Chereads / Arla (Awal Akhir Hidup Sekolahku) / Chapter 3 - Permulaan Hari Terburuk (3)

Chapter 3 - Permulaan Hari Terburuk (3)

Menjelang istirahat Aku malas-malasan dengan partnerku yaitu meja dan bangku, merebahkan seluruh jiwaku dan perlahan tenang dalam keramaian ini. Aku merasa tidak bisa tidur dalam keramaian ini, jadi aku memutuskan untuk membaca ulang buku tua ku.

Kelas yang ramai, dengan situasi seperti ini aku tidak akan menjadi perhatian siapapun. Sembari menunggu bel istirahat yang akan berbunyi sekitar 30 menit lagi aku membaca buku, sebuah buku sastra kuno yang katanya hanya ada 12 di Indonesia. Di keramaian itu aku menemukan ketenangan dengan membaca buku itu, belum 3 lembar halaman aku baca tiba-tiba ada yang memanggilku dari belakang.

"Maaf, Bukannya itu buku sastra kuno ya?" Ucap Yara perempuan yang duduk di belakangku.

"Iya, tapi ini hanya salinan nya."

"Oh, maaf mengganggu, terimakasih." Dia kembali duduk setelah melihat buku sastra ini.

Jarang sekali orang yang mengetahui buku ini, bahkan di antara para pembaca sastra kuno hanya sedikit diantaranya yang mengetahui buku ini. sepertinya Ia juga punya koleksi buku-buku kuno di rumahnya.

Hampir 10 menit menjelang Bel istirahat, tiba-tiba ada seorang guru masuk, guru itu adalah guru urak-urakan yang tadi berbicara tentang kenyataan sekolah ini di aula.

"Halo-halo semuanya nama saya Adnan putih abu-abu dan kali ini saya akan menjadi wali kelas kalian selama 1 tahun mungkin. Maaf-maaf saya telat, tapi hari ini kalian bebas dan saya hanya akan memilih ketua kelas dan lainya disini, tidak dengan cara pemilihan atau vote tapi menurut saya sendiri." Ucap pria bertubuh sedang dan tinggi yang memakai jas putih panjang, kemeja pink, dan celana hitam.

"Tapi pak-" ucap Ririri yang ingin mengemukakan pendapatnya.

"Ok diam, saya tau kalian pasti marah setelah mendengar ide saya tentang kelas ini, tapi tunggu dulu dan lihat!" pak putih menunjuk kamera pengawas dipojok ruangan dengan semangat.

"I-itu kan." Ucap anata salman dengan suara imutnya.

"Ya benar, bapak sudah mengawasi kalian selama satu jam, dan hasilnya akan Bapak tulis di papan tulis." Setelah mendengar ucapan itu seluruh murid di kelas diam dan memperhatikan Pak putih yang sedang menulis urutan-urutan pengurus kelas, kira-kira seperti ini urutannya:

Ketua kelas: Hika Ruru

Wakil ketua kelas: Bizard De Mish

Sekretaris: Wildan Amash, dan Naras Adana

Bendahara: Nadla Yara Nainun, Nobu Nana

Seksi keamanan: Dijaya Ganda, Lali Giyana

Seksi kedisiplinan: Roy iman dan Anata salman

Sistem yang simple dan mudah bagi kami dengan kelas kapasitas 30 siswa. Tapi ini sebuah kebetulan atau disengaja, orang yang aku perkirakan akan berpengaruh malah hampir seluruhnya dijadikan pengurus kelas ini, guru ini sepertinya menyeramkan.

"Ya, ada yang tidak setuju? Silahkan berpendapat." Pak Abu yang setelah Menulis langsung menggebrak papan tulis dengan tangannya.

"Saya pak!" ucap Bizard dengan semangat seraya mengacungkan tangan nya.

"Ya silahkan kan, tapi setelah menunggu performa mereka selama seminggu, baru kau boleh mengeluh padaku." Ucap pak putih yang tersenyum tepat dihadapan Bizard yang langsung diam.

Selama beberapa menit berlalu tanpa suara Setelah Pak putih mengatakan itu.

Bel pun berbunyi seperti yang kukira pada waktunya. Sebelum 5 detik bel Pak putih meninggalkan kelas dengan berucap " Oke semoga menyenangkan." Setelah itu aku mengerti kharisma pak putih yang unik.

Setelah mendengar bel, seluruh isi kelas pun bubar seketika keluar dari kelas yang suasananya berubah karena sosok pak Putih.

Sebaiknya aku ke kantin dan mencari makanan rendah lemak untuk dimakan di kelas ini Seraya membaca buku. Mencari waktu yang tepat untuk ke kantin supaya aku tidak jadi perhatian seseorang, cara mudah adalah dengan mengikuti orang yang di depan atau dengan cara berkelompok tapi kau tidak satu kelompok dengannya.

Perlahan dengan muka malas aku berjalan di lorong ini, suasana yang ramai bagiku untuk orang yang jarang keluar rumah. Setelah sampai di depan kantin, suasananya benar-benar sesak dan sangat ramai, tanpa pikir panjang aku langsung berbalik menuju kelas kembali.

