"Apa sudah selesai Ma ?" pemuda tinggi dengan celemek berwarna pink polkadot mengintip penggorengan dari balik punggung sang ibu.
"Kau bilang ingin belajar, tapi kenapa hanya melihat saja" gerutu Lily yang kini sibuk mencampur bumbu-bumbu untuk membuat nasi goreng.
Pagi buta ia dibangunkan oleh anak kurang ajarnya yang ia sayangi. Lily tak bisa marah begitu mendengar alasan Eugene membangunkannya dengan sangat tak sopan. Apalagi jika bukan menggedor pintu kamarnya dengan sangat tak berperi kepintuan. Benar-benar kurang ajar. Sayangnya Lily tetap tak bisa marah.
Toh Eugene bukan membangunkannya karena mengompol. Seperti saat pemuda itu kecil.
Belajar memasak untuk bekal menjenguk Michelle menjadi kegiatan mereka selanjutnya. Walau sebenarnya kata belajar tak cocok untuk mendeskripsikan apa yang sedang mereka lakukan di dapur.