Bau terapi memenuhi seluruh ruangan. Terdengar bunyi dari mesin pendeteksi detak, samar. 'ini... Di rumah sakit ?' Eugene sudah sadar namun tubuhnya entah kenapa terasa berat. Seperti ada sesuatu yang merekatkan tubuhnya.
'tolong... Sadarlah' sekuat apapun Eugene berusaha ia tetap tak bisa menggerakkan tubuhnya. Bahkan satu ujung jari sekalipun.
'suaraku kenapa tak keluar ?' Eugene berteriak frustasi namun suara sama sekali tak keluar. Kelopak matanya seperti di lem, sangat berat.
"Hiks.. hiks..."
Suara tangis itu, Eugene tertegun sesaat karena ia mendengar dari jarak yang sangat dekat. Seseorang tengah berada di sebelahnya. 'Mama ... ?' tak salah lagi itu adalah suara Lily. Ibunya sedang menangisinya disini.
Eugene tak dapat menahan rasa tangisnya. Ia sangat sedih saat ini karena tak bisa menghapus air mata ibunya. Rasa bersalah atas segala rasa tak hormatnya dulu.
'ayoo bergerak lah tubuh..."