Sepertinya aku terlalu banyak bergerak, membuang energi seperti ini percuma. Saat aku kembali aku bertemu 2 orang yang duduk di depan dan samping ku, mereka berdua adalah Roy Iman dan Awan Amid.

"Mas Arla ya?" Ucap lembut Roy.

"Iya."

"Mau kemana mas?"

"Tadinya mau kekantin tapi suasana nya ramai sekali." ucapku yang berusaha melembutkan suara datarku seperti Roy.

"Sekalian sama saya aja mas kekantinnya, Nanti saya bantu buat beliin makanan nya." Roy yang mengajakku membuat ku ragu dengan suasana ramai itu.

"Ok, maaf merepotkan."

"Enggak kok mas. Saya cuma mau kenal mas Arla aja." Ucap Roy dengan logat desa yang lembut.

"Aku juga."

"Makasih mas. Oh iya ini teman saya juga, Awan."

"Awan Amid, salam kenal."

"Arla, salam kenal."

"Mari kekantin." Roy yang mendorong kami lalu merangkul kami dengan hangat.

Pendekatan yang mudah, individu antara individu. Bahkan aku sudah mendapatkan 2 teman di awal pertama masuk sekolah, Roy dan Awan. Mereka berdua sepertinya orang baik Apa lagi Roy orang yang dulunya mungkin tinggal di desa yang bertutur kata sopan dan lembut. Awan, Pria monoton biasa yang bisa ditemukan di manapun, orang-orang normies atau yang mengikuti lajur trend seperti Awan adalah teman yang cocok untuk menghilangkan hawa keberadaan ku.

Setelah semuanya selesai, kami kembali ke kelas dengan membawa bungkusan masing-masing yang telah dibeli masing-masing.

Kembali kekelas tak ada yang berubah, kami hanya menyatukan tempat duduk dan makan bersama.

Informasi yang kudapatkan dari dua orang yang sekarang bisa disebut temanku setelah berbincang satu sama lain hampir sesuai perkiraan, Roy yang ternyata benar lulusan pesantren selama 6 tahun dan Awan yang tadinya juga lulusan pesantren tapi hanya satu tahun dan melanjutkan kesekolah umum yang berada dekat dirumah nya. Alasan mengapa Roy dan Awan saling mengenal adalah karena mereka tetangga.

Yah, memang sebuah ikatan penting dalam lingkungan sekolah seperti ini. Biasanya hanya bertahan satu bulan atau lebih untuk teman yang hanya membutuhkan dan bahkan mungkin bertahun-tahun untuk teman yang ingin menjaga ikatan ini, tapi aku tidak akan tahu dan tidak akan menyangkal masa depan ikatan ini.

Bel masuk pun datang menggema seperti saat lalu. Pak Abu ( panggilan yang bagus menurutku, karena rambutnya terlihat abu-abu) datang kembali dihadapan kami sembari tersenyum.

"Mungkin sudah dijelaskan tentang rangking sekolah, tapi jika ada yang ingin mengetahui nya lebih lagi, kalian bisa hubungi bapak di social media atau langsung datang ke ruangan bapak." ucap pak Abu seraya memainkan spidol ditanganya.

"Baik pak, tapi untuk yang lainya tentang pelajaran kapan akan diberikan ya?" Ucap Hika ketua kelas yang seperti nya ingin mendapat pengaruh dari seluruh kelas.

"Tenang-tenang, bapak akan memberikan jadwal dan informasi yang ingin kalian tanyakan kok." Pak Abu yang setelah itu menulis kan jadwal pelajaran.

Jadwal umum seperti biasa, hari sabtu dan minggu libur dan pelajaran yang ada disetiap sekolah pun ada dijadwal. Tapi yang paling aku ingin tahu adalah tentang peraturan sekolah ini, ketat atau bebas, karena hal itu bisa mempengaruhi lingkungan sekolah. Baik buruknya sikap siswa mungkin tak terlalu bergantung pada peraturan, tapi peraturan itu bisa mengekang sikap buruk mereka selama disekolah.

Sebenarnya aku ingin sekolah dengan ketenangan dan keramaian yang seimbang, tapi mewujudkannya mungkin butuh waktu, dengan kekerasan maupun kelembutan.

"Ya! Silahkan ditulis jadwalnya, setelah ini kalian bebas bertanya tentang sekolah." Pak abu yang terlihat kelelahan duduk dimejanya.

Belum beberapa detik setelah pak Abu duduk, ada yang mengancungkan tangannya.

"Sa-saya mau nanya pak." Ucap Nana, perempuan imut pendek yang tak aku kira akan bertanya.

"Ya ada apa, dek imut?" Goda pak Abu.

"Untuk peraturan sekolah apakah tidak diberitahu pak?" Nana dengan semangat mengatakan itu, pertanyaan yang banyak orang ingin tanyakan langsung ia ucapkan.

"Oh, tenang-tenang, bapak akan bacakan. Semua sudah?"

"Sudaaaah pak." seluruh murid mengatakanya kecuali aku dan mungkin beberapa orang lainnya.

