Eugene mengelus punggung nya yang menjadi sasaran tabokan Michelle. Tangan gadis itu terbuat dari besi sepertinya sakit sekali. Tapi Eugene tak mungkin meringis dan mengadu kesakitan dihadapan gadis itu. Ia bisa mati karena malu.
"Kenapa kau bersembunyi ?" Tanya Michelle. Penasaran juga dengan tingkah laku Eugene. Apa yang membuat pemuda tak tahu malu itu bersembunyi.
"Itu ibuku.."
"Ah, kenapa kau tak menyapa mereka tadi. Ayahmu juga orang yang humoris" ujar Michelle.
Eugene meringis. Ayahnya bukan seorang yang humoris. Bisa di bilang candaan yang selalu di keluarkan terkesan garing. "Itu bukan Ayahku" jawab Eugene. Suaranya begitu tipis. Nyaris tak terdengar. Beruntunglah keadaan didalam sini sepi.
"Bukan Ayah mu?—ah maaf" Michelle tahu obrolan ini terdengar sensitif. "Apa itu yang membuatmu murung akhir-akhir ini ?" Michelle bukan cenayang. Gadis itu memang di berkahi dengan kepekaan yang luar biasa. Atau mungkin wajah Eugene begitu mudah di tebak.