Eugene menatap tajam Aiden yang balas menatapnya tanpa ekspresi. Seakan mengatakan bahwa ia telah kalah telak.
"Sana pulang" usir Michelle. Sepertinya gadis itu peka akan ketidaksukaan masing-masing pemuda di depannya.
"Adios~ permaisuri ku~" Aiden berlalu seraya melambai genit. Cukup membuat Eugene menahan mati-matian agar tak menendang wajah itu.
"Sudah jangan melihatnya terus"
Eugene menurut dan menatap jalan saja. Hening cukup lama. Antara ingin bertanya namun terkesan lancang.
"Aku menolak Aiden yang ingin mengantarku tadi" Michelle buka mulut lebih dulu. Seakan bisa membaca isi pikiran Eugene.
"Kenapa ?"
"Kau kan tidak suka" walau terkesan datar nyaris tak ada emosi di dalamnya. Eugene kalap di buat gugup. Pemuda itu terbatuk sekali.
"Ya, apa hubungannya. Jika Aiden ingin bersamamu—"
Michelle tiba-tiba menghentikan langkah. Eugene jadi ikutan berhenti dan menatap kebingungan.
"Aiden bersama ku karena satu alasan. Cukup spesial memang sih—"