"Putuskan hubungan bisnismu dengan dia, atau aku akan mengambil paksa hak asuh Casey."
"..Apa-apaan ucapanmu itu?!"
Simon bukannya tak mengerti maksud ucapan mantan Istrinya barusan. Ia lelaki dewasa, waras, dengan status pemilik perusahaan. Mana mungkin harus mendengar pertanyaan ulangan hanya untuk mendapat maksud mendasar. Ia tak terlalu bodoh, apalagi permintaan tak masuk akal itu tak sebanding dengan apa yang akan dia dapat.
Memutus hubungan bisnis? Yang benar saja!
"Sayang~ Ayah akan berikan apa saja, asal bukan seperti ini caranya~" Simon berusaha membujuk Casey. Bagaimanapun dia belum siap kehilangan anak satu-satu, atau lebih tepatnya tak ingin kalah dari wanita ular bergaun merah di hadapannya.
"Tumben sekali kau memanggilku begitu."
Bagai buah jatuh tak jauh dari pohonnya, tatapan Casey sama persis dengan tatapan sang ibu. Tajam menusuk, seperti sosok pemangsa sesungguhnya.
"Kau dengar sendiri kan? Apa tidak malu mendengar anakmu sendiri berkata begitu?"