"Ok bagus, mari dengarkan dengan seksama. Ingat, peraturan sekolah ada yang langsung bisa mengeluarkanmu dari sekolah tanpa terkecuali, dan ada juga yang menggunakan sistem poin.

Pak Abu yang membacakan sekitar 32 peraturan dengan malas itu hanya mengeraskan suaranya pada peraturan yang penting-penting saja. Peraturan penting yang aku dapatkan ada 6 dan lainnya hanya peraturan biasa yang ada disetiap sekolah. Begini 6 peraturan itu:

1. Siswa/i akan diberikan kartu data diri untuk mengakses berbagai fitur sekolah, seperti poin, dan lainnya. Kalian wajib mengunduh aplikasi sekolah untuk keperluan kalian pribadi dan sekolah. terdapat kode QR di kartu data kalian, scan kode tersebut dengan aplikasi sekolah lalu masukan kata sandi sesuai yang kalian inginkan. Perlu diingat, sekolah mempunyai hak penuh tentang data kalian, sekolah bisa memblokir akun sekolah sewaktu-waktu jika melanggar ketentuan tertentu.

2. Peraturan tentang Rangking sekolah, jika kau mendapat rangking sekolah di urutan 1-10, kau akan mendapatkan poin Ranking sesuai rangking mu, untuk rangking 1 akan diberikan 100 poin dan dibawah rangking 1 akan dikurangi 10% setiap rangking dibawahnya, dikelas 1 maupun dikelas 3 pada pengumuman selanjutnya. Poin itu bisa kau tukarkan dengan apapun disekolah ini sesuai ketentuan.

3. Sekolah ini memberikan yang namanya poin sekolah, ada dua jenis poin disini, ada poin plus + dan ada poin - negatif, ingat poin ini bukan poin rangking. Poin plus ini bisa kalian dapatkan dari prestasi atau poin bulanan kelas kalian, dan poin negatif adalah poin yang kalian dapatkan karena melanggar peraturan sekolah.

4. Kalian hanya akan diberikan 100+ untuk permulaan. Data tentang poin, nilai, dan lainnya yang berkaitan tentang sekolah atau informasi bisa kalian temukan di aplikasi sekolah yang disediakan oleh sekolah, tidak bisa kalian dapatkan diplatform lain.

5. Poin plus bisa kalian tukarkan dengan hal-hal yang berkaitan tentang sekolah, misalnya peralatan sekolah, spp, dan lain lain selama berkaitan tentang sekolah sesuai ketentuan. Untuk poin negatif, adalah poin yang bisa mengeluarkan kalian dari sekolah ini, dengan membuat poin negatif mencapai -100 kalian bisa langsung dikeluarkan dari sekolah.

6. Untuk Poin rangking adalah poin yang bisa ditukarkan langsung dengan uang secara tunai maupun saldo. Untuk poin rangking dibagi dua, poin berbintang adalah poin apresiasi dari sekolah yang tidak bisa ditukarkan dengan apapun tapi diakhir kelulusan bisa ditukarkan sesuai ketentuan, dan poin ranking biasa adalah poin yang satu poinya sama dengan 1 juta rupiah dan meningkat sesuai kelasnya. Untuk detail bisa kalian dapatkan di aplikasi sekolah.

7. Ada juga situasi saat para murid mendapat pengecualian terhadap pengeluaran dari sekolah, misalnya karena prestasi, mereka akan ditangguhkan sementara dengan diberi label mode  MERAH.

Para murid yang mendapatkan label MERAH dapat menarik kembali surat pengeluaran mereka, dengan cara mengumpulkan 1 juta poin plus+ sekolah.

Dan sisanya rata-rata mengenai peraturan sanksi yang akan memberikan hukuman kepada murid,  salah satunya dengan memberikan poin negatif.

Hanya informasi tentang poin yang menarik menurut ku, yang lainya hanya peraturan sekolah umum. Dengan poin murid disekolah ini bahkan bisa kaya dengan cara mengandalkan otaknya. Untukku sendiri aku hanya ingin tidak terlalu menarik perhatian, jadi aku akan mengambil rata-rata dengan angka 5 secara keseluruhan tentang rangking disistem sekolah ini.

Setelah selesai membaca peraturan pak Abu terlihat kelelahan, dengan napas ngos-ngosan ia bangun.

"Hari ini segini dulu, bapak capek. Tunggu bell setelah itu kalian boleh pulang." pak Abu pun berjalan sempoyongan keluar kelas dan wajah murid seisi kelas terlihat keheranan saat itu.

Setelah pak Abu keluar, beberapa murid ada yang kaget setelah mendengar peraturan sekolah dan ada juga yang kelihatan bersemangat seperti Roy dan Awan yang duduk di depan dan disebelahku, ada juga yang kelihatan sombong seperti ini sangat mudah baginya, bahkan ada yang ketakutan tentang peraturan ini dan ada juga yang tidak peduli.

Yah sepertinya peraturan seperti ini akan dengan mudah mempengaruhi lingkungan sekolah dengan cepat, tidak dengan kekerasan ataupun kelembutan tapi dengan pencapaian. Mungkin permulaan hari terburuk ini tidak begitu buruk.