Meriah.
Satu kata yang terlintas dalam benak Steven kala memasuki ruang demi ruang. Pernak pernik khas Natal seperti lonceng, pita berwarna emas, pita berenda warna hijau, menjadi pemandangan yang cukup wajar.
Suara yang saling bersahut, kadang mengobrol, kadang terdengar adu argumen. Ramai dan juga hangat. Steven tidak bisa tidak tersenyum saat digiring masuk oleh wanita paruh baya, ibu dari Eugene.
"Kau tampan sekali dan terlihat lebih muda, apa kau adik kelas dia?" tanya Nyonya Ahn. Steven belum tahu nama wanita itu, maka ia memanggilnya Nyonya Ahn dulu. "Kau tinggal dimana Nak? apa kau kesini sendirian? tak diantar siapapun?"
"A... itu.."
"Iya, dia adik kelasku. Dan berhenti membrondonginya pertanyaan, itu malah membuat Steven tidak nyaman," sergah Eugene, menarik lelaki yang lebih muda mendekat padanya.
"Wah.. jadi namanya Steven. Cocok sekali dengan wajah tampannya~"
"Ma.. sepertinya aku mencium bau gosong."
"AYAMKUU~"