'PLAK!'
Eugene -pria yang tertampar- hanya diam, ia tahu jika itu balasan yang akan diterimanya.
Casey menatap nyalang, bibirnya bergetar, banyak kata tertahan di lidahnya, sulit untuk dikeluarkan meski dia sangat ingin. Kalimat umpatan, makian, cercaan, apapun itu yang bisa mendeskripsikan betapa ia sangat membenci tindakan pria bodoh ini. Percuma juga nilai bagus, piagam bertumpuk, jika akhirnya tetap saja bodoh dan bertindak seenaknya. "Ini untuk Michelle."
Rasa panas menjalar di seluruh permukaan kulit pipi, membuatnya merah padam. Perih, tapi tak sesakit apa yang Michelle rasakan waktu itu. Eugene sadar, jika dirinya hanya membawa mimpi buruk. Marah-marah seperti orang kesetanan, melimpahkan emosinya dengan cara yang salah. Sekedar tamparan bahkan tak cukup untuk menghukum kesalahannya.
"Kau tak pantas untuknya."
Eugene masih diam, bibirnya mengatup rapat, seolah ada lem super lengket yang merekatkan mulutnya.