Agustus 2016...
Tiba-tiba Ruhul mengabari akan segera mengadakan pesta pernikahan pada bulan Oktober dengan laki-laki yang baru dipacarinya setahun belakangan ini, Rommy Himawan.
Hubungan Ruhul dengan Indra, sahabat sekaligus mantan pacarnya berakhir 2 tahun yang lalu setelah 6 tahun menjalin hubungan.
Kedua keluarga menyayangkan keputusan itu, karena hubungan mereka mendapat restu dari semua orang; ibu Indra bahkan sangat menyukai Ruhul begitu juga dengan adiknya.
Ruhul memutuskan hubungannya dengan Indra karena satu kata kasar yang diterimanya. Selain itu, perbedaan prinsip mereka terlalu besar. Ruhul ingin Indra menyelesaikan pendidikannya, tapi Indra lebih memilih fokus pada band-nya dan mengabaikan kuliah.
Begitulah hubungan mereka berakhir.
Begitulah satu per satu jarak terbentuk antara anggota Bro-Sis.
🍁🍁🍁
"Babes, besok aku libur, ke rumah lah, bantu-bantu persiapan nikahan aku", tulis Ruhul lalu mengirimnya ke group chat mereka berempat.
"Ok babe", balas Aliyah.
"Ra, jemput aku ya", tulisnya lagi.
"Ok, babe", balas Nura.
"Maaf babe, aku gak bisa, aku masih di Manado untuk perform", balas Nadira.
"Iya, gak apa babe. Sukses ya untuk tim tarinya", balas Ruhul.
Nadira sudah berbakat dalam seni sejak kecil, bahkan ia pernah menjadi penyanyi cilik yang berkolaborasi dengan Rafli, penyanyi terkenal Aceh. Dira juga kerap tampil di TVRI Aceh atau Aceh TV.
Setelah kuliah, Dira bergabung dengan sanggar tari professional dan pernah mewakili Aceh dan Indonesia di kancah nasional dan international.
Dira semakin fokus mengikuti sanggar tari setelah mengalami pengkhiatan besar dari mantannya, Rezky, yang baru-baru ini menikahi wanita lain; wanita yang sejak awal mengincar kekasihnya.
🍁🍁🍁
Keesokan Harinya..
Nura dan Aliyah pergi ke rumah Ruhul dan menginap di sana. Saat mereka datang, Ruhul sedang memasang wallpaper kamarnya dan sibuk berbenah.
"Ngapain babe, calon pengantin kok masih manjat tangga gitu babe?", tanya Nura yang melihat Ruhul tengah sibuk dengan dinding kamarnya.
"Malas aku, mereka kerjanya lama, mending aku pasang sendiri aja", jawab Ruhul.
"Aduh babe, turun, turun, cepat turun. Ada-ada aja ni calon darabaro. Minggu depan mau nikah, masih mau manjat-manjat", komando Aliyah dengan gesture tangan.
Ruhul menuruni satu per satu anak tangga, dan menyambut kedua sahabatnya.
🍁🍁🍁
Ruhul banyak mengeluhkan rumitnya proses persiapan menikah. Mulai dari mengurus administrasi yang ribet, urus gedung, make up, makanan, undangan, bingkisan, suntik vaksin dan semua pernak-pernik lainnya yang harus dipreteli satu per satu.
"Babe, gimana tangannya udah sembuh?", tanya Aliyah yang sempat bertemu dengan Ruhul sehari setelah Ruhul melakukan suntik vaksin.
"Udah ni, kemarin itu sakit mati rasanya, sakit banget. Ke kantor aja aku diantar, gak sanggup pergi sendiri", jelas Ruhul.
"Kenapa tangan Ruhul memang?", tanya Nura penasaran.
🍁🍁🍁
Beberapa waktu yang lalu, Aliyah menemani Ruhul untuk booking make up dan fitting baju akad..
"Babe, lengan aku sakit banget", keluhnya beberapa waktu yang lalu.
"Kenapa, jatuh?", tanya Aliyah.
"Bukan, aku baru disuntik vaksin", jawab Ruhul.
"Kalau mau nikah, katanya wajib suntik vaksin anti tetanus", lanjutnya memberi penjelasan.
"Oh, gak mau nikah lah aku kalau harus disuntik-suntik", jawab Aliyah sponstan.
🍁🍁🍁
Ruhul keluar dari kamarnya menuju living room yang diikuti oleh kedua sahabatnya.
"Ini babe kerjaan aku kalau malam, makanya gak sempat balas chat siapapun", tunjuk Aliyah yang tingah berbenah memasang pita pada souvenir pernikahannya.
"Wow, luar biasa ya babe ribetnya", ucap Nura.
"Ruhul kerjain semua ini sendiri?", tanya Nura lagi.
"Iya babe, semua aku kerjain sendiri. Keluarga aku semua sibuk, terpaksa aku buat semuanya sendiri", jawab Ruhul.
Nura dan Aliyah kemudian turun tangan membantu pekerjaan Ruhul, mereka bekerja hingga pukul 10 malam. Sebenarnya, pekerjaannya belum selesai, hanya saja sejak tadi ibu Ruhul menyuruh mereka berhenti dan makan malam dulu.
