pagi. Sabrina senang karena hari ini ia bisa makan siang dengan tepat waktu. Karena biasanya, Sabrina sering terlambat makan siang karena padatnya jadwal meeting atasannya.

Sabrina membuka kotak bekalnya yang baru saja ia masukkan ke dalam microwave, ia membuka kotak makan tersebut dengan hati-hati karena masih terasa panas. Sabrina menghirup aroma udang asam manis pedas buatannya, dan juga beberapa sayuran rebus dan juga sekotak nasi merah. Maklum pekerjaannya sebagai sekretaris pribadi menuntutnya memiliki tubuh yang proporsional agar ia cekatan mengerjakan beberapa pekerjaan yang sangat padat setiap harinya.

Sabrina memulai makan siangnya, sementara Mahesa memperhatikan Sabrina dari dalam ruangannya. Sabrina terlihat sangat manis ketika sedang makan. Di sela-sela aktivitas makan siangnya, Sabrina masih saja makan sambil mengerjakan beberapa laporan untuk meeting besok. Sementara Mahesa yang melihat hal tersebut langsung meneleponnya dan memperingatkan Sabrina agar menyelesaikan makan nya terlebih dahulu tanpa di bebani oleh laporan perusahaan yang akan menghilangkan nafsu makannya.

Kring.. Kring..

Telepon di meja kerja Sabrina berdering, Sabrina segera meraih gagang telepon tersebut dan menjawab panggilan dari Mahesa.

"Halo"

"Tolong kamu fokus untuk makan dan jangan sambil bekerja, kamu tidak boleh egois dengan tubuhmu. Biarkan tubuhmu menikmati makanannya tanpa di bebani oleh beban pekerjaan."

Sabrina tersentak kaget mendengar ucapan atasannya, bagaimana bisa seorang bos seperti Mahesa memperhatikannya sejauh ini.

"Ah, iya baik pak! Maafkan saya"

Tut.. Tut.. Tut..

Sambungan teleponnya terputus, Sabrina tersenyum dan kembali meletakkan gagang teleponnya. Ia segera melihat ke arah jendela ruangan Mahesa, Sabrina tersenyum manis ketika Mahesa melempar senyumannya dari dalam ruangan. Sabrina kembali menikmati makan siangnya sambil memutar drama korea kesukaannya.

Sejak Sabrina bekerja di perusahaan Anoko Corporation, kehidupannya sangat berubah drastis. Di tambah lagi ia mendapat akses wifi dengan kecepatan yang bisa mendownload drama korea kesukaannya hanya dalam waktu 3 menit. Tak lama kemudian ponsel Sabrina bergetar, notifikasi pesan singkat dari sang ibu langsung mengalihkan pandangannya. Sabrina segera membuka pesan tersebut dan membacanya.

"Sabrina, kapan kamu pulang? Ayah mu sedang sakit keras sekarang, dokter puskesmas meminta ibu untuk membawa ayah ke rumah sakit. Namun ibu tidak punya uang, uang yang kamu kirim bulan ini sudah habis terpakai untuk biaya berobat ayahmu"

Sabrina terbelalak membaca pesan singkat tersebut, Sabrina segera membalas pesan sang ibu dan meminta sang ibu untuk membawanya ke rumah sakit. Sabrina sangat cemas dan ingin sekali pulang ke rumah, namun pekerjaannya yang sangat padat menuntutnya untuk tetap berada di sini.

"Bu, sebaiknya cepat ibu bawa ayah ke rumah sakit, sebentar lagi aku akan kirimkan uang untuk ibu"

Message Delivered.