Aditya dan Nura masih memilih bersama setelah mengalami tiga kali putus-nyambung.
Mereka sama-sama menerima sisi baik dan buruk satu sama lain.
Sisi buruk Aditya yang suka melakukan skinship, sangat sensitif dan mudah tersinggung, keegoisannya yang terkadang menjadi-jadi, keras kepala, dan menuntut banyak hal dari kekasihnya.
Sisi baik Adit, adakalanya dia mengalah dan menjadi orang pertama yang meminta maaf. Perlakuannya yang lembut dan hampir tidak pernah memaki atau meneriakinya. Adit juga tidak merokok dan pintar.
Dengan berbagai pertimbangan itu, Nura bersedia kembali bersama laki-laki itu. Meskipun telah berjanji pada dirinya sendiri untuk lebih memperbaiki diri dan tidak lagi menjalani hubungan yang tidak dianjurkan, bernama pacaran. Tapi, ia selalu gagal karena cintanya pada Aditya terlalu besar.
Menurut Aditya, Nura adalah salah satu perempuan yang paling baik yang pernah ia temui. Nura yang selalu mencoba mengerti keegoisan, Nura yang memberikan perhatian padanya; bahkan bersedia menggunting kukunya. Nura yang tidak bosan mengingatkannya pada kebaikan dan mengingatkannya untuk tidak meninggalkan shalat. Nura yang mandiri dan selalu bisa diandalkan, Nura yang bisa diajak bicara tentang berbagai hal.
Hanya saja setiap orang memiliki celanya masing-masing, begitu juga dengan Nura yang tidak sempurna.
Menurut Aditya, Nura hidup dalam keberlimpahan sehingga tidak mengerti kesulitan orang lain, tidak tahu bagaimana sulitnya menghasilkan uang. Adit sangat tahu bahwa Nura membelanjakan uangnya seperti air.
Aditya selalu mengamati pakaian, tas, sepatu, dan jam yang dikenakan Nura saat bertemu dengannya, Nura hampir tidak pernah memakai sesuatu yang sama.
Setiap melihat foto-foto yang diunggahnya saat menghadiri pesta pernikahan kerabat atau teman-temannya, Nura selalu mengenakan sesuatu yang baru.
"Dek, tasnya baru lagi ya?", tanya Aditya suatu waktu.
"Gak, ini tas lama", jawab Nura tidak jujur.
Setelah didesak, Nura mengakui semuanya dan hal itu selalu terulang lagi.
Belum lagi ketika mereka mengunjungi tempat makan, Nura hampir selalu menyisakan lebih dari setengah makanan yang dipesannya.
Bagi Aditya, tidak masalah seberapa banyak Nura ingin memesan makanan, ia mampu membayarnya, selama Nura bersedia menghabiskan pesanannya. Tapi, Nura tidak pernah menghabiskan pesanannya, tidak pernah, dan hal itu terus berulang.
Sehingga, Adit benar-benar mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuannya bersama perempuan boros itu.
Pada akhirnya, Aditya memutuskan untuk hanya melihat sisi baiknya seperti Nura yang bisa menutup mata untuk sisi gelapnya.
Begitulah mereka pada akhirnya kembali memilih bersama.
🍁🍁🍁