Setelah dimarahi berkali-kali, mereka akhirnya meninggalkan pekerjaan itu dan makan malam.
🍁🍁🍁
Usai makan malam, mereka masih melanjutkan memasang pita pada beberapa souvenir yang masih tersisa.
"Ah, akhirnya selesai juga", ucap Ruhul yang hanya ditertawakan oleh sahabatnya.
"Perjuangan banget ya babe kalau mau nikah", ucap Nura.
"Sepertinya dia siap menyusul langkahmu", goda Aliyah.
Malam panjang itu tidak benar-benar berakhir, ketiganya mengobrol hingga menjelang pagi di atas tempat tidur.
"Babe, ceritalah gimana bisa tiba-tiba mutusin untuk nikah sama Rommy. Kalian kan baru banget kenalnya, terus dulu kan sempat sama Indra lama banget. Eh, tau dia babe kalau Ruhul mau nikah?", tanya Nura beruntun.
"Aku yakin sih karena karakter dia, dia baik dan bertanggungjawab banget orangnya. Kalaupun marah, dia gak pernah kasar ke aku", jawab Ruhul.
"Sebenarnya, aku belum ada niat nikah sih. Cuma tiba-tiba, Rommy datang ke rumah sama keluarganya, keluarga aku udah tau kalau Rommy mau datang ke rumah untuk lamaran, cuma aku babe yang gak tau mau dilamar. Bayangin coba, gimana perasaan aku? Pasti kaget banget kan karena Rommy memang rahasiain semuanya dari aku", jelas Ruhul.
"Malam itu, cuma aku yang bingung dan kaya anak bodoh sendirian. Mereka semua udah tau kalau keluarga Rommy bukan datang bertamu, tapi mau khitbah", lanjutnya.
"Wah, kalau aku di posisi Ruhul pasti shock jantung babe", ucap Nura.
"Aku juga babe, kaget, kaget banget. Cuma ya udahlah, akhirnya aku terima. Gak nyangka sebenarnya, aku mau nikah secepat ini", jelas Ruhul.
"Iya babe, kita masih muda banget untuk nikah, aku aja belum siap babe", jawab Nura.
"Babe, dari tadi Aliyah kok diam aja ya babe?", lanjutnya.
"Tidur kayanya dia babe", jawab Ruhul.
"Eh, babe, bangunlah. Jangan tidur, gak asik banget. Kita gak usah tidur malam ni", ucap Ruhul sambil menepuk-nepuk pundak Aliyah.
"Biarin aja babe dia tidur, kasian, jangan dibangunin", ucap Ruhul.
"Em, em, iya, aku bangun. Ngomong terus, aku dengar kok", ucap Aliyah yang masih dengan setengah kesadarannya.
Aliyah tidak penasaran dengan cerita lamaran itu karena Ruhul sudah menceritakannya ketika mereka bertemu. Dia juga tidak penasaran tentang kisah Nura dan Adit, Nura sudah menceritakan semua padanya. Dia juga orang yang pertama tahu tentang pengkhiatan yang dialami Dira. Aliyah adalah sang pendengar, yang mengerti semua konsep cinta, meski tidak pernah mengalami fase up and down yang dialami oleh orang lain.
🍁🍁🍁
"Eh babe, ceritalah sekarang lagi dekat sama siapa? Udah lama banget kita gak ketemu kan, jadinya gak update", tanya Ruhul pada Nura.
Malam itu Nura menceritakan tentang Adit padanya, meski tidak benar-benar detail tapi Ruhul mendapat gambaran besarnya.
"Ini fotonya babe", ucap Nura di akhir cerita.
"Oh, kenal aku babe. Pernah lihat di kampus, tapi aku gak tau namanya. Soalnya aku kurang bergaul di kampus, aku kupu-kupu (red:kuliah pulang kuliah pulang)", jawab Ruhul.
"Gimana orangnya babe?", tanya Nura.
" Setau aku, dia pendiam babe, gak banyak ngomong, tapi pinter. Kayanya baik sih, tapi ya diam banget orangnya", jelas Ruhul.
"Iya sih babe, dia introvert banget. Cuma kalau udah kenal banyak ngomongnya", bela Nura.
"Kalau Aliyah lagi dekat sama siapa?", tanya Ruhul.
"Itu jangan tanya babe, seumur-umur aku kenal sama dia, sekarang udah lebih 10 tahun, tapi belum pernah aku dengar dia sebut nama cowok. Kita cerita ke dia dari A-Z, dia gak pernah cerita apa-apa", timpal Nura.
"Gak mungkin kan babe, selama 23 tahun kita hidup tapi gak pernah suka sama siapa-siapa?", lanjutnya.
"Aliyah masih 22, dia setahun lebih muda dari kita, adek-adek masih", bela Ruhul.
"Kalian kenapa dulu, penasaran banget", jawab Aliyah setelah sekian lama membiarkan mereka mem-bully dirinya.
🍁🍁🍁