Selesai menenggak minumnya, Casey memulai kembali ceritanya yang sempat terpotong.
"Setelah mendengar nasihat dari pemimpin regu, bukannya mengiyakan, Eugene malah bilang 'Halah~' seolah-olah meremehkan peringatan tadi. Dia lalu mulai berjalan menjauhi anggota regunya, tak terlalu jauh memang, tapi tetap saja keadaan disekitarnya jauh lebih gelap daripada saat berada disekitar api unggun. Salah seorang anggota regu, yang lagi-lagi aku lupa namanya.."
"Pakai saja nama Aiden," Eugene memberi saran dengan semangat menunjuk ke arah pemuda di sebelahnya.
"HEY!" Aiden berseru tak terima. "Kenapa harus pakai namaku?!"
"Boleh juga begitu, nah si Aiden ini-"
"Eh, eh, aku belum bilang kalau setuju!" Aiden menyela kalimat Casey, menghalangi gadis itu memakai namanya.
"Aku tidak butuh ijin mu," sahut Casey acuh, bahkan jika Aiden merengek terguling-guling pun tak akan ia pedulikan.
Aiden merengut, sedangkan Eugene tak henti tertawa sembari memegangi perutnya yang mulai sakit.